SUKABUMIUPDATE.com - Tak ingin lama-lama terisolasi karena bencana longsor, warga di Desa Sirnamekar, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, melakukan kerja bakti dan bergotong royong membuat dan membuka rintisan akses jalan alternatif baru untuk menunjang mobilitas masyarakat di wilayah tersebut.
Pasalnya, akses utama berupa jalan desa mengalami rusak parah akibat terdampak longsor pada Rabu 14 Desember 2024 lalu dan tidak memungkinkan untuk diperbaiki secara mandiri. Di ruas jalan utama menuju jalan Kabupaten ruas Cikaso-Ciguyang itu pun masih ada titik yang tertimbun material longsoran sehingga diperlukan alat berat.
“Kita tidak bisa menunggu alat berat karena prioritas saat ini masih diberikan untuk perbaikan jalan provinsi dan kabupaten. Sementara jalan desa kita belum mendapat kepastian kapan bisa ditangani. Oleh karena itu, warga bersama-sama bergotong royong untuk membuat jalan baru," ujar Endang Taryana, salah satu perangkat Desa Sirnamekar kepada sukabumiupdate.com, Kamis (12/12/2024).
Baca Juga: Basarnas Hentikan Pencarian 2 Korban Longsor, Daftar Korban Jiwa Bencana Sukabumi
Menurut Endang, akses jalan alternatif baru ini diperkirakan memiliki panjang sekitar 100 meter. Proses pengerjaan melibatkan puluhan warga dan sudah berjalan selama dua hari ini. Meskipun ada beberapa warga yang tidak turut serta, ia menyebut sebagian besar masyarakat masih menunjukkan kepeduliannya terhadap pembangunan jalan ini dengan udunan memberikan donasi.
"Jalan ini merupakan satu-satunya akses keluar desa menuju wilayah Kalibunder atau Sagaranten. Saat ini, hasil kerja bakti baru memungkinkan kendaraan roda dua melintasinya. Untuk kendaraan roda empat, jalannya masih perlu diperbaiki lebih lanjut,” ungkap Endang.
Endang menuturkan, rencananya warga akan melanjutkan kerja bakti ini pada hari Selasa 17 Desember 2024 mendatang guna mempercepat penyelesaian jalan baru tersebut. Gotong royong menjadi wujud nyata solidaritas masyarakat Sirnamekar untuk mengatasi kesulitan bersama dan memastikan aktivitas warga dapat kembali berjalan normal.
"Pembangunan jalan baru ini diharapkan menjadi solusi jangka pendek hingga adanya penanganan lebih lanjut dari pemerintah terkait kondisi infrastruktur desa," tandasnya.