SUKABUMIUPDATE.com - Pergerakan tanah yang melanda Kampung Cicadas RW 8, Desa Neglasari, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, menyisakan cerita pilu dari para penyintas. Salah satunya adalah Dede Yuswanda (37 tahun), warga yang rumahnya mengalami kerusakan berat.
Dede menceritakan detik-detik ketika bencana tanah bergerak tersebut menghantam desanya. Peristiwa itu mulai terasa sejak Rabu 3 Desember 2024 malam, saat dirinya sedang berjaga ronda bersama tetangga.
"Malam itu lagi ronda, tiba-tiba terdengar suara 'pletak' dari rumah. Ketika dilihat, tanah mulai bergeser. Kami tunggu sebentar, dan terdengar lagi suara retakan yang sama. Saat itu kondisi hujan deras," ujar Dede kepada sukabumiupdate.com saat ditemui di lokasi bencana, Kamis (12/12/2024).
Ia melanjutkan, situasi semakin mencekam ketika salah satu rumah terdampak terdengar suara gemuruh keras seperti 'bruk'. Rumah yang berada di posisi bawah terkena dampak dari rumah yang berada lebih tinggi. Bahkan, jalan di sekitar lokasi juga terus bergeser.
"Kamis dini hari, kami memutuskan untuk memberitahu warga agar segera keluar. Semua berhamburan keluar rumah karena setiap satu jam tanah bergeser sekitar 2 sentimeter. Setelah tiga hari, pergeseran sudah lebih dari 5 sentimeter, dan sekarang mencapai 50 sentimeter lebih," ungkapnya.
Baca Juga: Belasan Jenazah Dipindahkan Imbas Pergerakan Tanah di Neglasari Cibadak Sukabumi
Selain itu, beberapa titik di lokasi terdampak bahkan mulai mengeluarkan lumpur. Menurutnya pada hari ketiga pasca-kejadian, warga dari lima rumah yang mengalami kerusakan berat akhirnya mengosongkan rumah mereka dan mengungsi ke rumah tetangga atau keluarga terdekat.
Dede, bersama istri dan tiga anaknya, kini mengungsi di rumah orang tuanya. "Saat mengosongkan rumah, kondisinya masih hujan. Untungnya, warga bergotong royong membantu mengangkut barang-barang milik kami," tuturnya.
Meski demikian, Dede menyebutkan bahwa ada relawan yang menyediakan tanah untuk relokasi dan diperbolehkan untuk dibangun oleh para penyintas. "Harapan saya, mudah-mudahan ada bantuan untuk membangun rumah dari relawan atau pemerintah. Kasihan Desa Neglasari ini yang terus terkena musibah," jelasnya.
Sementara itu, bantuan mulai berdatangan dari berbagai pihak. Pada Selasa, 10 Desember 2024, Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi melalui Tagana mengirimkan bantuan untuk warga terdampak.
Yudi Rahman, anggota Tagana Kabupaten Sukabumi, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengirim kasur, makanan siap saji, selimut, terpal, dan perlengkapan keluarga. "Kalau nanti ada pengajuan tambahan, kami akan kembali membawa kebutuhan lainnya," ujarnya.
Menurut Yudi, bencana serupa tersebar di beberapa titik di Kabupaten Sukabumi. Oleh karena itu, bantuan yang datang langsung dari pusat didistribusikan secara cepat dan langsung ke lokasi terdampak.
"Bantuan itu tidak lama ada di Gudang Dinsos, tapi langsung ke tempat bencana berada," tandasnya.