SUKABUMIUPDATE.com - Kampung Cieurih, Desa Datarnangka, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, menjadi salah satu wilayah yang paling parah terdampak banjir bandang luapan Sungai Cikaso pada 4 Desember 2024 lalu.
Dari pantauan sukabumiupdate.com pada Rabu (11/12/2024), Kampung Cieurih berada di daerah dataran rendah, lokasinya berjarak sekitar 200 meter dari aliran Sungai Cikaso.
Terlihat banyak rumah hingga toko di Kampung tersebut yang menghadap jalan Kabupaten Ruas Bojonghaur-Ancaen serta membelakangi pesawahan dan sungai, mengalami kerusakan akibat terdampak banjir.
Sekitar pukul 12.14 WIB, kampung tersebut ditinjau oleh Bupati Sukabumi Marwan Hamami bersama Kalak BPBD dan Kepala Dinas Sosial serta didampingi Forkopimcam Sagaranten.
"Pak Bupati meninjau lokasi yang kena dampak di Dapil 5, salah satunya di Kampung Cieurih, Desa Datarnangka, Kecamatan Sagaranten. Beliau melihat secara langsung kerusakan rumah dan infrastuktur, juga memastikan warga kena dampak bisa terpenuhi kebutuhannya," kata Camat Sagaranten, Ridwan Agus Mulyawan.
Baca Juga: Kondisi Terkini Cieurih Datarnangka Sagaranten Sukabumi, Ratusan Jiwa Terdampak Banjir
Ridwan mengatakan, Kampung Cieurih ini viral saat terjadinya bencana, karena ada mobil yang terseret banjir dan terguling. Beruntung tak ada korban jiwa dalam kejadian itu.
"Kemarin (mobil) sudah dievakuasi di pesawahan. Selain mobil, ada motor milik warga juga yang terseret dan hingga kini belum ditemukan. Kalau tidak salah ada 8 unit motor yang terseret," ungkapnya.
Dari data yang diungkap Ridwan, di Kampung Cieurih terdapat 115 KK 356 jiwa dari dua ke-RT-an (RT 04/02 dan RT 05/02) yang terdampak bencana banjir ini, dengan total 35 rumah mengalami kerusakan. Rinciannya terdiri dari 9 rumah rusak berat, 4 rumah rusak sedang dan 22 rumah rusak ringan.
Infrastruktur berupa jalan Kabupaten sepanjang sekitar 300-400 meter dan gorong-gorong di sekitar areal pesawahan pun mengalami kerusakan.
"Adapun total warga terdampak di enam kampung di Desa Datarnangka mencapai 170 kepala keluarga, kurang lebih 532 jiwa. Kami juga mendirikan Posko Bencana di tiap desa, dan Posko Kesehatan," imbuhnya.