SUKABUMIUPDATE.com - Pergerakan tanah yang terus meluas di Kampung Cicadas RT 1/8, Desa Neglasari, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, memaksa warga memindahkan belasan jenazah untuk dimakamkan ke tempat yang lebih aman.
Hingga Selasa (10/12/2024) siang, sebanyak 18 jenazah telah dipindahkan dari makam keluarga ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Sempur RT 1/11, Desa Neglasari.
Hamdani (31 tahun), tokoh masyarakat setempat, menjelaskan proses evakuasi jenazah berlangsung selama tiga hari sejak Minggu, 8 Desember 2024.
"Alhamdulillah evakuasi hari ini berjalan dengan lancar, meski tadi pagi sempat terkendala hujan lebat. Kami baru bisa melanjutkan proses pemindahan sekitar pukul 08.30 pagi," ujarnya saat ditemui di lokasi.
Pada hari pertama, kata Ramdani, sembilan jenazah berhasil dipindahkan hingga sore hari karena cuaca yang cerah. Hari kedua, Senin, hanya empat jenazah yang dapat dipindahkan karena pergerakan tanah kembali terasa. Sementara itu, lima jenazah terakhir dievakuasi pada hari ketiga, Selasa. Jarak pemindahan makam ke TPU sekitar 1,5 kilometer dari lokasi awal.
Baca Juga: Pergerakan Tanah di Neglasari Cibadak Sukabumi Meluas, 9 Rumah Rusak
Hamdani menjelaskan, alasan utama pemindahan makam adalah pergerakan tanah yang semakin parah dan meluas, terutama pada tahun ini. "Pergeseran tanah ini sudah terjadi sejak 2020 dan selalu muncul di musim hujan. Namun, tahun ini terasa paling parah hingga mencapai area makam. Setiap harinya, tanah bergeser sekitar 8 sentimeter," ungkapnya.
Salah satu tantangan dalam proses evakuasi adalah posisi batu nisan yang sering bergeser akibat tanah bergerak. "Kadang batu nisan bergeser hingga 2 meter dari posisi jenazah. Ini membuat pencarian jenazah sedikit terkendala," tuturnya.
Hamdani juga menyampaikan bahwa proses pemindahan makam dilakukan dengan koordinasi bersama keluarga jenazah. "Kami menyampaikan kekhawatiran kepada keluarga. Alhamdulillah mereka setuju, bahkan yang kurang mampu pun kami bantu karena ini berangkat dari sifat kemanusiaan," tuturnya.
Selain itu, faktor cuaca juga menjadi kendala. "Kemarin, saat hendak memindahkan makam ketiga ke makam keempat, tanah mulai bergeser lagi. Akhirnya kami berteduh dulu, lalu melanjutkan setelah hujan reda," katanya.
Hamdani menyebut, jenazah yang dipindahkan memiliki usia makam beragam, mulai dari yang baru dimakamkan hingga berusia puluhan tahun. "Rinciannya, ada yang baru satu hari meninggal, ada juga yang sudah 15, 25, 40, hingga 54 tahun," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, pergerakan tanah di kampung Cicadas itu mulai terjadi sejak Kamis, 5 Desember 2024 dini hari. Akibatnya 5 rumah mengalami rusak berat, dan 4 lainnya rusak ringan.