SUKABUMIUPDATE.com - Bencana pergerakan tanah melanda Kampung Cicadas RW 8, Desa Neglasari, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Akibatnya 9 rumah mengalami kerusakan.
Pantauan sukabumiupdate.com di lokasi pada Selasa pagi (10/12/2024), terlihat garis polisi terpasang di sepanjang rumah-rumah yang mengalami rusak berat serta di area jalan yang mengalami retakan panjang.
Kepala Desa Neglasari, Ukat, mengungkapkan bahwa pergerakan tanah ini terjadi pada Kamis 5 Desember 2024 dini hari, saat hujan deras melanda. Bencana ini memaksa warga yang rumahnya terdampak untuk mengungsi sementara demi keselamatan.
"Informasi dari warga, pertama mulai terdengar suara retakan itu pukul 23.00 WIB. Warga langsung mengambil langkah untuk pindah ke rumah saudaranya pada pukul 01.30 dini hari," ujar Ukat.
Baca Juga: Status Tanggap Darurat Bencana Sukabumi Resmi Diperpanjang Hingga 17 Desember
Dari kejadian tersebut, Ukat menjelaskan bahwa lima rumah mengalami kerusakan berat, sementara empat lainnya rusak ringan. Kesembilan rumah yang terdampak tersebar di RT 1 dan RT 4 Kampung Cicadas. Para penghuni rumah tersebut kini telah mengungsi ke rumah kerabat mereka.
"Mereka mengungsi di rumah keluarga mereka. Sebetulnya, tanah relokasi sudah ada dan itu milik mereka sendiri, tinggal menunggu bantuan material dan kebutuhan lainnya untuk membangun rumah," jelas Ukat.
Pergerakan tanah ini bukan pertama kalinya terjadi di Desa Neglasari. Menurut Ukat, bencana serupa pernah terjadi pada tahun 2020 dan 2022. Namun, kejadian tahun ini dinilai yang paling parah karena retakannya meluas.
"Kejadian tahun ini yang paling parah. Dulu jalan tidak terlalu terdampak, tapi sekarang kendaraan roda empat tidak bisa lewat," katanya.
Sejak 2020 hingga 2024, Ukat mencatat total sekitar 55 rumah terdampak akibat pergerakan tanah di Desa Neglasari. Rinciannya, lima rumah mengalami kerusakan berat, empat rumah rusak ringan, dan 46 rumah lainnya terancam.
Terkait kebutuhan warga terdampak, Ukat menyampaikan permintaan bantuan kepada pemerintah. "Yang paling utama adalah material bangunan untuk membangun rumah di tempat relokasi. Bantuan sembako dari kecamatan sudah ada, tapi untuk material belum tersedia. Kami berharap pemerintah bisa membantu," pungkasnya.