SUKABUMIUPDATE.com - Korban meninggal dunia akibat bencana hidrometeorologi yang terjadi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, hingga Minggu (8/12/2024) pukul 19.00 WIB, tercatat sebanyak 10 orang, serta 2 lainnya dinyatakan hilang atau masih dalam proses pencarian.
Berdasarkan data yang diterima sukabumiupdate.com dari BPBD Kabupaten Sukabumi, korban meninggal yaitu Aden Dafa (11 tahun), Ade Wahyu (11 tahun), Elma Ayunda (27 tahun), Sahroni (47 Tahun) dan Siti Hamidah (8 Tahun), kelimanya warga Desa Loji, Kecamatan Simpenan.
Kemudian Dadang (65 Tahun) warga Desa Ciemas Kecamatan Ciemas, Euis (44 Tahun) warga Desa Rambay Kecamatan Tegalbuleud, Resti (23 Tahun) serta Santi (2 Tahun) warga Desa Bangbayang Kecamatan Tegalbuleud dan Emah (50 Tahun) warga Desa Karangjaya Kecamatan Gegerbitung.
Sedangkan dua korban lainnya, Eros (61 tahun) warga Desa Rambay Kecamatan Tegalbuleud dan Ojang (53 tahun) warga Desa Sirnasari Kecamatan Pabuaran, saat ini masih dalam pencarian tim SAR gabungan.
BPBD Kabupaten Sukabumi juga mencatat bahwa hingga Minggu malam, kejadian bencana terjadi di 39 kecamatan dan 161 desa, meliputi 185 kejadian tanah longsor, 135 banjir, 27 angin kencang dan 103 pergerakan tanah.
Baca Juga: Potongan Tubuh Korban Longsor Tegalbuleud Sukabumi Ditemukan di Sungai Cibuni
Atas kejadian bencana yang terjadi di Kabupaten Sukabumi pada Rabu 4 Desember 2024 itu mengakibatkan sebanyak 4.847 KK (8.477 jiwa) terdampak, dengan 919 KK (3.023 jiwa) mengungsi. Selain itu, 440 KK (755 jiwa) berada dalam kondisi terancam.
Berikutnya, sebanyak 1.410 rumah alami rusak berat, 1.011 rumah rusak sedang dan 777 rumah rusak ringan. Selain itu, 423 rumah terancam, dan 1.040 rumah terendam banjir. Sarana fasiltas umum dan infrastruktur yang rusak lainnya meliputi 29 jembatan, 8 TPT, 11 saluran air, 8 tempat ibadah, 13 sekolah, 50 hektar lahan sawah dan 60 jalan yang terputus.
Terkait penanganan bencana ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kemudian memutuskan posko utama berada di Pendopo Sukabumi dan posko taktis berada di Palabuhanratu.
Dalam dua hari terakhir, Rapat Koordinasi (Rakor) terkait Penanganan Darurat Bencana Hidrometeorologi Basah ini juga dilaksanakan.
Rakor yang dipimpin Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto itu dihadiri langsung Pj. Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, Komandan Korem (Danrem) 061/Surya Kencana, Bupati Sukabumi Marwan Hamami, hingga pejabat tinggi lainnya.
Kepala Kantor SAR Jakarta, Desiana Kartika Bahari yang turut hadir dalam rakor tersebut menegaskan agar unsur SAR gabungan tetap melakukan proses pencarian terhadap korban yang masih hilang.
Dalam kesempatan itu Desiana juga mengungkapkan tentang kendala yang ada di lapangan pada saat upaya pencarian terhadap kedua korban akibat bencana tanah longsor tersebut. Meski begitu Desiana memastikan pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin menggunakan sumber daya yang ada dalam melakukan upaya pencarian terhadap para korban.
Sementara itu dalam arahannya, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan rakor tersebut bertujuan untuk menyatukan langkah-langkah dan tindakan supaya penanganan bencana alam bisa dilakukan dengan cepat dan tepat.
Tak hanya membahas soal pencarian korban yang hilang, dia juga meminta kepada Pemerintah Daerah agar fokus kepada penanganan akses jalan terputus dan tertimbun sehingga tidak ada masyarakat terisolir.
"Alhamdulillah untuk akses jalan terputus di wilayah Kabupaten Sukabumi sudah bisa dilalui namun tetap harus dengan ke hati-hatian, terimakasih kepada Bupati dan jajaran semua," ungkap Suharyanto dalam rakor yang digelar bersama Pemkab Cianjur pada Minggu (8/12/2024).
Baca Juga: Emah Ditemukan, Lansia Korban Longsor Karangjaya Gegerbitung Sukabumi
Selain itu, Suharyanto meminta kepada Pemkab Sukabumi agar mengawal ketersediaan pasokan BBM jangan sampai tersendat.
"Kami minta kebutuhan masyarakat terdampak betul-betul bisa terlayani," pintanya.
Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin menambahkan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melibatkan 9 perangkat daerah untuk penanganan dampak bencana alam yang menimpa Kabupaten Sukabumi dan Cianjur. Diantaranya, BPBD, Dinkes, Dinas Bina Marga, Disperkim, Dinas SDA, Dinsos, Dinas ESDM, dan Satpol PP, dan Dishub.
"Kami harap BPBD Kabupaten/Kota lebih teliti terkait pendataan rumah rusak karena standar yang berbeda antara PU, BNPB, dan Daerah sehingga jangan sampai masyarakat merasa rumahnya rusak berat tapi ternyata di asesment tidak sesuai dengan data di lapangan," singkatnya.
Di tempat yang sama, Bupati Sukabumi Marwan Hamami memastikan untuk pasokan BBM jenis pertalite sudah bisa masuk ke wilayah terdampak.
"Informasi terakhir hari ini BBM di wilayah Purabaya berjalan normal," terangnya
Saat ini, lanjut Bupati, dari Palabuhanratu menuju wilayah Pajampangan sudah bisa dilalui lewat jalan Bagbagan-Kiaradua dengan kendaraan kecil. Namun ada beberapa kecamatan yang belum bisa diakses secara baik, yakni Pabuaran, Tegalbuled, dan Purabaya.
"Yang lainnya alhamdulillah sudah berjalan dengan baik," pungkasnya.