SUKABUMIUPDATE.com - Bencana longsor yang melanda Kampung Kalibunder, Desa Neglasari, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi, pada Rabu (4/12/2024) lalu, menyebabkan kerusakan parah pada sejumlah rumah warga.
Salah seorang warga yang terdampak, Tika (42), menceritakan momen-momen memilukan tersebut. "Hancur semuanya engga ada yang tersisa sama sekali, rumah tiga, (rumah) kakak saudara laki-laki sama adik," ungkap Tika dengan suara getir saat ditemui sukabumiupdate.com, di lokasi pengungsian, Kamis (05/12/2024).
Menurut Tika, bencana longsor yang terjadi pada pagi hari itu sudah terlihat tanda-tandanya. "Kemarin jam delapan (pagi), lagi di situ lagi liatin aja, kan udah liat miring gitu (kondisi tebing sebelum longsor), dari atas tebingnya udah meluncur ke bawah kita liatin semuanya di situ, semuanya nangis-nangis," lanjutnya, mengenang detik-detik ketika tanah di tebing longsor dan mengubur rumah mereka.
Kondisi ini tentu meninggalkan trauma mendalam bagi Tika dan keluarga. Tika pun tidak mungkin untuk kembali ke rumahnya saat ini. "Ya kalau di sini seterusnya ya ga mungkin gitu, cuman berharap bantuan aja dari pemerintah bagaimana baiknya," harapnya, mengungkapkan keprihatinannya terhadap masa depan kampung yang kini hancur.
Baca Juga: BNPB Siapkan Huntara hingga Relokasi Bagi Penyintas Pergerakan Tanah di Cikembar Sukabumi
Rumah Tika yang telah dibangun selama lebih dari sepuluh tahun harus hancur akibat longsor tersebut. "Udah lama sih udah sepuluh tahunan (bangun rumah), hancur semuanya (kondisi rumah). Ya gimana ya, ancur semua lah perasaannya," jelasnya.
Tak hanya rumah, Tika menyebut kenangan-kenangan indah yang terukir di rumah tersebut kini turut terkubur.
"Banyak (kenangan di rumah), banyak kenangan lah pokoknya gitu, engga bisa di ungkapkan dengan kata-kata gitu, semuanya ada di situ dari kita nol sampai sekarang ada di situ semuanya (kenangan), kita kan nikah udah dua puluh lima tahun ya, pasti semuanya ada di situ, hancur perasaannya hancur, sedih, hancur, kaya mimpi gitu," tambah Tika, sambil terisak.
Sebelumnya, Camat Purabaya, Sri Yuliani, menyampaikan bahwa saat ini tercatat sebanyak 215 kepala keluarga (KK) atau sekitar 712 jiwa, yang tersebar di dua lokasi pengungsian utama, yakni di SD Kalibunder dan MD Karikil. Selain itu, sebagian pengungsi juga ada yang tersebar di rumah-rumah penduduk.saat meninjau lokasi pengungsian, Kamis (5/12/2024).
Sri Yuliani menegaskan bahwa sebagian besar warga pengungsi karena kondisi rumah mereka yang sudah tidak layak huni akibat ancaman pergerakan tanah dan longsor serta banjir.
"Rumah-rumah mereka sudah tidak aman untuk ditempati. Posisi tanah yang terus bergerak menambah ancaman bagi keselamatan penghuni. Bahkan, tiga rumah dan satu fasilitas umum berupa mushola dilaporkan sudah rata dengan tanah akibat bencana tersebut," kata Sri Yuliani kepada sukabumiupdate.com.
Baca Juga: Ratusan Pengungsi di Purabaya Sukabumi Hadapi Kondisi Sulit, Menanti Bantuan
Sri Yuliani menjelaskan, hingga kini, proses evakuasi dan distribusi bantuan masih dalam koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi.
Kata Bu Camat, bantuan yang diterima para pengungsi hingga saat ini masih terbatas. "Bantuan logistik yang kami terima baru mencakup kebutuhan pokok seperti makanan, yang diberikan tiga kali sehari, serta perlengkapan kesehatan dan sanitasi," imbuhnya.
Beberapa bantuan lainnya, seperti perlengkapan mandi dan tempat tidur, juga sudah mulai didistribusikan, meskipun masih jauh dari mencukupi. Para pengungsi yang lebih rentan, seperti lansia, ibu hamil, dan mereka yang sedang sakit, menjadi prioritas dalam pendistribusian bantuan.
Namun, kondisi para pengungsi sangat memprihatinkan. Banyak dari mereka yang terpaksa tidur dengan beralaskan karpet karena keterbatasan tempat tidur yang layak. "Bantuan yang datang memang belum cukup untuk 712 jiwa, tapi kami terus berupaya mendahulukan yang paling membutuhkan," pungkasnya.
Reporter : Turangga Anom (Magang)