SUKABUMIUPDATE.com - Camat Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, Ratu Badrijawati akhirnya angkat bicara usai didemo puluhan guru yang merasa profesinya telah dilecehkan.
Diketahui, dugaan pelecehan profesi guru itu berkenaan dengan pernyataan yang diucapkan oleh Ratu Badrijawati pada rapat koordinasi Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan PPS Pilkada 2024 beberapa waktu lalu.
Adapun pernyataan yang dimaksud adalah saat Camat yang diduga menyebut petugas PPK tidak berkompeten dan tidak mampu bekerja khususnya anggota PPK yang saat itu juga berprofesi sebagai guru.
Ratu membantah bahwa ia bermaksud melecehkan profesi guru dalam forum tersebut. Ia mengaku saat itu hanya memberikan motivasi dan pembinaan bagi petugas PPK dan PPS yang akan bertugas.
“Sebetulnya saya tidak menyinggung guru yah, ini hanya pembinaan dan saya mengingatkan kepada temen-temen PPK dan PPS saat menjelang Pilkada yang hanya beberapa saat lagi, saya hanya memotivasi saja dan di sini disaksikan oleh ketua PPK pada saat itu,” ujar Ratu kepada sukabumiupdate.com di kantornya pada Selasa (3/12/2024).
Baca Juga: Dibalik Video Viral Pak dan Bu Guru Marah, Geruduk Kantor Camat Sukalarang Sukabumi
Ia kembali menegaskan bahwa dalam forum tersebut tidak pernah mengucapkan perkataan yang bernada melecehkan profesi guru seperti yang disangkakan kepada dirinya.
“Sepertinya saya tidak mengucapkan seperti itu (dugaan pelecehan profesi guru) hanya saja mengingatkan barangkali ada temen-temen PPK, PPS yang memiliki tugas lain seperti guru atau apapun itu barangkali akan direkomendasikan untuk meringankan waktu kepada pimpinannya, kepala sekolah, seperti itu,” jelas dia.
Menurut Ratu, persoalan ini sudah selesai pada saat puluhan guru berunjuk rasa di depan kantornya pada Senin 2 Desember 2024 kemarin. Ia pun sudah menyampaikan permohonan maaf.
“Mungkin ini misskomunikasi yah sebenarnya kemarin saya sudah clear ya dengan para guru disaksikan oleh pak danramil dan kapolsek, intinya sudah selesai,” kata dia.
“Dan intinya saya sudah mengucapkan permohonan maaf apabila ada yang kurang berkenan dengan perkataan saya, saya khilaf apalagi ada yang tersakiti, apalagi langsung ke profesi seseorang,” tambah dia.
Di tempat yang sama, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Sukalarang, Ujang Supryani menambahkan jika aksi yang dilakukan oleh para guru itu merupakan aksi spontanitas berkaitan dengan pernyataan yang diucapkan oleh Camat Sukalarang.
“Aksi kedatangan guru ke kantor Kecamatan Sukalarang ini, merupakan aksi spontanitas para guru yang merasa kecewa dengan pernyataan Camat Sukalarang,” ujar Ujang.
Pihaknya pun mengaku telah berkoordinasi dengan PGRI di tingkat Kabupaten dan menyerahkan sepenuhnya untuk diselesaikan di tingkat Kecamatan.
“Kami pun sudah koordinasi dengan PGRI Kabupaten Sukabumi dan meminta agar persoalannya dapat diselesaikan ditingkat kecamatan,” kata dia.
Ujang juga memastikan bahwa persoalan itu sudah dapat diselesaikan pada saat puluhan guru berdemonstrasi di depan kantor kecamatan.
“Sudah (selesai) waktu itu diselesaikan langsung bersama-sama, makanya langsung dihadirkan sebagai saksi pak Danramil dan pak Kapolsek,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, video kantor Camat Sukalarang Kabupaten sukabumi digeruduk puluhan guru viral di media sosial. Kedatangan para guru ini dipicu kemarahan atas apa yang disampaikan Camat Sukalarang Ratu Badrijawati dianggap melecehkan profesi mereka.
Kejadiannya Senin 2 Desember 2024, puluhan guru datang ke kantor kecamatan sukaralang untuk meminta klarifikasi atas apa yang disampaikan oleh camat Ratu Badrijawati
Kris Dwi Purnomo selaku Ketua ASN P3K Kabupaten Sukabumi menjelaskan pernyataan yang dianggap melecehkan profesi guru tersebut adalah pernyataan yang ditujukan kepada penyelenggara pemilu yang saat itu juga berprofesi sebagai guru.
“Disana itu Camat bilang panitia penyelenggara tidak berkompeten khususnya guru, nah ini kami sangat menyayangkan terhadap statemen atau pidato tersebut,” ujar Kris kepada sukabumiupdate.com pada Selasa (3/12/2024).
Menurutnya, pernyataan itu diduga dilakukan oleh Camat Sukalarang berulang kali sejak penyelenggaraan Pilpres hingga Pilkada Kabupaten Sukabumi beberapa waktu lalu.
“Nah ini kan jadi menyebar dengan adanya teknologi saat ini jadi ini sangat disayangkan, khususnya saya (guru) dan rekan-rekan yang menjadi PPK Panwascam, PKD, PPS, KPPS sangat menyayangkan atas pernyataan ibu Camat Sukalarang,” jelas dia.
Dengan adanya pernyataan tersebut, pihaknya berharap agar yang bersangkutan dapat meralat ucapannya tersebut mengingat pernyataan tersebut dianggap telah menyakiti hati para guru yang nyambi menjadi penyelenggara.