SUKABUMIUPDATE.com - Ujang Saepudin (48 tahun), anak kedua almarhum Sodin (80 tahun), menceritakan kisah perjuangan keluarganya selama dua hari mencari keberadaan sang ayah yang berakhir duka. Sodin ditemukan meninggal di pintu air PLTA Ubrug, Desa Tenjojaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Senin (2/12/2024).
Sodin yang merupakan warga Desa Nagrak Selatan, Kecamatan Nagrak, itu terakhir kali terlihat pada Sabtu subuh, 30 November 2024. Saat itu, ia berpamitan kepada adik Ujang dengan alasan hendak pergi ke jalan raya. Namun, setelah pergi, Sodin tak kunjung kembali.
"Hari Minggu, kami laporkan kehilangan ke Polsek Nagrak. Setelah itu, kami mencari ke mana-mana. Ada kabar tentang orang linglung, tapi saat ditelusuri ternyata bukan ayah saya," ujar Ujang kepada sukabumiupdate.com.
Saat pencarian, Ujang memastikan bahwa informasi yang diterima berbeda dengan ciri-ciri ayahnya, seperti membawa tas. Padahal, almarhum tidak membawa barang apa pun.
"Ayah saya tidak membawa barang apa pun, termasuk uang atau identitas. Saat pergi, almarhum memakai sweater hijau, celana panjang hitam, dan peci hitam," jelasnya.
Baca Juga: Penjelasan Polisi soal Luka di Leher Mayat Pria di Cibadak Sukabumi
Tidak ada perilaku aneh yang ditunjukkan Sodin sebelum pergi. Menurut Ujang, ayahnya jarang keluar rumah pada malam hari dan biasanya langsung masuk ke rumah setelah Magrib. "Belakangan ini beliau memang sering merasa kurang sehat, tapi fisiknya masih kuat," ungkapnya.
Sodin dikenal mulai pikun dan kadang kesulitan mengenali anggota keluarganya, termasuk Ujang. Namun, Sodin tetap rutin meminta pijatan kepala kepada Ujang setiap merasa tidak enak badan.
"Saya sering memijatnya. Fisiknya kuat, tapi usia lanjut memang membuatnya lebih sering merasa tidak enak badan," katanya.
Ketika mendengar kabar penemuan mayat oleh tim BPBD, Ujang mengaku kaget sekaligus lega. Ia kemudian bergegas ke RSUD Sekarwangi untuk memastikan bahwa jasad tersebut sesuai dengan ciri-ciri ayahnya.
"Ciri-cirinya sudah sesuai, jempol tangan kirinya tidak ada sepotong, dan ada tanda lahir di dada. Mau jasad atau apa pun, yang penting ditemukan. Akhirnya bertemu meskipun dalam kondisi tidak bernyawa," tuturnya dengan haru.
Baca Juga: Leher Terluka! Warga Cibadak Temukan Mayat Pria di PLTA Ubrug Sukabumi
Saat ditemukan, terdapat bekas luka di leher korban. Namun, Ujang tidak mencurigai adanya tindak kejahatan. "Sepertinya itu akibat benturan saat terbawa di air," jelasnya.
Setelah berdiskusi dengan keluarga, mereka sepakat menolak autopsi dan menganggap ini sebagai takdir. "Kami sudah mengikhlaskan dan membuat video pernyataan untuk kepolisian," kata Ujang.
Ujang kemudian menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu mencari ayahnya.
"Kami mohon maaf jika merepotkan banyak pihak. Kami sangat berterima kasih kepada kepolisian, TNI, BPBD, dan warga atas bantuannya," pungkasnya.
Setelah diserahkan ke pihak keluarga, jenazah Sodin kemudian dimakamkan di Tempat pemakaman umum dekat rumahnya pada pukul 15.30 WIB.
Sebelumnya diberitakan, Polisi mengungkap hasil visum luar terhadap mayat pria yang ditemukan di pintu saluran air PLTA Ubrug, Kampung Cikuya, Desa Tenjojaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabum, Senin (2/12/2024).
Jenazah yang teridentifikasi bernama Sodin ditemukan mengambang dan tersangkut di mesin penggaruk sampah (area pengendapan aliran air PLTA Ubrug) sekira pukul 08.30 WIB pagi dengan luka pada bagian leher.
Kanit Reskrim Polsek Cibadak, Ipda Pready Sandha Purba, menjelaskan bahwa korban langsung dievakuasi oleh personelnya bersama pihak BPBD ke kamar jenazah RSUD Sekarwangi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Hasilnya terungkap bahwa luka di leher korban bukan karena sayatan benda tajam.
"Hasil visum luar yang dilakukan oleh dokter serta tim Inafis Polres Sukabumi menyimpulkan bahwa luka tidak beraturan di leher korban disebabkan oleh alat penyaring sampah di area pengendapan air, bukan akibat benda tajam," ujarnya kepada sukabumiupdate.com.
Sementara itu Penjaga pintu air, Nano, mengungkapkan bahwa awalnya ia tidak menyadari keberadaan mayat tersebut hingga membuka pintu air pada Senin (2/12/2024) pagi.
“Awal ceritanya saya gak tahu ya, pas diangkat pintu air ini, kirain saya karung yang biasa. Tapi pas dilihat ternyata mayat bapak-bapak dan kondisi muka serta lehernya rusak. Jelas bukan kaget lagi,” tuturnya.