SUKABUMIUPDATE.com - Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) RI Fajar Riza Ul Haq menghadiri Seminar Nasional Pendidikan di kampus Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) pada Senin (2/12/2024). Fajar berbicara soal kolaborasi setiap elemen untuk menyelesaikan persoalan pendidikan di Indonesia.
Di bawah kepemimpinan Mendikdasmen RI Abdul Mu'ti, Fajar yang juga anggota Badan Pembina Harian UMMI optimis dapat menyelesaikan masalah secara bersama-sama. “Kami percaya, meski persoalan pendidikan cukup berat, dengan kerja sama yang baik, kami dapat menyelesaikannya,” kata dia dalam pemaparannya dalam seminar tersebut.
Fajar mengatakan penyelesaian persoalan pendidikan memerlukan kolaborasi semua pihak, mulai pemerintah pusat hingga peran masyarakat di daerah. “Pendidikan di Indonesia membutuhkan kolaborasi berbagai pihak, baik dari pusat, daerah, hingga masyarakat,” ujarnya.
Fajar menyebut salah satu masalah pendidikan adalah kesenjangan antara sekolah negeri dan swasta. “Masih banyak perbedaan kualitas pendidikan antar wilayah. Jika ini dibiarkan terus berlarut-larut, maka kualitas sumber daya manusia Indonesia akan menjadi masalah serius di masa depan,” ucapnya.
Untuk itu, Fajar mengaku telah menyiapkan langkah nyata dengan 10 rancangan program yang berfokus pada pembangunan pendidikan, di antaranya peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru dengan perhatian khusus kepada guru honorer yang belum tersertifikasi.
“Kami ingin membalik pola pikir bahwa guru adalah pahlawan pembangunan bangsa. Pemerintah harus memberikan prioritas dalam meningkatkan kompetensi guru melalui sertifikasi serta memerhatikan kesejahteraan mereka, terutama guru honorer yang penghasilannya masih sangat rendah,” katanya.
Melalui program-program tersebut, pihaknya berharap kesejahteraan guru akan meningkat dan secara bertahap masalah pendidikan di Indonesia dapat teratasi dengan lebih baik. "Kesejahteraan guru dan kompetensi berbasis sertifikasi adalah prioritas kami, dan kami akan menyelesaikan persoalan ini secara berkelanjutan," ujar Fajar.
Fajar juga memikirkan guru-guru honorer yang belum tersertifikasi, di mana penghasilannya hanya Rp 250 ribu atau Rp 300 ribu. "Bagaimana mereka bisa sejahtera. Nah itu juga sudah masuk di dalam radar kajian kami. Tentu secara bertahap kami ingin menyelesaikan dan berkelanjutan,” katanya. (ADV)