SUKABUMIUPDATE.com - Alvi Noviardi, seorang guru honorer yang kini mengajar di MTs Syamsul Ulum Mangkalaya, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, berbagi kisah perjuangannya selama lebih dari tiga dekade mengabdi sebagai pendidik.
Pada 1988, Alvi memulai kariernya dengan gaji Rp 2 ribu per hari atau sekitar Rp 60 ribu sebulan. Selama bertahun-tahun Alvi harus bertahan dengan upah minim, hingga akhirnya pada 2009 dia mulai menerima gaji sebesar Rp 1,5 juta melalui Kementerian Agama.
Meski naik secara bertahap, gajinya baru menyentuh Rp 3 juta pada 2023 setelah melalui skema inpassing dengan potongan pajak yang cukup besar.
Namun, pengumuman terbaru dari Presiden Prabowo Subianto soal kenaikan gaji guru, menjadi kabar yang sangat menggembirakan. Jika benar kebijakan tersebut terealisasi, gaji Alvi yang saat ini Rp 2,8 juta setelah potongan pajak akan naik hingga Rp 5,6 juta.
“Sudah cukup sejahtera dengan kenaikan ini, meskipun belum ideal. Yang penting ada perhatian untuk guru, terutama bagi honorer yang belum bersertifikasi. Bantuan Rp 2 juta bagi mereka sangat berarti, apalagi yang gajinya hanya sekitar Rp 200 ribu,” ujar Alvi saat ditemui sukabumiupdate.com di kediamannya pada Jumat, 29 November 2024.
Baca Juga: Prabowo Resmi Umumkan Kenaikan Gaji Guru ASN dan Honorer di 2025
Alvi menyadari ini baru pengumuman dari pemerintah pusat. Sementara detail pelaksanaan di tingkat daerah masih dinantikan. Dia pun merasa bersyukur bahwa perhatian pemerintah mulai mencakup seluruh guru, termasuk honorer dan mereka yang belum bersertifikasi.
“Kita harus bersyukur, tetapi saya harap ada langkah konkret untuk memastikan semua guru benar-benar merasakan dampak positif kebijakan ini,” katanya.
Tak hanya soal gaji, Alvi juga menyebut pentingnya infrastruktur pendidikan yang layak. Menurutnya, fasilitas sekolah yang memadai adalah kunci kenyamanan siswa dan guru dalam menjalankan proses belajar mengajar. “Minimal sekolah punya toilet yang layak. Kasihan kalau fasilitas dasar seperti itu tidak ada,” ujar dia.
Alvi saat ini mengajar penuh di satu sekolah dengan jadwal 24 jam per minggu. Sebagai guru IPS sekaligus Wakil Kepala Sekolah, dia tetap berusaha mengisi kekosongan pelajaran lain demi mendukung keberlangsungan sekolah. Meski siswa di tempatnya mengajar tidak terlalu banyak, Alvi merasa bangga dapat terus mengabdi di bidangnya.
“Saya hanya berharap, pemerintah terus memerhatikan kesejahteraan guru, termasuk mereka yang sudah lama mengabdi. Jangan sampai ada yang terpinggirkan,” ungkapnya.
Sambil mengajar, Alvi berencana menjaga warung kecil sebagai tambahan penghasilan, melanjutkan perjuangannya untuk mencukupi kebutuhan keluarga. “Ke depan ya saya jaga warung aja untuk tambahan sehari-hari," kata dia.