SUKABUMIUPDATE.com - Peristiwa tanah longsor terjadi di Kampung Ciseupan, RT 17/RW 06, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Jumat malam (22/11/2024) sekitar pukul 20.00 WIB. Lokasi longsor berada di persawahan Gunung Batu yang tanahnya berkontur miring.
Longsor ini menyebabkan kandang berserta 14 ekor domba Garut bersertifikat milik seorang peternak lokal tertimbun, dan baru diketahui oleh warga pada pagi harinya, Sabtu (23/11/2024).
Abay Alhabsy, Kepala Dusun Ciseupan, mengungkapkan kronologi kejadian tersebut. “Di Jumat malam, telah terjadi longsor, jadi saat warga ke sawah—kan kandang dombanya di sawah ya—pas begitu sampai di sawah itu dombanya enggak bersuara. Nah, ternyata dombanya enggak ada, tertimbun tanah longsor,” jelasnya kepada sukabumiupdate.com, (24/11/2024).
Menurut Abay, longsor hanya berdampak pada area sekitar sawah dan tidak mengenai pemukiman warga. Namun, dua saung tempat penginapan warga yang berada di dekat kandang turut mengalami kerusakan.
“Tidak ada pemukiman warga yang tertimbun, hanya saja tempat saung penginapan warga itu terdampak dan kondisinya rusak. Ada dua saung yang terdampak,” tambahnya.
Baca Juga: Rumah Warga di Nagrak Sukabumi Terseret Longsor, 11 Jiwa Mengungsi
Baca Juga: Tiga Rumah di Simpenan Sukabumi Rusak Tertimpa Longsor, Penghuni Mengungsi
Pemilik domba, Ismail Muhtar Ghazali, merinci kerugian akibat peristiwa ini. “Dombanya itu domba Garut yang besar-besar, empat belas ekor itu raib semuanya. Total kerugiannya kira-kira mencapai tujuh puluh juta rupiah, karena domba-dombanya kan domba Garut semua dan bersertifikat,” ungkap Ismail.
Dari total 15 ekor domba yang berada di kandang, hanya seekor anak domba berusia 15 hari yang berhasil selamat.
Meski demikian, Abay bersyukur tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. “Alhamdulillah tidak ada korban jiwa karena warga enggak ada yang menginap di saung sekitar kandang domba. Biasanya kan suka ada yang menginap di situ,” ujarnya.
Sejauh ini kejadian sudah dilaporkan kepada pihak terkait namun lokasi longsor dengan kedalaman lebih dari 10 hingga 15 meter tersebut belum mendapatkan penanganan lebih lanjut.
“Sejauh ini peristiwa ini sudah dilaporkan terutama kepada RT, RW, Kepala Dusun, dan beberapa pihak terkait. Hanya saja, belum ada tindak lanjut. Lokasinya sekarang dibiarkan saja karena bingung, percuma kan kedalaman (timbunannya) mungkin lebih dari sepuluh sampai lima belas meter lah tertimbunnya,” ujar Abay.
Ismail berharap ada perhatian dari pemerintah terhadap nasib peternak yang terdampak bencana seperti dirinya.
“Sebetulnya saya harapan besarnya untuk pemerintah ya, karena saya orang sangat butuh. Mudah-mudahan pemerintah memiliki solusi untuk petani kambing. Intinya saya itu lagi semangat-semangatnya, terus dipatahkan oleh (bencana) alam akhirnya ngedown juga kan. Mudah-mudahan pemerintah setempat atau pemerintah pusat tolong respon harapan petani-petani seperti saya ini yang kena musibah,” tuturnya penuh harap.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi dari P2BK setempat terkait penanganan longsor.
Reporter : Turangga Anom (Magang)