SUKABUMIUPDATE.com - Peristiwa kesurupan massal menggemparkan PT Glostar Indonesia (GSI) I Cikembar, Kamis (21/11/2024) pagi. Ratusan karyawan di pabrik yang berlokasi di Jalan Raya Pelabuhan II, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi ini mendadak mengalami fenomena tidak biasa sekitar pukul 08.00 WIB. Kejadian ini pun langsung viral di media sosial.
Wakil Ketua Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Tekstil Sandang dan Kulit Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (PUK SP TSK SPSI) PT GSI I Cikembar, Depi Firmansyah, menjelaskan bahwa sekitar 100 karyawan yang bekerja di Blok A, area in-house produksi, terkena kesurupan massal secara tiba-tiba. “Sebetulnya kalau berbicara penyebabnya, saya juga tidak bisa memastikan. Kejadiannya spontan,” ungkap Depi.
Depi menuturkan, fenomena ini bukan kali pertama terjadi di kawasan pabrik. Saat kesurupan, mayoritas karyawan mengeluhkan mual, muntah, tertawa, berteriak kesakitan, hingga berbicara tidak karuan. Beberapa bahkan mengingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan, seperti bekas pembalut.
Baca Juga: Kesurupan Massal Terjadi Lagi, 30 Karyawan Yongjin Sukabumi Tiba-tiba Histeris dan Berperilaku Aneh
Menanggapi situasi tersebut, SPSI dan pihak manajemen bergerak cepat. Mereka memanggil dua ustaz dari kampung setempat untuk melakukan proses penyembuhan. "Kami bekerja sama dengan pihak manajemen, keamanan, dan pengawas untuk mengamankan rekan-rekan yang terkena kesurupan," ujarnya.
Depi menyebut proses evakuasi dilakukan dengan memindahkan karyawan ke area steril dan lebih luas. Klinik perusahaan juga menyediakan fasilitas ambulans dan kendaraan dinas untuk membantu penanganan. Semua aktivitas produksi di Blok A dihentikan, dan mesin-mesin dimatikan sekitar pukul 08.20 WIB.
Setelah upaya penanganan dan doa bersama, sambung Depi, situasi mulai terkendali sekitar pukul 10.40 WIB. Sebagian karyawan dievakuasi ke klinik perusahaan, sementara lainnya dipulangkan ke rumah masing-masing.
Menurutnya produksi di pabrik kembali berjalan pukul 11.00 WIB, meskipun sempat terganggu dan menyebabkan target produksi tidak tercapai. “Semua proses teknis, mulai dari pemasangan outsole sepatu hingga pengeleman, sempat terhenti selama beberapa jam,” jelasnya.