SUKABUMIUPDATE.com - Bencana longsor merenggut nyawa empat santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Darussyifa Al-Fithroh Yaspida, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, pada Rabu malam, 13 November 2024. Selain korban meninggal, lima santri lainnya mengalami luka-luka akibat peristiwa naas tersebut.
BPBD Kabupaten Sukabumi menyebut longsor yang menewaskan empat santri Pondok Pesantren (Ponpes) Darussyifa Al-Fithroh Yaspida ini adalah peristiwa susulan, setelah bencana serupa terjadi pada 5 November 2024.
Dalam kejadian terbaru, empat santri meninggal dan lima lainnya terluka akibat tertimbun longsor dinding tembok kolam ikan, sekira pukul 22.00 WIB. Keempat santri tewas adalah MF (warga Desa Padaasih, Kecamatan Cisaat), MDA (warga Kabupaten Bogor), MAR (warga Desa Kadununggal, Kecamatan Kalapanunggal), dan MRA (warga Kabupaten Bogor). Adapun santri yang terluka adalah AN, AD, WA, AND, dan NA.
“Ini adalah longsor susulan. Sebetulnya kejadian tanggal 5 longsor besarnya. Hanya saat (longsor suaulan) malam, terjadi hujan. Longsor susulan mengakibatkan dampak beberapa siswa (santri) yang meninggal dunia dan luka-luka," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Deden Sumpena kepada sukabumiupdate.com, Kamis (14/11/2024).
Berdasarkan catatan Redaksi sukabumiupdate.com, ternyata kejadian pada 13 November 2024 ini merupakan kali ketiga musibah longsor yang merenggut nyawa di Pondok Pesantren (Ponpes) Darussyifa Al-Fithroh Yaspida.
Berikut adalah musibah longsor yang terjadi di Ponpes Yaspida Sukabumi.
1. M. Arsyad (21 November 2021)
Peristiwa pertama terjadi pada tahun 2021, M Arsyad (11 tahun), tewas usai asrama (kobong) yang ditidurinya tertimpa longsor pada Ahad, 21 November 2021 sekira pukul 23.00 WIB.
Ia merupakan santri di Pondok Pesantren Yaspida di Kampung Babakan Pari RT 35/17 Desa Sukaresmi, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi.
Kejadiannya, saat para santri tertidur, material tanah dari longsoran masuk ke dalam kamar dan membuat kaget seluruh penghuni. Alhasil, mereka pun meninggalkan lokasi tersebut. Namun setelah dicek, ada satu orang yang tertinggal dan sudah dalam keadaan meninggal dunia.
“Penghuni asrama ada 12 orang, tiga di antaranya sedang pulang, sisa sembilan orang ada di dalam kamar tersebut dalam keadaan tertidur lelap," kata Iptu Astuti berdasarkan keterangan H NI, Pengelola Yayasan Yaspida Sukabumi.
2. Ahmad Jaenudin Penjaga Ponpes (18 Mei 2024)
Musibah kedua menimpa penjaga Pondok Pesantren (Ponpes) Yaspida di Desa Cipetir, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Ahmad Jaenudin (39 tahun), akibat longsor pada Sabtu 18 Mei 2024. Menurut polisi, Jaenudin meninggal setelah tertimpa dinding bangunan.
Kapolsek Kadudampit Ipda Suhendar Slamet Mulyadi mengatakan bencana terjadi di dalam kompleks Ponpes Yaspida sekira pukul 12.46 WIB (sebelumnya disebut pukul 14.20 WIB). Suhendar juga membarui keterangan awal yang menyebut longsor disebabkan hujan deras. Setelah diperiksa, peristiwa ini bukan saat turun hujan.
“Saat kejadian korban sedang istirahat sendiri, sedang tidur, karena tadi malam melaksanakan piket malam. Informasinya jam 09.00 WIB itu baru ke rumah dinas dan tidur,” kata dia kepada sukabumiupdate.com.
3. 4 Santri Tewas dan 5 Luka-luka (13 November 2024)
Musibah terbaru menewaskan 4 santri dan 5 luka-luka di Pondok Pesantren (Ponpes) Darussyifa Al-Fithroh Yaspida, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, pada Rabu malam, 13 November 2024.
Pihak Pondok Pesantren Yayasan Pendidikan Darussyifa Al Fitrah atau Yaspida memberikan penjelasan terkait bencana longsor yang menewaskan 4 santri dan melukai 5 pelajar lainnya, pada Rabu malam, 13 November 2024 sekitar pukul 21.30 WIB. Menurut pihak pondok, sebenarnya lokasi longsor sudah ditutup dan seluruh civitas dilarang berada disana.
Ini diungkap Sekretaris Yaspida Rahmat Adi Kusuma kepada sukabumiupdate.com, saat menjelaskan kronologi dan penanganan dari bencana tersebut. Ia menegaskan,
sembilan santri yang menjadi korban adalah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Yaspida.
“Mereka tertimpa tembok pematang kolam pada saat santri lainnya mengikuti pengajian,” ucap Rahmat.
“Setiap malamnya di pondok pesantren ini ada kegiatan pengajian rutin. Setiap hari dari jam 7 sampai jam 10 malam dan tentu kami sedikit bingung kenapa anak-anak tersebut (korban) ada di sana,” bebernya Kamis (14/11/2024).