SUKABUMIUPDATE.com - Petani mangga di Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, mengeluh. Pasalnya, harga mangga di kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu itu terus menurun alias anjlok.
Petani mangga asal Desa Ciwaru, Aldi Wibisana mengungkapkan, turunnya harga mangga ini disebabkan daya beli di perkotaan lemah serta adanya pasokan mangga dari wilayah lain dan maraknya buah impor sehingga membuat harga pasaran mangga melemah di angka Rp 4.000-5.000 per kilogram.
Padahal di masa panen diluar musim atau off season saat ini, harga mangga menurut Aldi seharusnya naik.
“Sejak akhir Oktober 2024 lalu mulai ada beberapa petani yang panen. Memang produksi mangga belum begitu melimpah, karena saat ini panen diluar musim yang seharusnya harga naik, akan tetapi belum juga panen raya, harga anjlok," ujar Aldi kepada sukabumiupdate.com, Rabu (13/11/2024).
Baca Juga: 7 Alasan Mengapa Mangga Baik Dikonsumsi Untuk Turunkan Kolesterol
Menurut Aldi, kondisi ini tidak sesuai dengan harapan petani mangga di kawasan Geopark Ciletuh. Oleh karena itu ia dan rekan-rekannya mengeluh.
"Biasanya harga of season itu tidak anjlok sampe harga tersebut, paling minim itu diharga Rp8000-Rp10.000 per kilogram,” jelasnya.
Selain anjloknya harga, Aldi menyebut jumlah mangga pun berkurang tidak seperti biasanya. “Kemungkinan berkurang sekitar 50 persen dari biasanya. Hal ini terjadi karena faktor alam sehingga jumlah mangga yang dihasilkan tidak seperti biasanya," ungkap Aldi.
"Sehingga panen raya tahun ini diprediksi jumlah mangga tidak banyak seperti tahun sebelumnya. Hal itu dampak faktor cuaca. Apalagi harga anjlok, disebabkan daya beli diperkotaan lemah, adanya pasokan mangga dari wilayah lain, serta maraknya buah import sehingga membuat pasaran mangga melemah," sambungnya.
Masih kata Aldi, harga mangga saat ini yang mencapai Rp4000-5000 per kilogram itu menurutnya tidak wajar dan tidak seimbang dengan modal yang dikeluarkan untuk biaya pengelolaan serta perawatan.
“Wilayah Geopark Ciletuh itu bisa dibilang penghasil mangga terbanyak di Indonesia. Khususnya varietas mangga cengkir. Kenapa bisa dibilang paling banyak, karena kebun mangga itu bisa dilihat sepanjang jalan ketika memasuki kawasan wisata Geopark Ciletuh,” tuturnya.
"Bahkan per orang ada yang memiliki kebun mangga dengan jumlah puluhan hektare, di Desa Ciwaru, Mandrayaja, Mekarsakti dan Ciemas. Hanya 4 desa bisa menghasilkan mangga ratusan ton," imbuhnya.