SUKABUMIUPDATE.com - Hujan deras disertai angin kencang memicu serangkaian bencana tanah longsor di wilayah Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.
Petugas penanggulangan bencana kecamatan (P2BK) Cicurug, M. Abdul Rizki, melaporkan bahwa akibat cuaca ekstrem itu pada Minggu-Senin, 10-11 November 2024, terjadi bencana tanah longsor di empat titik.
Rizki menyatakan, longsor pertama terjadi pada pukul 16.15 WIB di Kampung Nyalindung RT 03/04, Desa Cicurug. Cuaca ekstrem menyebabkan curah hujan tinggi yang mengakibatkan amblasnya bagian depan rumah milik Ibu Yati (51 tahun).
"Penyumbatan aliran air selokan dan adanya septic tank menjadi pemicu amblesnya bangunan. Rumah tersebut dihuni oleh satu keluarga dengan enam jiwa," ujar Rizki kepada sukabumiupdate.com, Selasa (12/11/2024).
Baca Juga: Evakuasi Mobil Tertimbun Longsor di Kadudampit Sukabumi Makan Waktu 5 Jam, Ini Kendalanya
Longsor kedua terjadi pada pukul 19.30 WIB di Kampung Cicewol RT 04/04, Desa Mekarsari. Tebing setinggi 15 meter tergerus akibat hujan deras yang berlangsung lama, menimpa gedung parkir dan ruang kelas SMK Bakti Kencana. "Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini," katanya.
Longsor lainnya, kata Rizki, terjadi pada pukul 14.30 WIB di Kampung Cipari RT 05/02, Desa Cisaat. Tebing setinggi 4 meter dengan lebar 12 meter longsor dan mengancam jalan lingkungan yang menghubungkan antar kampung.
"Kebutuhan mendesak berupa karung dan boronjong untuk stabilisasi tanah di sekitar lokasi," ucapnya.
Rizki menuturkan, peristiwa longsor lainnya terjadi pada Minggu, 10 November 2024, sekitar pukul 17.00 WIB di TPT Astana Gunung yang terletak di Kampung Nyalindung. Tebing sepanjang 100 meter dengan tinggi 6 meter di area pemakaman umum mengalami longsor, mengancam dua rumah milik warga bernama Luki (39 tahun), Refly (37 tahun), dan Eni (47 tahun).
"Tidak ada korban jiwa atau luka dalam peristiwa ini, namun tiga keluarga dengan sembilan jiwa terancam oleh kondisi tersebut. Kebutuhan mendesak berupa karung dan boronjong untuk pengamanan area yang longsor," jelasnya.
Menurut Rizki, pihak P2BK bersama aparat setempat terus memantau kondisi di lapangan dan mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan. "Kami berupaya maksimal untuk melakukan penanganan dan berkoordinasi dengan berbagai pihak guna mencegah kejadian serupa di kemudian hari," ujarnya.