SUKABUMIUPDATE.com - Jembatan Cilimus di Kedusunan Cilimus, Desa Nangerang, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi kondisinya cukup memprihatinkan. Padahal jembatan bambu yang berada di atas Sungai Cikurutug tersebut adalah akses pendidikan, pertanian, ekonomi, dan sosial warga setempat.
Jembatan sepanjang 26 meter penghubung antar kampung dan akses satu-satunya menuju Desa Bantarpanjang itu kondisinya miring serta anjlok. Keadaan ini membuat warga yang melintas di jembatan tersebut waswas, terutama saat turun hujan.
"Jembatan bambu yang sekarang ini baru dibangun 4 bulan yang lalu. Sebelumnya jembatan bambu yang sama putus dan hanyut kurang lebih panjang 25 meter akibat banjir bandang pada akhir Juni 2024," kata warga setempat, Pahru Suganda (39 tahun) kepada sukabumiupdate.com, Jumat (8/11/2024).
Menurut Pahru, warga berharap kepada pemerintah agar bisa membangun jembatan permanen pengganti jembatan bambu itu. Pasalnya, akses jembatan Cilimus ini sangat berarti bagi warga terutama di Kedusunan Cilimus yang terdiri dari Kampung Cilimus Girang, Cilimus Hilir, Cisaat, Babakan, Bobojong serta Cijiwa.
"Yang melintas ada anak sekolah, pedagang, warga yang mengangkut hasil taninya (ngepok) dan kegiatan lainnya. Sehingga jembatan bambu ini cepat rusak, karena memang penggunanya padat," jelasnya.
"Apalagi saat ini sudah masuk musim hujan, air meluap hingga sampai ke jembatan, karena jembatannya anjlok," sambungnya.
Baca Juga: Warga Nangerang Sukabumi Gotong Royong Perbaiki Jembatan Putus Akibat Banjir
Saat dikonfirmasi, Kepala Desa Nangerang, Sopyan menuturkan, bahwa jembatan yang digunakan warga Kedusunan Cilimus merupakan jembatan darurat hasil gotong royong bersama warga. Hal itu karena jembatan sebelumnya putus dan hanyut diamuk banjir bandang pada Sabtu 29 Juni 2024 lalu.
"Pada saat itu aktivitas warga sempat lumpuh, apalagi beberapa hari lagi banyak kegiatan kenaikan kelas, sehingga kami bersama warga mengadakan swadaya, bergotong royong membuat jembatan, yang sekarang digunakan," jelas Sopyan.
Sejak terjadinya bencana banjir bandang itu, lanjut Sopyan, pihaknya sudah melaporkan kepada Camat Jampangtengah, BPBD, bahkan Dinas Perkim agar ada penanganan lanjutan.
"Semua pihak sudah mengecek ke lokasi dan sudah diusulkan untuk penanganan oleh Dinas Perkim, namun hingga saat ini belum ada realisasi," tuturnya.
Sopyan pun membenarkan bahwa jembatan itu sangat vital sekali untuk aktivitas warganya.
"Ada anak sekolah juga yang lewat jembatan itu. Diperkirakan ada 200 hingga 300 warga tiap hari melintas, belum juga pedagang, dan yang lainnya," tandasnya.