Perhatian Pemkab Sukabumi untuk ODGJ yang Dikurung dan Dirantai di Jampangtengah

Kamis 07 November 2024, 20:36 WIB
Aso saat dikunjungi oleh ibunya Masriah. Pria ODGJ di Jampangtengah Sukabumi tersebut sudah empat tahun terkurung di kandang bambu dengan tangan terbelenggu rantai besi. (Sumber : SU/Ragil)

Aso saat dikunjungi oleh ibunya Masriah. Pria ODGJ di Jampangtengah Sukabumi tersebut sudah empat tahun terkurung di kandang bambu dengan tangan terbelenggu rantai besi. (Sumber : SU/Ragil)

SUKABUMIUPDATE.com - M. Solihin alias Aso (36 tahun), warga Jampangtengah penderita gangguan jiwa yang dikurung dan dirantai di dalam gubuk pinggir sawah dekat rumahnya dipastikan dapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Sukabumi.

Itu setelah tim gabungan yang terdiri dari Pemcam Jampangtengah, Pemdes Bojongtipar, Dinkes Kabupaten Sukabumi melalui Puskesmas dan Dinsos melalui Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) mengunjungi kediaman keluarga Aso di Kampung Cileutik RT008/RW002, Kamis (7/11/2024).

"Tadi tim mengunjungi kediaman keluarga M. Solihin. Dia itu merupakan pasien lama sejak tahun 2018 dan pihak pemerintah tidak mengabaikan," ujar Camat Jampangtengah, Chaerul Ichwan kepada sukabumiupdate.com, Kamis sore.

Chaerul mengatakan, Puskesmas Jampangtengah sudah berupaya melakukan penanganan kepada warganya itu. Bahkan pihak Pemdes pernah membawanya berobat ke RS Syamsudin SH Kota Sukabumi dan Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi (RSJMM) Bogor.

Baca Juga: Terbentur Biaya Berobat, Warga Jampangtengah Ini Dikurung & Dirantai Karena Gangguan Jiwa

Saat bertemu dengan keluarga Aso hari ini, Chaerul menyebut pihaknya juga memberikan himbauan agar Aso diperlakukan layak. Namun kondisinya membuat keluarga serba bingung, karena Aso sering kabur dan ngamuk.

"Keluarga terpaksa melakukan itu, mengingat pasien sering kabur dan ngamuk, sehingga meresahkan lingkungan. Kami akan segera melakukan koordinasi untuk tindak lanjutnya," jelasnya.

Tim dari Pemcam Jampangtengah, Desa, Dinkes dan Dinsos saat mengunjungi kediaman Masriah, ibu dari Aso, Kamis (7/11/2024). | Foto: IstimewaTim dari Pemcam Jampangtengah, Desa, Dinkes dan Dinsos saat mengunjungi kediaman Masriah, ibu dari Aso, Kamis (7/11/2024). | Foto: Istimewa

Kepala Puskesmas Jampangtengah, Sofyan Efendi menambahkan, pihaknya memastikan Aso selama ini selalu disuplai obat-obatan. "Betul, itu pasien lama. Namun memang kesininya terkendala situasi dan kondisi, jadi apakah obat itu diminum, atau dibuang, kami tidak tahu pasti," tuturnya.

"Dan kami sudah berupaya bersama Pemdes dan kecamatan untuk penanganan," sambungnya.

Di tempat yang sama, TKSK Jampangtengah, Hendi menyampaikan, bahwa saat ini masih melakukan koordinasi dengan semua pihak untuk tindak lanjut penanganan bagi Aso agar bisa dibebaskan dan kembali mendapatkan pengobatan di Rumah Sakit serta menjalani rehabilitasi sesuai dengan keinginan keluarga.

"Tindaklanjutnya masih dikordinasikan dengan semua pihak. Kami berencana untuk membawanya berobat atau perawatan dan bisa masuk ke panti (untuk direhabilitasi)," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Aso warga Kampung Cileutik, Desa Bojongtipar, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, sudah empat tahun hidup terkurung dalam sebuah gubuk sempit yang terbuat dari bambu di pinggir sawah dekat rumahnya karena mengalami gangguan jiwa.

Di tempat yang mirip kandang tersebut, tangan Aso juga dibelenggu rantai besi. Keluarga terpaksa membatasi ruang geraknya karena sering kabur dari rumah tanpa busana dan khawatir mengganggu warga lain.

Sang ibu, Masriah (52 tahun) yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani, mengaku pasrah dengan kondisi anaknya tersebut karena tidak memiliki biaya pengobatan.

"Dulu berobat menggunakan BPJS berbayar, namun setelah tidak ada bapaknya (karena meninggal), BPJS nya tidak pernah disetoran lagi, tidak ada uangnya. Harapan kami keluarganya ingin berobat dan sembuh lagi," ujar Masriah kepada sukabumiupdate.com usai mengantarkan roti dan air minum untuk Aso pada Rabu (6/11/2024).

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Kecantikan22 Februari 2025, 22:34 WIB

5 Cara Ampuh Memperbaiki Kulit Berminyak yang Dehidrasi, Bisa di Coba di Rumah

Kulit berminyak yang mengalami dehidrasi mungkin disebabkan oleh kurangnya asupan air atau penggunaan produk perawatan kulit yang tidak tepat.
Ilustrasi cara memperbaiki kulit berminyak yang dehidrasi (Sumber: Freepik/@stockking)
Sukabumi22 Februari 2025, 22:32 WIB

Setelah Autopsi, Samson Sang Preman Simpenan Sukabumi Dimakamkan di TPU Pasir Pogor

Kematian Samson masih menyisakan tanda tanya besar bagi keluarga.
Jenazah Suherlan alias Samson (33 tahun) saat akan dimakamkan di TPU Pasir Pogor, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Kecantikan22 Februari 2025, 22:25 WIB

Kulit Berminyak dan Dehidrasi: Ini 5 Penyebab dan Cara Mengatasinya

Dengan perawatan yang tepat, kulit berminyak yang dehidrasi dapat dikembalikan keseimbangannya. Ingat, hidrasi adalah kunci untuk kulit yang sehat dan bercahaya.
Ilustrasi kulit berminyak dan dehidrasi (Sumber:  Freepik/@KamranAydinov)
Nasional22 Februari 2025, 21:54 WIB

Diduga Dipecat Jadi Guru Pasca Kritik Polisi, Mendikdasmen Diminta Segera Bela Citra Sukatani

Guru merupakan warga negara yang dijamin hak-haknya.
Personel band punk Sukatani. | Foto: X/barengwarga
Life22 Februari 2025, 21:30 WIB

10 Cara Efektif Menghilangkan Noda Pewarna Rambut yang Menempel di Kulit

Mewarnai rambut tidak diragukan lagi merupakan salah satu cara termudah untuk mengubah penampilan. Namun, terkadang, betapapun kerasnya upaya untuk mencegahnya, warna rambut ini dapat meninggalkan bekas pada kulit.
Ilustrasi seorang wanita menggunakan pewarna rambut (Sumber: Freepik/@user18526052)
Sukabumi22 Februari 2025, 21:13 WIB

Tulang Tengkorak Terpotong, 4 Luka pada Wajah Warga Sukabumi yang Tewas di Tangan Adiknya

Tim dokter tidak melakukan tindakan autopsi terhadap jenazah Hendra.
Ketua tim dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi dr Nurul Aida Fathya saat dimintai keterangan oleh wartawan soal kematian Hendra (55 tahun) pada Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Asep Awaludin
Sehat22 Februari 2025, 21:00 WIB

Panduan Lengkap Mengatasi Sakit Punggung: Penyebab, Cara Mengobati, dan Pencegahannya

Dengan memahami penyebab, pengobatan, dan langkah pencegahan, Anda dapat mengelola sakit punggung secara efektif dan mencegahnya mengganggu aktivitas harian.
Ilustrasi seseorang mengalami sakit punggung (Sumber: Freepik/@stefamerpik)
Sehat22 Februari 2025, 20:30 WIB

Panduan Aman Puasa Intermiten untuk Ibu Menyusui: 8 Tips dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Puasa intermiten dapat memberikan manfaat bagi ibu menyusui jika dilakukan dengan benar dan hati-hati. Namun, keamanan dan efektivitasnya bergantung pada kebutuhan tubuh masing-masing ibu dan respons bayi.
Ilustrasi panduan aman puasa intermiten untuk ibu menyusui (Sumber: Freepik/@freepik)
Life22 Februari 2025, 20:00 WIB

Amankah Mencoba Puasa Intermiten Saat Menyusui? Simak Ulasan Berikut

Sebelum mencoba puasa intermiten ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar proses menyusui tetap optimal dan kesehatan bayi tetap terjaga.
Amankah mencoba puasa intermiten saat menyusui? (Sumber: Freepik/@freepic.diller)
Musik22 Februari 2025, 20:00 WIB

Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta

boygroup NCT Wish akan menyapa penggemar Indonesia untuk pertama kali sejak debut melalui Asia Tour yang bakal digelar pada 31 Mei 2025 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta (Sumber : Instagram/@nctwish_official)