SUKABUMIUPDATE.com – Dosen Komunikasi Universitas Indonesia (UI), Awang Ruswandi, turut menanggapi fenomena Joget Sadbor di media sosial TikTok yang dilakukan ratusan masyarakat di Kampung Babakan, Desa Bojongkembar, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Menurutnya, aktivitas tersebut (konten kreator) mencerminkan dinamika masyarakat di era digital saat ini.
Awang, yang juga merupakan asal kelahiran Cikembar Sukabumi itu menyatakan kebanggaannya terhadap Joged Sadbor yang telah berhasil menarik perhatian publik. Ia berpendapat bahwa fenomena ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
"Meski baru belakangan ini viral, saya sebetulnya sudah mengamati Joget Sadbor di media sosial tiktok sejak lama. Di daerah tersebut masyarakat sudah bisa memanfaatkan platform digital dengan baik dengan jenis hiburan yang unik secara live," kata pria yang biasa disapa Kang Awang ini kepada sukabumiupdate.com, Kamis (31/10/2024).
Namun, kata Kang Awang, walaupun aktivitas tersebut kini telah menghasilkan keuntungan bagi masyarakat yang terlibat. Tapi, menurutnya, seperti konten viral lainnya, lama-lama akan mengalami kebosanan. Apalagi saat ini sudah ada juga yang meniru Joged Sadbor di daerah lain.
"Tantangannya, live itu biasanya lama-lama bosen, terutama yang ngasih give ini makin lama semakin sedikit," ujarnya.
Baca Juga: Pandangan Akademisi soal Fenomena Joget Sadbor Sukabumi Viral di TikTok
Baca Juga: Pegiat Medsos Soal Fenomena Sadbor: Joget Khas Warga Sukabumi Pencipta Sumber Ekonomi Baru
Oleh karena itu, sambung Kang Awang, Gunawan selaku perintis Joged Sadbor dengan kemampuan yang dimiliki saat ini, baik pengetahuan soal digital maupun kemampuan mengkordinir masyarakat, jangan berhenti di joged-joged, harus bisa memanfaatkan kreativitas positif lainnya yang lebih menguntungkan.
"Misalnya dengan membuka toko berjualan di tiktok, membuka affialiate atau mempromosikan produk," kata pria yang sudah mengabdi di UI selama 35 tahun itu.
Terkait dengan kreatifitas yang bisa dikembangkan oleh komunitas Joged Sadbor, Kang Awang menyebut bahwa seharusnya pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi lebih gerak cepat memanfaatkan mereka.
"Ini potensi, harusnya dinas kominfo (Kabupaten Sukabumi) memanfaatkan mereka yang saat ini sedang hight, peluang buat mereka sebagai agen kominfo mempromosikan wisata, termasuk UMKM Sukabumi. Kominfo atau Dinas Pariswisata jangan kalah gercep oleh pihak lain," ungkapnya.
Sebab, kata Kang Awang, melalui rating yang dimiliki Sadbor saat ini sangat memungkinkan ada pihak lain yang ingin merekrut mereka untuk pengembangan bisnis. "Sudah pasti akan ada pihak yang membujuk dan merayu mereka, syukur-syukur dalam bidang yang positif, kalau ternyata ada udang dibalik batu, bisa berbahaya," tukasnya.
Kang Awang pun tidak mempermasalahkan keterlibatan ragam usia warga setempat dalam aktivitas konten kreator tersebut. Ia mengungkapkan bahwa yang penting kemampuan dan kreatifitas ini harus disalurkan ke lebih positif. "Ini ide cemerlang kalau Pemda menjadikan mereka sebagai influencer wisata atau UMKM ke depannya," tandasnya.