SUKABUMIUPDATE.com - Warga yang tinggal di sekitar pembangunan Tol Bocimi Seksi III di Kampung Cicangkore, RT 3-4 RW 4, Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, tengah menghadapi krisis air bersih selama beberapa bulan terakhir. Mereka juga kesulitan mendapatkan pasokan air yang layak untuk kebutuhan sehari-hari.
Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Nagrak, Miky, membenarkan bahwa warga di wilayah tersebut mengalami kesulitan air bersih. Menurutnya, penyebab utama kesulitan air lebih disebabkan oleh musim kemarau.
"Sebetulnya ada sumber air walaupun agak jauh dari pemukiman, tapi makin hari sumur juga jadi pada kering," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Senin (21/10/2024). "Adapun dampak dari jalan tol saya kurang tahu, karena setahun yang lalu pun sebelum pembangunan jalan tol, warga juga sama-sama kesulitan air," tambahnya menjelaskan.
Kata Miky, sebelumnya akses kendaraan tangki air ke lokasi tersebut sulit, sehingga warga mengatasi masalah air secara mandiri tanpa meminta bantuan. "Sekarang jalan tol sudah terbuka, sehingga mobil tangki bisa masuk menggunakan jalur tol yang sudah dibangun," tuturnya.
Baca Juga: Krisis Air Bersih Landa Bogor & Sukabumi, Dompet Dhuafa Salurkan Air Bagi Ribuan Jiwa
Miky menegaskan, bantuan air yang dikirimkan disambut baik oleh warga. "Alhamdulillah, warga senang dengan adanya bantuan air. Hari ini sudah dikirim dua tangki dengan kapasitas 5.000 liter per tangki," ungkapnya.
Miky juga menjelaskan bahwa sejak September, pihaknya telah melakukan asesmen ke lokasi. Namun, kekeringan sudah terjadi bahkan sebelum itu. "Pengajuannya saat musim kemarau panjang, sempat terpotong hujan, dikira sudah aman, tapi ternyata masih butuh bantuan," katanya.
Sebelum bantuan datang, warga terpaksa mengambil air dari sumber mata air jauh atau membeli air galonan. Kini, warga berharap adanya pipanisasi untuk menyambungkan sumber air yang ada di lokasi yang lebih jauh. "Di sana ada kobakan air yang tidak surut meskipun musim kemarau, tapi jaraknya jauh dari pemukiman. Sebagian warga sudah memanfaatkan pompa air secara pribadi," jelasnya.
Miky juga menyebut bahwa sebagian warga mulai menyalurkan air menggunakan paralon atau selang ke rumah masing-masing dari sumber air yang tersedia. "Jadi warga menyuling dari situ, disalurkan pakai paralon atau selang ke rumahnya masing-masing," pungkasnya.