Bertaruh Nyawa di Reruntuhan Dermaga, Dilema Nelayan Paratag Tegalbuleud Sukabumi

Jumat 18 Oktober 2024, 13:20 WIB
Paratag atau pagang yang dibangun nelayan di ujung bekas dermaga pasir besi di Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi (Sumber: dok Basarnas)

Paratag atau pagang yang dibangun nelayan di ujung bekas dermaga pasir besi di Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi (Sumber: dok Basarnas)

SUKABUMIUPDATE.com - Tiga nelayan tewas sementara 71 lainnya terjebak di reruntuhan eks dermaga pasir besi, Desa Buniasih Kecamatan Tegalbuleud saat gelombang pasang menyergap pesisir Kabupaten Sukabumi, Rabu 16 Oktober 2024. Insiden ini menyita perhatian publik, pemerintah menerjunkan helikopter basarnas dan TNI serta perahu untuk mengevakuasi puluhan warga pesisir tersebut pada Kamis 17 Oktober 2024.

Seluruh survivor yang terjebak di ujung dermaga yang berjarak kurang lebih 700 meter dari pantai, akhirnya berhasil dievakuasi dengan selamat. 50 orang diangkut menggunakan helikopter, 21 lainnya dievakuasi lewat jalur laut dengan perahu-perahu nelayan yang diterjunkan tim sar gabungan. 3 nelayan yang hilang pun sudah ditemukan dalam keadaan tak bernyawa, terseret hingga ke pesisir Cianjur Selatan Jawa Barat.

Insiden ini akhirnya memperlihatkan bagaimana keseharian puluhan warga pesisir Tegalbuleud bertaruh nyawa dari atas reruntuhan dermaga milik PT Sumber Besi Utama. Reruntuhan dermaga adalah infrastruktur yang tersisah kegiatan tambang pasir besi yang pernah dilakukan perusahaan tersebut.

Baca Juga: Demi Keselamatan, Dispar Sukabumi Imbau Wisatawan Berhati-hati Saat Beraktivitas di Pantai

Dermaga dengan panjang 700 meter dan lebar 6 meter itu terbuat dari material besi dan cor beton. Sebagian besi dan landasan sudah berkarat, bahkan menuju ujung dermaga, beberapa tiang dan landasan sepanjang 100 meter sudah rontok diterjang ombak.

Bekas dermaga pasir besi di Tegalbuleud yang jadi kampung nelayan paratagBekas dermaga pasir besi di Tegalbuleud yang jadi kampung nelayan paratag

Sejak tahun 2017, warga pesisir (nelayan) memanfaatkan sisah reruntuhan dermaga untuk membuat paratag atau pagan (bagan) penangkap ikan dan udang. Ujung dermaga yang berada perairan adalah lokasi yang baik untuk menangkap biota laut bernilai ekonomi, khususnya lobster yang selama ini menjadi komoditas nelayan dari perairan Tegalbuleud.

Ujung dermaga adalah landasan cor semen dengan luas kurang lebih 100 meter kali 50 meter, cukup luas untuk membangung banyak paratag atau pagang serta spot mancing. Dari sana nelayan bergotong royong membuat jembatan bambu sepanjang 100 meter di atas tiang bekas reruntuhan landasan besi, dermaga.

Ketua Rukun Nelayan Tegalbuleud, Hadiji menuturkan inisiatif nelayan menjadikan bekas Dermaga SBP sebagai sarana menangkap ikan dan bersandar perahu. Karena selama ini tidak ada akses bersandar perahu bagi nelayan di pesisir Buniasih Tegalbuleud.

Baca Juga: Cerita Prabu Siliwangi Gagal Kabur Lewat Tegalbuleud Sukabumi Karena Ombak Pasang

"Paratag atau pagang yang dibangun nelayan di ujung dermaga jumlahnya cukup banyak. Satu paratag itu ukurannya ada yang 15 meter, hingga 20 meter. Ada kesepakatan batas panjangnya diangka 20 meteran, dengan lebar 2 - 3 meter,” tegasnya.

Untuk membangun satu paratag atau pagang, lanjut Hadiji dibutuhkan biaya hingga Rp20 juta, dengan material bambu. Pertaruhan modal yang cukup berani, karena keberadaan fasilitas tangkap ikan dan udang di dermaga tersebut sangat rawan disapu gelombang besar, mengingat perairan Tegalbuleud bukan teluk, langsung berhadapan dengan samudera hindia.

Bekas dermaga pasir besi yang jadi kampung nelayan di pesisir Buniasih Tegalbuleud Kabupaten SukabumiBekas dermaga pasir besi yang jadi kampung nelayan di pesisir Buniasih Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi

"Memang beresiko, namun tidak ada pilihan bagi nelayan, bahkan paratag yang baru dibangun juga kalau ada ombak tinggi bisa tersapu dan ambruk. Sebenarnya dilema juga untuk nelayan," pungkas Hadiji.

Walaupun tinggi resiko, keberadaan dermaga paratag ini bak menjadi kampung nelayan di tengah laut. Karena setiap hari tak kurang dari 50 orang beraktivitas di atas eks dermaga perusahaan tambang pasir besi tersebut, tak hanya nelayan pemilik paratag dan perahu, juga ada pedagang dan penghobi mancing mania.

Perputaran uang di dermaga paratag tersebut juga cukup baik. Salah seorang pedagang kopi dan makanan ringan yang membuka warung di sana, punya penghasilan hingga Rp1 juta per hari, dari para konsumen yang beraktivitas di kampung nelayan paratag dermaga pasir besi.

Baca Juga: Polisi Ungkap Kronologi Kematian Wanita Muda Dalam Selokan Pinggir Jalan di Nagrak Sukabumi

Camat Tegalbuleud, Encep Iskandar menjelaskan pasca peristiwa perlu ada evaluasi unsur keselamatan bagi nelayan dan warga yang beraktivitas di bekas dermaga SBP. “Segera ada musyawarah Forkopimcam, SBP, nelayan, pemilik paratag, dan pengurus nelayan. Bahas keseluruhan terutama unsur keselamatan” tuturnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Inspirasi25 November 2024, 08:00 WIB

Info Loker Jabodetabek Berikut Terbuka untuk Lulusan SMK/D3, Yuk Daftar!

Penempatan Wilayah Tangerang, Berikut Info Loker Lulusan SMK/D di Jabodetabek.
Ilustrasi. Penerimaan Karyawan. Info Loker Jabodetabek Berikut Terbuka untuk Lulusan SMK/D3, Yuk Daftar! (Sumber : Freepik/@yanalya)
Food & Travel25 November 2024, 07:00 WIB

Resep Membuat Lapis Legit, Kue Tradisional Jadul yang Populer Sejak Zaman Belanda

Kue Lapis Legit juga dikenal dengan nama Spekkoek dalam bahasa Belanda karena diperkenalkan oleh para penjajah Belanda di Indonesia.
Resep Kue Lapis Surabaya 4 Telur, Stok Camilan Manis di Rumah untuk Keluarga. Foto: IG/barecamagazine
Science25 November 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 25 November 2024, Awal Pekan Hujan di Siang Hari

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan beberapa diantaranya hujan deras disertai petir saat siang hari pada 25 November 2024.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan beberapa diantaranya hujan deras disertai petir pada 25 November 2024. | (Sumber : Foto: Freepik.com)
Sukabumi24 November 2024, 23:11 WIB

Mobil Jazz Merah Ngebut, Penyebab Kecelakaan Beruntun Maut di Sukaraja Sukabumi

Peristiwa kecelakaan beruntun maut di Sukabumi yang melibatkan empat mobil dan satu motor itu mengakibatkan satu orang tewas dan 6 orang lainnya terluka.
Mobil Honda Jazz merah penyebab kecelakaan beruntun di Sukaraja Sukabumi saat dievakuasi. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi24 November 2024, 22:51 WIB

Kecelakaan Beruntun di Sukaraja Sukabumi Libatkan 5 Kendaraan, 1 Korban Meninggal

Berikut kronologi kecelakaan beruntun di Sukaraja Sukabumi yang libatkan 5 kendaraan.
Kondisi kendaraan yang terlibat kecelakaan di Sukaraja Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Nasional24 November 2024, 22:15 WIB

Siap-siap, Harga Rumah Diproyeksi Bakal Naik Imbas Kebijakan PPN 12 Persen

Kenaikan tarif PPN 12 Persen mulai tahun depan ini disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan komisi XI DPR pekan lalu.
Ilustrasi rumah. (Sumber : Shutterstock)
DPRD Kab. Sukabumi24 November 2024, 21:24 WIB

Reses Loka Tresnajaya di Desa Kutajaya Sukabumi, Infrastruktur Mendominasi Aspirasi

Menurut Loka, Desa Kutajaya adalah salah satu desa terluas di Cicurug namun masih memiliki sejumlah wilayah yang belum tersentuh aspal.
Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dari Partai Golkar, H.M. Loka Tresnajaya menggelar reses di Kampung Pereng, Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, Sabtu 23 November 2024. (Sumber : Istimewa)
Sehat24 November 2024, 21:02 WIB

Tukak Lambung Pada Anak : Ketahui Gejala dan Penyebabnya

Tukak lambung atau yang juga dikenal sebagai tukak peptik diketahui sangat jarang terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa, tetapi ternyata hal ini terjadi lebih sering daripada yang dibayangkan.
Ilustrasi seorang anak menderita tukak lambung (Sumber : Freepik/@freepik)
Sukabumi24 November 2024, 20:23 WIB

10 Penumpang Terluka, Kronologi dan Dugaan Penyebab Bus Terguling di Lingsel Sukabumi

Berikut kronologi dan dugaan penyebab bus terguling di jalur Lingkar Selatan atau Lingsel Kota Sukabumi.
Bus yang terguling di Jalur Lingkar Selatan Kota Sukabumi saat dievakuasi oleh mobil derek. (Sumber Foto: Istimewa)
Life24 November 2024, 20:00 WIB

3 Legenda Curug Sanghyang Taraje, Tapak Sangkuriang Hingga Tangga Menuju Kayangan

Konon, Sangkuriang ingin mengambil bintang untuk Dayang Sumbi, ibu yang sangat dicintainya. Untuk mencapai bintang, Sangkuriang melewati Curug Sanghyang Taraje, yang dianggap sebagai tangga menuju kayangan.
Curug Sanghyang Taraje. Foto: IG/smiling.westjava