SUKABUMIUPDATE.com - Tegalbuleud, sebuah kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat yang berjarak sekitar 89 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Sukabumi.
Tegalbuleud Sukabumi dikenal dengan pemandangan alamnya yang indah, termasuk pantai-pantai yang menarik untuk dikunjungi.
Bukan soal insiden kecelakaan laut (laka laut), artikel berikut akan mengulas tentang cerita sejarah Prabu Siliwangi yang menyebut nama di Pantai Tegalbuleud Sukabumi.
Baca Juga: Perjanjian Kalijati Subang, Saksi Bisu Tanah Jawa Barat dalam Perang Dunia II
Sejarawan Sukabumi, Irman Firmansyah kepada sukabumiupdate.com beberapa waktu lalu pernah menceritkan tentang Prabu Siliwangi yang berkaitan dengan Tegalbuleud.
Konon dalam pantun Pajajaran disebutkan salah satu kisah pelarian, misalnya saat munculnya serangan Banten yang berkoalisi dengan Cirebon dan Demak.
Cerita historis menyebutkan, Tegalbuleud Sukabumi memang digunakan oleh rombongan Prabu Siliwangi ketika melarikan diri dari kejaran pasukan Banten untuk bisa menyebrang ke Nusa Larang. Kini, banyak yang menganggap bahwa Nusa Larang tersebut sekarang disebut Pulau Christmas.
"Banyak yang mengaitkan Pulau Natal dengan Nusalarang, sebagai salah satu pulau yang disebut saat Prabu Siliwangi hendak menyeberang lautan. Konon, pulau ini muncul dari gugusan pegunungan berapi di sunda selatan yang sudah mati," kata penulis buku Soekaboemi the Untold Story itu.
Baca Juga: One Direction Berduka Atas Kematian Liam Payne, Tertanda: Louis, Zayn, Niall & Harry
Menurut Irman yang juga sebagai Ketua Yayasan Dapuran Kipahare, saat itu Prabu Siliwangi dan pengikutnya mencoba melarikan diri ke Pulau Christmas melalui Pantai Tegalbuleud, namun gagal karena ombak Samudra Hindia yang pasang.
Di Tegalbuleud Sukabumi inilah, sebelum sang Prabu Ngahiyang (menghilang), membagi pengikutnya ke dalam kelompok kecil. Prabu Siliwangi membiarkan mereka memilih jalan hidup masing - masing dan ada rombongan yang berusaha kembali ke Dayeuh (pusatkota).
"Ketiga rombongan masing-masing dipimpin tiga pengawal istana Bernama Demang Haurtangtu, Puun Buluh Panunjang, dan Guru Alas Lintang Kendesan. Sebagian melarikan diri ke Urug, Citorek, Sirna Rasa, Ciganas dan sebagian bermuara ke Kampung adat Ciptarasa Cisolok (Kesatuan Adat banten Kidul)." tutur Irman ketika dihubungi sukabumiupdate.com, beberapa waktu lalu.
Kemudian rombongan ketiga dipimpin Prabu Anom Yuwaraja menuju Cibeo Lebak dan kelompok terakhir menuju Muara Cimandiri yang menjadikan cikal bakal kisah munculnya Palabuhanratu Sukabumi.
"Peristiwa ini memang pada akhirnya menyebabkan sebagian masyarakat menganggap perbatasan selatan wilayah Sukabumi adalah Tegalbuleud dan menjadi ungkapan setengah bercanda, hal ini memang beralasan mengingat jaraknya yang tidaklah jauh." jelas pengamat sejarah Sukabumi Irman Firmansyah.