SUKABUMIUPDATE.com - Basarnas bersama tim sar gabungan, menyiapkan sejumlah strategi evakuasi 71 nelayan yanv terjebak gelombang pasang di Ujung Eks Dermaga Pasir Besi Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi. Salah satunya mensiagakan Helikopter.
Hal ini disampaikan Kepala Kantor Basarnas Jakarta, Desiana kepada awak media di pesisir pantai Buniasih, Kamis (17/10/2024). "Ada dua strategi yang alan coba disiapkan untuk mengevakuasi para surviver, pertama lewat udara dengan helikopter kedua lewat laut menggunakan perahu-perahu nelayan," jelasnya.
Proses evakuasi sendiri lanjut Desiana akan sangat tergantung dengan kondisi cuaca perairan di lokasi. "Termasuk jika memang cuaca tidak bagus, kita akan mengupayakan droping makanan dan minuman untuk para surviver di sana."
Saat ini kondisi perairan selatan Sukabumi termasuk di Tegalbuleud masih kurang bersahabat. Ketinggian gelombang di pesisir terpantau masih tinggi, 2-3 meter dengab kecepatan angin 5 - 35 knot per jam, bertiup dari arah timur ke barat daya.
Baca Juga: Tewas Terdampar di Cianjur, Satu dari Tiga Nelayan yang Hilang di Laut Tegalbuleud Sukabumi
Helikopter Basarnas saat ini sudah berada di lapang terbang TNI AU Cibalimbing Sukabumi. Disiagakan Helikopter AS/356-N3+/HR-3604 dengan Pilot Mayor Pnb Endrik.
Selain basarnas, sejumlah elemen dan relawan termasuk nelayan juga sudah berada di sekitar dermaga eks tambang pasir besi untuk membantu proses evakuasi.
Bertahan dengan Daun Singkong
Diketahui sudah 24 jam lebih, puluhan nelayan terjebak di ujung jembatan bekas dermaga tambang pasir besi milik PT. Sumber Baja Prima (SBP) di Desa Buniasih, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi.
Ombak besar menyapu jembatan bambu sepanjang kurang lebih 100 meter, sehingga mereka tak bisa pulang ke darat.
Baca Juga: Jembatan Rusak Di Cisolok Sukabumi Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Hadapi Bahaya Setiap Hari
Upaya evakuasi para nelayan terkendala masih tingginya gelombang di lokasi tersebut. 71 nelayan yang terjebak mulai kehabisan bahan makanan, mereka bertahan dari sisa-sisa perbekalan yang dibawa.
Saya makan daun ubi singkong, yang lain juga sama, soalnya kan ubinya tadi sudah habis, air bersih ada sisa sedikit, kita pakai sedikit-sedikit," ujar Jiman, salah satu nelayan yang terjebak melalui sambungan telpon kepada sukabumiupdate.com.
Jiman mengaku bahwa ia saat ini bersama dengan ketiga temannya berlindung di ujung jembatan yang terbuat dari beton. Kondisi itu menurutnya lebih aman dari ancaman ombak besar. Namun, kelaparan dan kehausan mulai menyiksa mereka.
"Kita kelaparan di sini, saya bertahan kan di ujung jembatan ada kaya lapangan (beton), saya diam di situ," ucap Jiman.
Baca Juga: Adu Banteng Angkot dan Scoopy di Cikukulu Sukabumi, 2 Orang Terkapar di Jalan
Ombak besar yang menerjang dermaga pasir besi, Rabu pagi 16 Oktober 2024 menyebabkan 3 nelayan hilang. 1 berhasil diselamatkan oleh Jiman dan kawan-kawannya yang kini terjebak di ujung dermaga pasir besi.