71 Nelayan Terjebak di Dermaga Tegalbuleud Sukabumi, Bertahan Hidup dengan Daun Singkong

Rabu 16 Oktober 2024, 23:08 WIB
Puluhan nelayan bertahan di ujung jembatan bekas dermaga tambang pasir besi milik PT SBP Tegalbuleud Sukabumi yang putus akibat dihantam gelombang tinggi, Rabu (16/10/2024). (Sumber : Basarnas/Istimewa)

Puluhan nelayan bertahan di ujung jembatan bekas dermaga tambang pasir besi milik PT SBP Tegalbuleud Sukabumi yang putus akibat dihantam gelombang tinggi, Rabu (16/10/2024). (Sumber : Basarnas/Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Sudah hampir tengah malam, puluhan nelayan masih terjebak di ujung jembatan bekas dermaga tambang pasir besi milik PT. Sumber Baja Prima (SBP) di Desa Buniasih, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, sejak Rabu (16/10/2024) pukul 06.00 WIB pagi. Upaya evakuasi para nelayan terkendala masih tingginya gelombang di lokasi tersebut.

Diketahui, ada sebanyak 71 orang nelayan yang berusaha bertahan hidup di tengah kondisi yang mengkhawatirkan tersebut. Salah satunya Jiman, ia mengungkapkan kondisi yang dialami bersama rekan-rekannya hingga Rabu malam ini.

"Saya makan daun ubi singkong, yang lain juga sama, soalnya kan ubinya tadi sudah habis, air bersih ada sisa sedikit, kita pakai sedikit-sedikit," ujar Jiman melalui sambungan telpon kepada sukabumiupdate.com.

Jiman mengaku bahwa ia saat ini bersama dengan ketiga temannya berlindung di ujung jembatan yang terbuat dari beton. Kondisi itu menurutnya lebih aman dari ancaman ombak besar. Namun, kelaparan dan kehausan mulai menyiksa mereka.

"Kita kelaparan di sini, saya bertahan kan di ujung jembatan ada kaya lapangan (beton), saya diam di situ," ucap Jiman.

Baca Juga: Tinggi Gelombang Jadi Kendala Evakuasi 71 Nelayan yang Terjebak di Dermaga Tegalbuleud Sukabumi

Para nelayan sangat berharap dapat segera dievakuasi ke daratan, namun kondisi cuaca yang belum bersahabat menyulitkan upaya penyelamatan.

"Kita butuh makanan, gelombang masih tinggi, jadi belum ada yang bisa ke tengah. Ingin segera dievakuasi ke darat, (di sini, red) kita berupaya seadanya agar bisa bertahan," ungkapnya.

Terpisah, Kasat Polairud Polres Sukabumi AKP Tenda Sukendar menyampaikan soal rencana menggunakan helikopter sebagai solusi alternatif untuk mengevakuasi para nelayan tersebut.

Hal itu karena kendala utama dalam upaya evakuasi ini adalah kondisi gelombang laut yang tinggi yang membuat kapal-kapal tidak dapat mendekati lokasi kejadian.

"Iya, rencananya evakuasi besok (Kamis 17 Oktober 2024) pagi menggunakan heli. (Berangkat) dari Jakarta. Heli itu punya Basarnas," kata Tenda.

"Itu salah satu alternatif, jadi tentatif. Karena bisa lewat laut dengan perahu yang sudah disiapkan kalau situasi gelombangnya landai," tambahnya.

Sementara itu, Koordinator Basarnas Pos SAR Sukabumi Suryo Adianto memastikan, bahwa saat ini tim SAR gabungan masih bersiaga di lokasi.

Ia menyebut, karena kondisi gelombang yang masih tinggi, pihaknya tadi hanya bisa melakukan pencarian visual darat saja dari ketinggian serta menggunakan drone untuk pencarian nelayan yang hilang di sekitar lokasi.

"Penggunaan drone juga sekaligus untuk memantau korban yang masih ada di dermaga. Untuk tim stand by di lokasi kejadian, alut juga sudah kita siapkan, diantaranya perahu dan dari bantuan pihak-pihak lain yang ada," jelasnya,

Suryo menuturkan, pihaknya juga menerima informasi bahwa stok air bersih di lokasi para nelayan sudah menipis. Sehingga prioritasnya saat ini adalah menyalurkan bantuan logistik terlebih dahulu.

"Kita secepatnya mencari cara untuk menyalurkan logistik supaya korban korban yang masih menunggu di sana masih tetap bisa bertahan," tuturnya.

Ia juga memastikan sudah koordinasi dengan pihak TNI dan Polri terutama dengan Satuan Radar 216/Cibalimbing terkait rencana pelibatan helikopter dalam upaya evakuasi para nelayan.

"Nanti proses evakuasi kita menggunakan satu heli. Sistemnya akan bolak balik dan nanti juga akan dibantu dengan perahu jika kondisinya memang memungkinkan. Tapi kalau gelombang masih tinggi, kita manfaatkan evakuasi itu full dengan heli. Satrad 216/Cibalimbing jadi lokasi helipad untuk dropping korban," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, dalam peristiwa yang terjadi pada Rabu (16/10/2024) pukul 06.00 WIB pagi ini, tercatat tiga orang hilang akibat tersapu ombak dan puluhan orang lainnya terjebak di ujung jembatan bekas dermaga tambang pasir besi milik PT SBP Tegalbuleud Sukabumi. Insiden itu akibat akses jembatan terputus dihantam gelombang ombak yang tinggi.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Food & Travel18 Januari 2025, 14:00 WIB

Menikmati Deburan Ombak di Pantai Karang Tawulan, Wisata Eksotis Mirip Tanah Lot di Tasikmalaya

Tersembunyi di wilayah selatan kabupaten, pantai Karang Tawulan menawarkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota.
Pantai Karang Tawulan adalah sebuah destinasi wisata pantai yang menarik di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. (Sumber : Instagram/@riskardr/@dadanwardana99).
Bola18 Januari 2025, 12:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs PSBS Biak di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : Instagram/@psbsofficial/X/@psm_makassar).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:57 WIB

Satpam Asal Sukabumi Tewas di Rumah Mewah Bogor, Keluarga Temukan Banyak Luka Serius

Korban sempat menghubungi istrinya melalui pesan singkat.
Rumah duka Septian (37 tahun) di Kampung Cibarengkok RW 01, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:36 WIB

Daftar SKPD dengan Aduan Terbanyak pada 2024, Menurut Data Diskominfo Kota Sukabumi

Pemerintah Kota Sukabumi menerima 106 aduan masyarakat sepanjang 2024.
Apel di Lapang Setda Balai Kota Sukabumi pada Senin (15/7/2024). | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:20 WIB

Tahun 2025, Dishub Kota Sukabumi Bakal Perketat Pengawasan Kendaraan Pariwisata

UPTD PKB Dishub akan melakukan upaya untuk mendukung pemerintah pusat.
Kepala UPTD PKB Dishub Kota Sukabumi, Endro. | Foto: Website Kota Sukabumi
Aplikasi18 Januari 2025, 11:15 WIB

Raksasa Mesin Pencari Google Mulai Ditinggalkan, Ternyata Teknologi Ini Penggantinya!

Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda.
Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda. (Sumber : Pixabay.com/@Simon).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:06 WIB

Diskominfo Rilis Laporan 2024: SP4N-Lapor Kota Sukabumi Terima 106 Aduan Masyarakat

Mei menjadi bulan tertinggi dengan 15 aduan.
(Foto Ilustrasi) Diskominfo Kota Sukabumi merilis data yang masuk ke SP4N Lapor sepanjang 2024. | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 10:47 WIB

Kembalikan Ikon Wisata Lokal, Pemdes dan Warga Bersihkan Curug Caweni di Cidolog Sukabumi

Sejak pandemi Covid-19, jumlah wisatawan Curug Caweni mengalami penurunan.
Kondisi Curug Caweni di Kampung Cilutung, Desa/Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Sukabumi18 Januari 2025, 10:12 WIB

Akses Kendaraan Lumpuh! Longsor Kembali Tutup Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi

Akses kendaraan untuk roda empat atau mobil lumpuh total.
Material longsor menutup Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 10:00 WIB

Menyatu dengan Alam di Curug Sawer, Hanya 30 Menit dari Kota Sukabumi

Tersembunyi di tengah hutan yang rimbun, Curug Sawer ini menawarkan keindahan alam yang masih asri dan suasana yang tenang.
Curug Sawer adalah salah satu destinasi wisata alam yang menarik di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. (Sumber : Screenshot YouTube/@Kemanapedia).