SUKABUMIUPDATE.com - Dirman (50 tahun), warga Kampung Citaritih, Desa Pasiripis, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, merupakan seorang nelayan pinggir atau nelayan Jodang. Dirman telah beberapa tahun berkawan dengan ganasnya deburan ombak Pantai Karang Gantung, demi mengais rezeki untuk menghidupi keluarganya.
Dengan bermodalkan ban bekas sebagai alat untuk berenang dan alat tangkap ikan bernama jaring jodang, Dirman harus berenang menembus pecahan ombak untuk melaju ke tengah lautan menaruh jaring tersebut.
Perjuangan Dirman dengan hanya mengandalkan hasil tangkapan dari jaring jodang, baik lobster, gurita, dan ikan lainnya untuk menghidupi istri dan dua anaknya yang masih sekolah. Meski tidak setiap kali hasil tangkapannya memuaskan, kadangkala Dirman harus pulang dengan tangan hampa.
"Tiap hari ngajodang. Kalau penghasilan tidak tentu, kadang dapat, kadang nihil. Kalau rata-rata dapat 10-15 kilogram, ikan campuran. Kalau di jual perkiraan Rp 200 - 300 ribu," kata Dirman kepada sukabumiupdate.com, Selasa (8/10/2024).
Baca Juga: Anggota DPRD Sukabumi Dadang Hermawan Siap Perjuangkan Keinginan Nelayan Ujunggenteng
Baca Juga: Serunya Berburu Lobster, Berenang Ratusan Meter di Laut Ciracap Sukabumi
Darman mengaku, berburu ikan dengan menjadi nelayan jodang sudah dilakukannya hampir 5 tahun. "Alat bantu hanya bermodalkan ban dalam bekas untuk membantu renang, karena kalau tidak pakai ban tidak akan kuat melawan deburan ombak. Apalagi di areal Karang Gantung, ombaknya tinggi, serta arus bawah kencang sekali, terutama saat ombak pecah," terangnya.
Menurut Dirman, Untuk menangkap lobster dengan menggunakan jaring Jodang harus dilepas di perairan cukup dalam, sekitar 200 meter sampai 300 meter dari bibir pantai. "Untuk sampai ke titik dimana jaring itu ditebar kami harus berenang menembus ganasnya ombak Karang Gantung," ungkapnya.
Bapak dengan dua anak yang masih sekolah dasar ini mengungkapkan tantangan yang paling besar adalah saat tiba tiba datang angin kencang. "Tantangannya ketika berenang, tiba-tiba cuaca berubah, seperti datang angin kencang, dan hujan seperti badai. Ini perlu kemampuan berenang, dan bisa membaca arah angin. Kalau tidak dimiliki itu semua, nyawa taruhannya," tegasnya.
"Alhamdulilah, walau pas-pasan, namun bisa memenuhi kebutuhan hidup, dan menyekolakan anak-anak, dengan cara ini," ucap suami dari Siti ini menutup perbincangan.