SUKABUMIUPDATE.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemkominfo RI) mengungkap masih banyak desa di Indonesia yang belum mendapatkan akses internet yang memadai. Pernyataan ini dikatakan Staf Ahli Kemkominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa Molly Prabawaty di Kabupaten Sukabumi.
Molly Prabawaty hadir dalam pembukaan Rural ICT Camp 2024 di wilayah Pantai Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap, pada Senin, 7 Oktober 2024. Kegiatan Common Room Networks Foundation sampai 11 Oktober 2024 bersama negara Inggris dan beberapa pihak ini mengangkat tema "Konektivitas Pedesaan dan Ketahanan Iklim".
Hadir pula Camat Ciracap, Danramil Surade, Polsek Ciracap, TNI AL Pos Ujunggenteng, Satpolairud, TNI AU Atang Sendjaja, Kapus Ciracap, Kepala Desa Cikangkung, Kepala Desa Purwasedar, Kepala Desa Ujunggenteng, Kepala Desa Pangumbahan, dan Kepala Desa Sidamulya. Sementara pesertanya, selain dari Indonesia, juga perwakilan dari Filipina, Jerman, dan Inggris.
Molly Prabawaty sangat mengapresiasi kegiatan ini yang sudah lima kali dilakukan di Indonesia dan dua kali di Jawa Barat. Pertama adalah di Cipatagelar dan sekarang di Kecamatan Ciracap. Menurut Molly, konektivitas merupakan kebutuhan utama yang sangat mendukung segala bidang, namun masih ada desa-desa yang belum mendapatkan akses internet atau blank spot, sehingga kerja sama dengan Common Room Networks Foundation dan negara Inggris, melalui programnya, dapat membantu.
"Dari data BPS, jumlah desa/kelurahan di Indonesia ada 83.971, dan 12.548 belum mendapatkan akses internet yang memadai. Kami terus berupaya agar tidak ada lagi desa yang terkendala oleh jaringan internet. Intinya bagaimana kami membantu agar desa bisa mendapatkan akses internet," kata dia.
Kegiatan ini diharapkan dapat menimbulkan inovasi baru yang diterapkan di lapangan. Rural ICT Camp 2024 mendukung pertumbuhan koneksivitas internet berbasis komunitas sehingga bertujuan mengatasi tantangan kesenjangan digital di daerah dan tempat-tempat terpencil.
"Mempromosikan penggunaan infrastruktur internet dan teknologi komunikasi lokal secara efektif serta memperkuat wacana publik tentang penggunaan internet dan teknologi digital untuk pengurangan risiko bencana, perubahan iklim, kedaulatan pangan, pelestarian lingkungan, pertumbuhan ekonomi lokal, pemberdayaan masyarakat, dan tujuan pembangunan berkelanjutan. Para nelayan dan petani bisa terbantu dengan adanya internet, salah satunya untuk mengakses iklim, harga, dan yang lainnya," ujar Molly.