SUKABUMIUPDATE.com - Banyak warga Kampung Cikaret RT 45/10 Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, menyayangkan dengan berhentinya sanggar batik pakidulan yang menjadi salah satu ikon Geopark Ciletuh di wilayah tersebut.
Dari pantauan sukabumiupdate.com di lapangan pada Kamis (3/10/2024), sanggar yang diresmikan pada tahun 2015 tersebut terlihat sepi tanpa adanya aktivitas.
"Sanggar itu berdiri diatas lahan seluas 400 meter, lahan tersebut awalnya milik warga dan dibeli oleh pihak Bio Farma melalui CSR dengan harga Rp50 juta," kata J (60 tahun) tokoh warga setempat.
Menurut J, saat itu warga sangat antusias dengan adanya kegiatan pembuatan batik pakidulan. Kalangan ibu-ibu dan remaja putra-putri selalu ramai belajar membuat batik tulis tersebut.
"Saat itu diperkirakan ada 30 atau 40 anggota sanggar. Sayang hanya berjalan 3 atau 4 tahun. Sekitar tahun 2018-2019 sudah tidak ada kegiatan lagi. Bahkan pendiri sanggarnya juga saat ini tidak ada ditempat," ungkapnya.
"Sebenarnya tinggal menata manajemen saja dan kejujuran pengelolanya," tambahnya.
Baca Juga: Ikon Geopark Ciletuh, DPRD Sukabumi Berharap Batik Pakidulan Hidup Kembali
Hal senada diungkapkan Lisna (36 tahun) salah satu anggota sanggar. Ia juga menyayangkan sanggar batik pakidulan tersebut tutup.
"Padahal warga setempat sangat antusias dan hasil batik tulis sudah dikenal. Kalau masalah honor, waktu itu seingat saya, antara Rp25 ribu-Rp30 ribu per hari, kecuali kalau malam per jam Rp5 ribu. Jadi gimana pekerjaannya, kalau sudah segala bisa atau sudah mahir honornya beda," terangnya.
Menurut Lisna, warga sangat berharap sanggar tersebut bisa dibuka kembali karena bisa membantu perekonomian. "Namun manajemennya harus diperbaiki," pungkasnya.
Terpisah Kepala Desa Purwasedar Defi Susandi mengatakan bahwa pihak Pemdes sudah mencoba komunikasi dengan pihak pengelola untuk kembali menghidupkan sanggar itu. Bahkan dalam pengoperasiannya, pihaknya menjanjikan akan melibatkan Bumdes.
"Hingga saat ini komunikasi belum ada keputusan, akan tetapi kami akan mencoba lagi, agar ada solusi terbaik, terutama kaitan dengan tempat sanggar itu," imbuhnya.