Cerita Sekawanan Banteng Tinggalkan Cagar Alam Cibanteng Sukabumi

Kamis 26 September 2024, 18:33 WIB
Ilustrasu sekawanan Banteng di sebuah taman satwa | Foto : Pixabay

Ilustrasu sekawanan Banteng di sebuah taman satwa | Foto : Pixabay

SUKABUMIUPDATE.com - Hutan Cagar Alam Cibanteng dan Suaka Margasatwa Cikepuh merupakan dua wilayah yang yang termasuk pada kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu Sukabumi. Batas-batas kedua tempat tersebut meliputi Desa Mandrajaya, Desa Cibenda, Desa Sidamulya Kecamatan Ciemas, dan Desa Gunungbatu, Desa Pangumbahan di Kecamatan Ciracap. Kedua hutan itu, merupakan habitat Banteng.

"Dari cerita orangtua, sekitar tahun 1980, masih banyak banteng banteng yang berkeliaran di Cagar Alam Cibanteng," ucap Ocim (40 tahun) warga Mandrajaya kepada sukabumiupdate.com, Kamis (26/9/2024).

Bahkan ditengah hutan Cagar Aalam Cibanteng, ada sebuah lokasi sungai kecil atau selokan yang dinamakan Panginuman Banteng, yakni tempat minumnya banteng banteng. Namun semakin kesini, semakin banyak orang yang berburu masuk kekawasan hutan saat itu, selain banyak pemburu, juga sering terjadi kebakaran hutan, mungkin banteng banteng itu sudah tidak nyaman tinggal diwilayah hutan itu, akhirnya dia pergi.

Pemandangan Cagar Alam Cibanteng di Ciemas Sukabumi | Foto : Ragil GilangPemandangan Cagar Alam Cibanteng di Ciemas Sukabumi | Foto : Ragil Gilang

Kepergian kawanan banteng, sempat diketahui oleh nelayan waktu itu. Banteng banteng itu turun dari Cagar Alam Cibanteng, ke laut Cikadal saat waktu sariak layung (sore hari), atau saat matahari tenggelam. "Dari cerita orangtua dulu, kawanan banteng itu menyebrang lautan menuju arah laut Ujungkulon - Banten," ungkapnya.

"Jadi kemungkinan ratusan banteng yang ada di Cagar Alam Cibanteng, sekarang adanya di Ujungkulon Banten. Karena dari jejaknya tidak ditemukan bangkai atau kematian masal di Cibanteng," pungkasnya.

Baca Juga: Angkernya Cagar Alam Cibanteng Sukabumi di Masa Lalu

Baca Juga: Keanekaragaman Satwa Penghuni SM Cikepuh dan Cagar Alam Cibanteng Sukabumi

Sebelumnya, Kepala Desa Cibenda Kecamatan Ciemas, Adi Rizwan menceritakan bahwa ia sudah mengenal kawasan Suaka Margasatwa Cikepuh dan Cagar Alam Cibanteng dengan luas 8.570,05 hektar sejak usia SD kelas 5, saat itu sering ia diajak oleh almarhum ayahnya, Adah Dahlan.

Almarhum Adah Dahlan, tutur Kades, merupakan mantan Kepala BKSDA Cagar Alam Cibanteng dan Suaka Margasatwa Cikepuh selama hampir 25 tahun.

Selain itu, sambung Kades, hutan Cibanteng menjadi tempat populasi Banteng saat itu. Banyak kerbau warga yang bercampur dan berkumpul dengan banteng-banteng itu. Namun bedanya kalau kerbau sudah mengetahui saat harus pulang ketempat diluar kawasan hutan atau sampalan.

Adi mengatakan almarhum bapaknya sebagai petugas BKSDA waktu itu memiliki catatan berapa banyak banteng jantan, betina, anaknya, bahkan sampai yang bunting. "Yang saya ingat ada 500 banteng yang tercatat, komplit dengan namanya. Almarhum tiap hari harus mengecek, karena memang tidak luput dari para pemburu pemburu. Kendati tiap hari diburu, namun bisa dihitung yang bisa ditangkap, paling satu tahun hanya 5 ekor," ungkapnya.

Itupun tidak lepas dari perintah Ki Hori. Ya, tergantung tiap tahun mau dikeluarkan berapa, terkadang tidak bisa ditangkap, walau tiap hari diburu. "Ki Hori, merupakan kuncen Cagar Alam Cibanteng dan Suaka Margasatwa Cikepuh, meninggal pada usia 100 lebih, sebelum meninggal orang tua kami," imbuhnya.

Terkait dengan keberadaan kerbau di Cagar Alam Cibanteng dan Suaka Margasatwa Cikepuh memang bukan sekarang saja. "Sudah zaman dahulu sudah ada bersama Banteng banteng tersebut, bahkan ada yang tidak pernah pulang, ikut bersama kawanan banteng," pungkasnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Food & Travel27 September 2024, 06:00 WIB

Resep Peuyeum Bandung, Makanan Fermentasi Tradisional dari Singkong

Peuyeum terbuat dari singkong yang sudah dikupas dan direbus, lalu difermentasi dengan menggunakan ragi.
Peuyeum Bandung, Makanan Fermentasi Tradisional dari Singkong. Foto: Instagram/@yogya_junction8
Science27 September 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 27 September 2024, Semua Wilayah Potensi Cerah di Pagi Hari

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca cerah berawan dan beberapa diantaranya hujan ringan pada 27 September 2024.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca cerah berawan dan beberapa diantaranya hujan ringan pada 27 September 2024. (Sumber : Pixabay.com/@MabelAmber)
Jawa Barat26 September 2024, 21:31 WIB

Siap-siap! Dalam Waktu Dekat Tol Bocimi Seksi 2 Akan Diberlakukan Tarif

PT Trans Jabar Tol (TJT) mengumumkan bahwa dalam waktu dekat Tol Bocimi Seksi 2 Ruas Cigombong-Cibadak akan diberlakukan tarif
Gerbang Tol Bocimi Seksi 2 di Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Agustus 2023. | Foto: SU/Ibnu Sanubari
Sukabumi26 September 2024, 21:26 WIB

Hari Tani di Eks Bumiloka Jampangtengah Sukabumi, Soroti Penguasaan Lahan oleh Pengusaha

Memperingati hari tani ke-64 tahun 2024, petani anggota Serikat Petani Indonesia (SPI) mengadakan rapat umum bertempat dilahan perjuangan Eks HGU PT. Bumiloka Swakarya Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi
Peringatan Hari Tani Nasional 2024 SPI Sukabumi di Eks HGU Bumiloka Jampangtengah | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi Memilih26 September 2024, 20:53 WIB

Syaikhu Janjikan Gaji Guru Honorer Setara Buruh Usai Dengar Curhatan Warga Sukabumi

Ahmad Syaikhu menilai bahwa peningkatan gaji guru honorer hingga setara dengan UMK sangat mungkin dilakukan, tergantung pada political will kepala daerah.
Cagub Jabar nomor urut 3 Ahmad Syaikhu saat berdialog dengan warga Desa Cibatu, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi,  Kamis (26/9/2024). (Sumber : SU/Ibnu)
Life26 September 2024, 20:00 WIB

7 Cara Menghilangkan Kebiasaan Anak Laki-laki yang Teriak-teriak dan Suka Memukul

Perilaku berteriak dan memukul pada anak laki-laki seringkali merupakan cerminan dari suatu masalah yang lebih dalam.
Ilustrasi. Perilaku berteriak dan memukul pada anak laki-laki seringkali merupakan cerminan dari suatu masalah yang lebih dalam. (Sumber : Freepik/@asierromero)
DPRD Kab. Sukabumi26 September 2024, 19:59 WIB

Absen di Momen Wisuda, Politisi Muda Golkar Ini Pilih Hadiri Rapat Paripurna DPRD

Rahma Sakura Ramkar, membuat keputusan tak biasa di hari wisudanya di Universitas Muhammadiyah Sukabumi. Alih-alih merayakan momen kelulusan, ia memilih hadir rapat paripurna DPRD
Rahma Sakura Ramkar, Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi Fraksi Golkar | Foto : Mulvi
Sukabumi Memilih26 September 2024, 19:27 WIB

Kunjungi Pasar Cicurug Sukabumi, Syaikhu Janjikan Program Pelatihan Jualan Online Bagi Pedagang

Menurut Ahmad Syaikhu, pedagang pasar tradisional tidak bisa menolak perkembangan zaman sehingga mau tidak mau harus belajar cara berjualan online.
Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 3 Ahmad Syaikhu menyambangi Pasar Cicurug Kabupaten Sukabumi pada Kamis (26/9/2024) pagi. (Sumber Foto : IG Ahmad Syaikhu)
Sehat26 September 2024, 19:20 WIB

Tekan Angka Stunting, 48 Anak di Cisaat Sukabumi Diberi Suplemen Khusus 3 Bulan Penuh

Dalam rangka menurunkan angka stunting di Sukabumi, 48 anak di Kecamatan Cisaat diberikan suplemen multivitamin selama tiga bulan penuh. Pemberian suplemen itu diinisiasi oleh Forum Komunikasi Orang Sukabumi (Fokus) dan Imedco
Pemberian suplemen kepada para anak pengidap stunting di Kantor Desa Nagrak, Kecamatan Cisaat, Kabupatrn Sukabumi, Kamis (26/9/2024) | Foto : Asep Awaludin
Food & Travel26 September 2024, 19:00 WIB

Pantai Ciputih di Ujung Kulon Banten: Laut Biru dan Pasir Putih dengan HTM Rp 20.000

Pantai Ciputih merupakan salah satu pantai indah di kawasan Ujung Kulon, Banten, yang menawarkan keindahan alam yang masih alami dan jarang dijamah.
Pantai Ciputih merupakan salah satu pantai indah di kawasan Ujung Kulon, Banten, yang menawarkan keindahan alam yang masih alami dan jarang dijamah. (Sumber : Google/Foto Milik Nuga Murda).