SUKABUMIUPDATE.com - Universitas Indonesia (UI) memiliki rektor baru. Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU. resmi terpilih memimpin perguruan tinggi tersebut untuk periode 2024-2029 yang pelantikannya dijadwalkan pada 4 Desember 2024.
“Selamat dan sukses kepada Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU. sebagai Rektor terpilih Universitas Indonesia periode tahun 2024 - 2029 yang akan dilantik pada 4 Desember 2024. Selamat mengemban amanah dan semoga selalu dimudahkan dalam menjalankan tugas untuk membuat Universitas Indonesia semakin maju," tulis admin akun medsos resmi Universitas Indonesia, Senin (23/9/2024).
Dari informasi yang dihimpun, Prof. Heri Hermansyah meraih suara terbanyak pada pemungutan suara yang digelar di Balai Sidang UI, Depok, Senin (23/9/2024). Dia mengalahkan dua kandidat lainnya, yakni Prof. Ari Fahrial Syam, (Fakultas Kedokteran UI) dan Teguh Dartanto, Ph.D. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI).
Biografi singkat Heri Hermansyah
Heri Hermansyah lahir di Sukabumi pada 18 Januari 1976, anak dari pasangan H. Emuh (68 tahun) dan Hj. Amah (63 tahun). Ia merupakan anak pertama dari lima bersaudara.
Heri dibesarkan dari keluarga sederhana di Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. Ayahnya merupakan seorang pedagang di Pasar Pelita Kota Sukabumi, sementara sang ibu berprofesi sebagai perias pengantin dan membuka usaha salon .
Heri kecil mulanya tinggal di Gang Mesjid RT RW 07 Kelurahan Kebonjati, kemudian pindah ke Gang Limus RT 5 RW 8 di kelurahan yang sama. Meski kini, orang tua profesor Heri sudah menetap di Kelurahan Subangjaya.
Pada Senin (23/9/2024, sore, sukabumiupdate.com berkesempatan bersilaturrahmi dengan keluarga Prof. Heri Hermansyah di Gang Limus RT 5 RW 8, Kelurahan Kebonjati. Salah satu adik Profesor Heri, Rika Setiawati (45 tahun) dengan ramah menerima kunjungan kami dan mempersilakan kami untuk berbincang.
Baca Juga: Profesor Termuda Lulusan SMANSA Sukabumi Jadi Kandidat Rektor Universitas Indonesia
Baca Juga: Heri Hermansyah Jadi Rektor Universitas Indonesia, Ini 15 Program Unggulan Profesor Asal Sukabumi
Rika menyampaikan bahwa ia bersama keluarga sebelumnya sudah mendapat kabar langsung dari kakaknya terkait pemilihan rektor di UI dan terus mengikuti perkembangan di media sosial. Dan sang kakak juga sudah memboyong kedua orang tua ke Jakarta dalam beberapa hari lalu.
"Tentunya sebagai keluarga kami sangat bahagia dan bangga atas prestasi yang diraih saat ini oleh Aa Heri," kata Rika yang didampingi sang suami, Didin (48 tahun).
Meski demikian, Rika menyatakan keluarga di Sukabumi tidak ingin hal ini menjadi sorotan publik. "Kita tentunya bersyukur tapi biasa saja tidak ingin ramai," ucap Rika.
Rika mengungkapkan, sejak sekolah dasar di SDN 2 Kebonjati dan SMPN 2 Kota Sukabumi (Dago), hingga SMAN 1 Kota Sukabumi, ia mengenal kakaknya merupakan seorang pendiam dan sangat disiplin. Pun demikian, saat Heri lolos melalui jalur PMDK ke Universitas Indonesia.
"Selain memiliki kecerdasan, Aa Heri memang rajin belajar, pendiam dan disiplin. Dia terbiasa belajar di tengah malam sampai subuh. Dan dia biasanya memang sudah membaca pelajaran yang akan diajarkan pada 6 bulan (semester) berikutnya," tuturnya.
Selanjutnya, selaku adiknya, Rika berharap dengan prestasi yang diraih Profesor Heri, bisa menjadi contoh dan motivasi bagi anak-anak ia sendiri serta anak-anak lainnya di Sukabumi. "Alhamdulillah, semoga bisa menjadi contoh khususnya bagi anak-anak saya, dan juga anak-anak lainnya," tambahnya.
Selain itu, Rika menceritakan, perangai kakaknya sangat baik terhadap keluarga, terutama kepada kedua orang tuanya. "Aa Heri tuh sering ke Sukabumi, kendati sibuk dia selalu menyampatkan pulang menemui orang tua, walaupun hanya satu jam," imbuhnya. "Dan mungkin karena akhlak kepada orang tua itulah yang membuat Aa Heri sukses," tambahnya.
Rika juga menjelaskan, bahwa silsilah keluarga kedua orang tua mereka merupakan keturunan Galuh, Ciamis. "Ayah dan ibu berasal dari Galuh, Ciamis, waktu dulu ke Sukabumi dan menetap disini. Dan sesekali kita kadang ke Ciamis berkumpul bersama keluarga besar, meski belakangan agak jarang terutama setelah kakek nenek kami berpulang," ujarnya.