SUKABUMIUPDATE.com - Aksi penganiayaan hingga pembacokan menggemparkan warga Kampung Legok Loa, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Suiman alias S (72 tahun) menjerat leher adik kandungnya sendiri, Ati Suhati (53 tahun) dengan tali tambang seraya menuding dukun santet. Pria lansia itu juga membacok adik iparnya dengan golok.
Informasi yang dihimpun, peristiwa ini terjadi pada Minggu 22 September 2024 pagi. Pelaku sendiri dikabarkan saat ini sudah ditangkap polisi selang satu jam setelah kejadian.
"Kejadiannya pagi kemarin, sekitar jam 07.00 WIB, mau berangkat pengajian mingguan. Sudah rapi, pakai jilbab lalu cadar. Sempat berpapasan juga dengan dia, tapi saya biarkan karena entah kenapa sudah lama dia tidak suka dengan saya," ungkap Ati kepada awak media menceritakan peristiwa yang menimpanya, Senin (23/9/2024).
Ketika Ati akan hendak naik ke dalam angkot, secara tiba-tiba dirinya diserang dari belakang oleh S menggunakan tali tambang dengan simpul laso untuk menjerat lehernya. Ati sontak terjatuh hingga kemudian diseret pelaku sejauh beberapa meter.
"Saya terjerembab jatuh, lalu dia langsung menyeret saya, kurang lebih ada sejauh dua meter sambil berteriak menuduh saya dukun santet," ucapnya.
Baca Juga: Kronologi Pembacokan Maut Siswa SMP di Cicewol Sukabumi, Kapolres Imbau Orang Tua Waspada
Ati menjelaskan bahwa saat kejadian ada warga yang melihat, namun mereka tidak berani melerai. "Saya dipukul habis-habisan. Untungnya saya langsung lari dan melompat ke angkot. Selepas itu saya langsung diam di Pondok Pesantren Istabroq, kata pak kyai saya jangan dulu pulang," kata Ati.
Usai korban melarikan diri, pelaku dikabarkan kemudian beranjak ke rumah korban. Ia kemudian memasang sejumlah spanduk bertuliskan 'Tukang Teluh - Gemong Teluh' di dinding dan atap rumah. Aksi itu rupanya tidak berakhir begitu saja, S juga membacok adik iparnya dengan golok diduga karena tak terima spanduk tersebut hendak diturunkan. Peristiwa itu diceritakan Abiansyah (26 tahun), putra dari Ati.
"Kemarin pagi saya terbangun setelah Eet bibi saya teriak-teriak nyuruh bangun. Katanya turunin spanduk-turunin spanduk, saya kondisi memang masih tidur. Saat saya keluar, bibi saya sudah dorong-dorongan dengan si pelaku (Suiman)," kata Abiansyah.
"Sebelumnya si pelaku melukai ibu saya, kemudian bibi saya dicekik, teriak minta tolong. Warga enggak ada yang berani nyamperin, sampai akhirnya Mang Ujang Suhendi paman saya (suami Eet) datang mau nolong nah si pelaku mengeluarkan golok," tambahnya.
Insiden pembacokan pun terjadi usai pelaku langsung balik mengejar Ujang yang tak lain adik iparnya sendiri. Abiansyah sendiri saat itu kembali masuk ke dalam rumah dan melihat peristiwa itu dari celah jendela samping rumahnya.
"Dia (pelaku) lari ke samping rumah, saya tengok dari jendela dia membacok paman saya. Luka di kepala dan kaki," terangnya.
Sementara itu Ujang Suhendi (61 tahun) korban pembacokan mengaku saat itu ia datang untuk membantu istrinya yang sedang dianiaya oleh pelaku.
"Istri saya sedang dianiaya (dicekik) oleh kakaknya. Padahal istri saya itu niatnya mau nurunin spanduk katanya malu sama orang, karena ada tulisan tukang teluh. Saya kena bacok golok di kepala dan kaki kiri," ungkapnya.
"Dia enggak mau spanduknya dicopot, jadi mengamuk. Tidak lama ada yang memberi kabar ke pihak desa yang langsung koordinasi dengan polisi. Akhirnya langsung diamankan ke Polsek Palabuhanratu," terangnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Palabuhanratu, Kompol Rony Haryanto membenarkan adanya kejadian tersebut. "Iya ada, pelaku sudah diamankan. Masih menjalani pemeriksaan penyidik,"singkat Rony.