SUKABUMIUPDATE.com - Para pelajar SD Negeri Pasir Pogor kini tersenyum lebar setelah Jembatan Gantung Cikanara selesai dibangun. Sarana vital yang sudah dinantikan cukup lama, karena selama ini mereka harus bertaruh nyawa untuk ke sekolah menyeberangi sungai Cikadaka.
Bertahun-tahun para pelajar di Desa Cidadap dan Loji Kecamatan Simpenan terpaksa menyebrangi sungai deras dengan ban atau bahkan berjalan kaki saat air surut. Hal ini seringkali membuat mereka khawatir akan keselamatan, terutama saat harus melintas sungai itu sendirian.
Fares, siswa kelas 5 SDN Pasir Pogor, mengaku senang senang dengan adanya jembatan baru ini.
"Kalau berangkat sekolah jam setengah tujuh, seringnya sih saya diantar orang tua, kan kalau lagi deras airnya takut juga. Kadang sampe nggak berangkat (sekolah) kalau airnya gede," ungkap Fares pada sukabumiupdate.com, Sabtu (21/9/2024).
Baca Juga: World News Day, Presidium ICEC Hadirkan Jurnalisme Berkualitas
"Senang banget sudah dibangun. Enak, udah dibangun. Pengen dari dulu jembatan ini ada, eh baru sekarang, seneng banget," tambahnya.
Kepala Desa (Kades) Cidadap Deden Anta Nurman menyampaikan rasa syukur atas terwujudnya impian masyarakat untuk pembangunan jembatan. "Alhamdulillah kami bersyukur kepada Allah SWT. Jembatan ini adalah jawaban dari segala harapan yang kita inginkan," kata dia kepada
Deden menyebut jembatan ini penting untuk warga, terutama akses pendidikan anak-anak yang harus menyeberangi sungai untuk bersekolah. Diketahui, pada Januari 2024, video pelajar bertaruh nyawa di Sungai Cikadaka viral. Mereka menyeberangi sungai deras menggunakan ban untuk tiba di sekolahnya masing-masing.
"Sebelum ada jembatan, kondisi ini sangat mengkhawatirkan. Anak-anak harus menyeberang sungai tanpa jembatan dan sering orang tuanya membantu mereka. Namun khusus saat air sungai tinggi, mereka terpaksa untuk tidak sekolah karena mereka ini sekolah SD-nya ke Desa Loji," ujarnya menjelaskan.
Baca Juga: Bermodal Alat Sederhana, Emak-emak Berburu Emas di Sungai Cikaso Sukabumi
"Sekarang warga Kampung Cikanara, Naringgul, dan Sawah Bera, yang ada di dua desa di Kecamatan Simpenan, bisa melintas dengan aman tanpa ada kekhawatiran karena telah terbangun jembatan yang cukup megah untuk fasilitas, khususnya para warga di dua desa (Cidadap dan Loji)," kata Deden.
Bantuan donatur dan relawan
Founder Relawan Sehati, Andri Kurniawan, mengatakan jembatan gantung Cikanara ini dibangun dengan panjang 100 meter dan lebar 125 sentimeter. "Insyaallah kalau kuatannya ini bisa lebih dari 10 tahun asal terus dirawat oleh masyarakat sekitar dengan baik," jelasnya.
Andri menyebut kesulitan dalam proses pengerjaan jembatan adalah faktor cuaca.
Baca Juga: Mimpi Sejak 1998! Warga Simpenan Sukabumi Punya Jembatan, Tak Lagi Bertaruh Nyawa Lintasi Sungai
"Kesulitan hanya cuaca, karena memang panasnya sampai 42-48 derajat. Maka teman-teman kita geser waktu kerjanya, dari mulai siang kita hentikan dan berlanjut hingga sampai satu malam. Pengerjaan selesai satu bulan, tetapi karena menunggu coran kering jadi kami hitung 49 hari semuanya," ungkapnya.
Jembatan ini diresmikan oleh Camat Simpenan R Ade Akhsan yang menggunting pita dalam acara tersebut. Akhsan mengapresiasi inisiatif Relawan Sehati dan para donatur yang berkontribusi dalam pembangunan jembatan, mengingat anggaran pemerintah yang terbatas.