SUKABUMIUPDATE.com - Senyum bahagia menghiasi wajah warga Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Setelah puluhan tahun menanti, mereka kini memiliki akses untuk melintasi Sungai Cikadaka dengan diresmikannya jembatan gantung Cikanara pada Sabtu (21/9/2024).
Kepala Desa (Kades) Cidadap Deden Anta Nurman menyampaikan rasa syukur atas terwujudnya impian masyarakat untuk pembangunan jembatan. "Alhamdulillah kami bersyukur kepada Allah SWT. Jembatan ini adalah jawaban dari segala harapan yang kita inginkan," kata dia kepada sukabumiupdate.com.
Deden menyebut jembatan ini penting untuk warga, terutama akses pendidikan anak-anak yang harus menyeberangi sungai untuk bersekolah. Diketahui, pada Januari 2024, video pelajar bertaruh nyawa di Sungai Cikadaka viral. Mereka menyebrangi sungai deras menggunakan ban untuk tiba di sekolahnya masing-masing.
"Sebelum ada jembatan, kondisi ini sangat mengkhawatirkan. Anak-anak harus menyeberang sungai tanpa jembatan dan sering orang tuanya membantu mereka. Namun khusus saat air sungai tinggi, mereka terpaksa untuk tidak sekolah karena mereka ini sekolah SD-nya ke Desa Loji," ujarnya menjelaskan.
"Sekarang warga Kampung Cikanara, Naringgul, dan Sawah Bera, yang ada di dua desa di Kecamatan Simpenan, bisa melintas dengan aman tanpa ada kekhawatiran karena telah terbangun jembatan yang cukup megah untuk fasilitas, khusunya para warga di dua desa (Cidadap dan Loji)," kata Deden.
Baca Juga: Bertaruh Nyawa di Sukabumi, Pelajar Arungi Sungai Dengan Ban Bekas Demi Sekolah
Deden berpesan kepada masyarakat agar bisa merawat jembatan tersebut dengan baik. "Alhamdulillah tinggal perawatan untuk nanti ke depannya. InsyaAllah kita tetap bekerja sama, bersinergi, baik dari swasta maupun pemerintah dan msayarakat," katanya.
Founder Relawan Sehati, Andri Kurniawan, mengatakan jembatan gantung Cikanara ini dibangun dengan panjang 100 meter dan lebar 125 sentimeter. "Insyaallah kalau kuatannya ini bisa lebih dari 10 tahun asal terus dirawat oleh masyarakat sekitar dengan baik," jelasnya.
Andri menyebut kesulitan dalam proses pengerjaan jembatan adalah faktor cuaca.
"Kesulitan hanya cuaca, karena memang panasnya sampai 42-48 derajat. Maka teman-teman kita geser waktu kerjanya, dari mulai siang kita hentikan dan berlanjut hingga sampai satu malam. Pengerjaan selesai satu bulan, tetapi karena menunggu coran kering jadi kami hitung 49 hari semuanya," ungkapnya.
Jembatan ini diresmikan oleh Camat Simpenan R Ade Akhsan yang menggunting pita dalam acara tersebut. Akhsan mengapresiasi inisiatif Relawan Sehati dan para donatur yang berkontribusi dalam pembangunan jembatan, mengingat anggaran pemerintah yang terbatas.
"Impian jembatan ini sudah ada sejak 1998. Akhirnya terwujud berkat kolaborasi donasi dari berbagai pihak, termasuk Relawan Sehati. Kami berharap jembatan ini bisa bermanfaat jangka panjang, lebih dari hanya satu atau dua tahun ke depan," ujar dia.