Dua Versi Legenda Curug Caweni Sukabumi

Minggu 15 September 2024, 10:49 WIB
Asal nama Curug Caweni Cidolog Kabupaten Sukabumi | Foto : Ragil Gilang

Asal nama Curug Caweni Cidolog Kabupaten Sukabumi | Foto : Ragil Gilang

SUKABUMIUPDATE.com - Curug Caweni, sebuah air terjun menawan setinggi sekitar 20 meter, terletak di Kampung Cilutung, Desa Cidolog, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi. Curug Caweni telah lama menjadi ikon lokal dan objek wisata alam yang terkenal.

Lokasi Curug Caweni berada hanya sekitar 50 meter dari jalan provinsi Sagaranten-Cidolog, dan jarak tempuh sekitar 70 km dari Kota Sukabumi.

Salah satu ciri khas Curug Caweni adalah adanya sebuah batu fosil setinggi 7 meter berdiri di tengah-tengah air terjun dan ujung atasnya menyerupai wajah manusia yang terlihat sedang merunduk menghadap dinding curug, konon batu tersebut adalah Arca Caweni. Tak hanya itu, dengan bersumber dari Sungai Cidolog, air Curug Caweni tak pernah surut meski musim kemarau melanda.

Namun, dibalik keindahan alamnya, Curug Caweni menyimpan dua versi legenda yang menarik sekaligus menjadi cerita asal mula air terjun itu diberinama Curug Caweni.

Curug Caweni Tempat Pertapaan Puteri Prabu Siliwangi, Tanjum Arum

Salah versi cerita curug Caweni dituturkan oleh Dasep, Kepala Desa Cidolog Menurutnya Curug Caweni terkait dengan cerita Puteri Tanjung Arum, puteri pertama Prabu Siliwangi seorang Pajajaran pada abad ke-15. 

Baca Juga: Asal Nama Kampung Sindangraja dan Cilutung di Cidolog Sukabumi

Cerita ini mengisahkan bahwa Tanjung Arum melakukan tapa atau semedi di sekitar Curug Caweni dan memilih untuk tidak menikah, sehingga air terjun tersebut sering disebut "Caweni" atau janda suci dalam bahasa Sunda.

"Cerita Curug Caweni, memang banyak versi. Ada cerita bahwa Caweni merupakan titisan Nyi Blorong, ada juga cerita bahwa Caweni merupakan puteri pertama Raja Siliwangi sekitar tahun 1500an, bernama Tanjung Arum yang melakukan tapa di sekitar curug, sehingga tidak pernah tersentuh pria (Caweni)," kata, Dasep kepada sukabumiupdate.com, Minggu (15/9/2024).

Kata Dasep, dikisahkan dalam ceritanya pada saat itu penduduk melihat disekitaran curug ada seekor lutung yang cukup besar, bahkan sempat kepemukiman, sehingga warga mengatakan lutung kasarung. "Ceritanya bahwa lutung itu bernama Rakean Kalang Sunda yang bertugas menjaga atau pengawal puteri Tanjung Arum," ungkap Dasep. "Sehingga, lokasi curug Caweni diberinama Cilutung," imbuhnya.

Kemudian, kata dia, dalam cerita yang berkembang disebutkan nama Kampung Sindangraja merupakan tempat bersinggah atau berhentinya Raja Pajajaran Prabu Siliwangi untuk menanyakan tempat dimana puterinya melakukan tapa atau semedi. "Sehingga tempat itu dinamakan Sindangraja," tutur Dasep.

Dasep menegaskan, banyak versi cerita legenda Curug Caweni, bahkan tilem atau hilangnya Raja Siliwangi bersama pasukannya itu di sekitaran Sungai Cibuni - Laut Tegalbuleud. Dimana aliran Sungai Cidolog Curug Caweni mengalir ke Sungai Cibuni dan laut Tegalbuleud.

"Bahkan ditengah Sungai Cibuni, ada nusa atau daratan yang tidak pernah terendam air sungai, cerita bahwa itu adalah sebuah rakit yang akan digunakan raja dan pasukamnya mau menyebrang laut, akan tetapi tidak jadi karena dihadang ombak besar (ngamuk)," terangnya.

Baca Juga: Berakhir Kekeluargaan, Kabar Terbaru Kericuhan Final Sepak Bola di Cidolog Sukabumi

Curug Caweni dan Legenda Nyi Blorong

Seorang warga kampung Ciastra, Desa Cidolog, Asep (33) menyebutkan disekitar Curug Caweni terdapat banyak goa, diantaranya ada goa Saron yang posisinya berada di atas Curug Caweni, juga beberapa goa lainnya, yaitu; goa Kopeah, goa Buaya, goa Dahu, goa Cerelang, dan dibawah curug ada goa Caweni.

Dari cerita masyarakat, menurut Asep, salah satu goa yakni goa Saron atau disebut juga goa Awi Tali merupakan awal cerita dari sepasang suami istri yang sudah lama tidak memiliki keturunan, padahal sudah lanjut usia, sang kakek (suami) kemudian melakukan pertapaan di goa Saron.

Alkisah, kendati sudah lansia, pasangan suami istri tersebut masih merindukan kehadiran seorang anak. Hingga akhirnya sang sang suami bertapa di Goa Saron yang berada di atas curug.

Dalam pertapaannya, sang suami mendapatkan satu buah telur. Setelah 41 hari, telur tersebut berubah menjadi putri cantik yang kemudian diberi nama Caweni.

Setelah dewasa, Caweni yang memiliki paras cantik sehingga menjadi kembang desa. Namun ternyata Caweni bukan wanita biasa, Caweni merupakan sosok titisan Nyi Blorong.

Dari cerita yang beredar di kalangan masyarakat sekitar menyebutkan bahwa putri Caweni memiliki kisah perjalanan hidup yang sangat unik dan penuh misteri.

Dikisahkan, putri Caweni ini telah menikah sebanyak 99 kali. Namun setiap kali menikah, pria yang telah menyuntingnya selalu meninggal dunia. Tragisnya kedukaan itu terjadi sebelum mereka menikmati malam pertama. Kondisi itu terjadi secara berulang-ulang sampai pada suaminya yang ke 98.

Caweni yang menjadi nama curug ini memiliki arti dalam bahasa sunda adalah janda bengsrat atau janda yang masih suci karena belum tersentuh pria.

Konon, dalam statusnya sebagai janda, Putri Caweni akhirnya bertemu dengan seorang pangeran bernama Prabu Boros Kaso.

Putri Caweni dalam cerita mitos tersebut kemudian mewujud menjadi bebatuan yang mirip manusia yang berada di Curug Caweni.

Para wisatawan yang berkunjung ke Curug Caweni banyak yang penasaran akan bentuk bebatuan yang mirip seorang perempuan tengah membungkuk menghadap dinding curug tersebut.

"Ada banyak versi tentang kisah keberadaan Curug Caweni ini. Namun yang selama ini menjadi daya tarik wisatawan adalah versi yang mengisahkan putri cantik yang menjelma menjadi batu arca tersebut," ungkap Asep kepada sukabumiupdate.com, Sabtu, (18/02/2023) lalu.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi18 September 2024, 22:35 WIB

Pengakuan Korban Penembakan Oknum Pengacara di Sukabumi: Curhat Lalu Todongkan Senpi

Detik-detik sebelum terjadinya peristiwa penembakan pemilik warung kopi (warkop) di Jalan Sriwidari No 27, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi. Pelaku disebut sempat curhat butuh uang untuk berobat sang anak.
MAF (35 tahun) korban penembakan oknum pengacara saat diwawancarai di warkopnya, Rabu (18/9/2024) | Foto : Asep Awaludin
Sukabumi Memilih18 September 2024, 21:34 WIB

Abah Ucok Kirim Kode Keras ke Calon Bupati, Singgung Tata Ruang Ibukota Kab. Sukabumi

Mantan Wakil Bupati Sukabumi, Ucok Haris Maulana Yusup mengungkapkan keluh kesahnya terhadap sejumlah persoalan yang ada di Kabupaten Sukabumi yang menurutnya banyak yang belum terselesaikan
Politisi senior Sukabumi, H. Ucok Haris Maulana Yusup | Foto : Istimewa
Sukabumi18 September 2024, 20:55 WIB

Empat Warga Terjangkit DBD, Puskesmas Bojonggenteng Sukabumi Lakukan Fogging

Puskesmas Bojonggenteng Sukabumi menerima laporan bahwa ada empat warga terjangkit DBD di Kampung Pamatutan.
Puskesmas Bojonggenteng Sukabumi melakukan fogging di Kampung Pamatutan usai menerima laporan adanya 4 warga yang terjangkit DBD. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi18 September 2024, 20:33 WIB

Dinas PU Sukabumi Lakukan Pemeliharaan Rutin di Ruas Jalan Cicurug-Cidahu

Dinas PU Kabupaten Sukabumi melakukan pemeliharaan rutin pada ruas jalan Cicurug-Cidahu di Desa Tangkil.
Petugas UPTD Dinas PU Kabupaten Sukabumi melakukan pemeliharaan rutin di ruas Jalan Cicurug-Cidahu. (Sumber : Istimewa)
Food & Travel18 September 2024, 20:00 WIB

Situ Bagendit, Wisata Eksotis di Garut yang Berselimut Kisah Legenda

Situ Bagendit tidak hanya menawarkan keindahan alam yang menawan, tetapi juga beragam aktivitas seru yang bisa kamu coba.
Situ Bagendit tidak hanya menawarkan keindahan alam yang menawan, tetapi juga beragam aktivitas seru yang bisa kamu coba. (Sumber : disparbud.garutkab.go.id).
Sukabumi18 September 2024, 19:55 WIB

Kronologi Penembakan Pemilik Warkop di Sukabumi, Korban Alami Luka Tembak di Punggung

Polisi tengah melakukan pengejaran terhadap pelaku penembakan yang dilakukan oleh oknum pengacara kepada pemilik warkop di Sukabumi.
Satreskrim Polres Sukabumi Kota saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pemilik warkop ditembak oknum pengacara, Selasa (17/9/2024) malam. (Sumber : Istimewa)
Nasional18 September 2024, 19:25 WIB

Hadiri IIGCE 2024, Wabup Sukabumi Sebut Pemanfaatan Geotermal Harus Green Energy

Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri menghadiri acara IIGCE ke-10 tahun 2024 yang dibuka langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri saat menghadiri acara IIGCE ke-10 tahun 2024 yang dibuka langsung oleh Presiden Jokowi di JCC Jakarta. (Sumber : Diskominfosan Kab. Sukabumi)
Nasional18 September 2024, 19:13 WIB

Ada Kang Heri Hermansyah Asal Sukabumi, Menuju Babak Menegangkan Pemilihan Rektor UI

iga calon yang melaju ke tahap selanjutnya adalah Prof. Ari Fahrial Syam, Fakultas Kedokteran UI); Prof. Heri Hermansyah (Fakultas Teknik UI); dan Teguh Dartanto (Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI)
Tiga calon rektor Universitas Indonesia menuju babak debat publik| Foto : Istimewa
Life18 September 2024, 19:00 WIB

Kisah Inspiratif Ganesh Baraiya, Dokter Terpendek di Dunia dari India

Dr. Ganesh Baraiya, yang tingginya 3 kaki 4 inci, dikenal sebagai dokter terpendek di dunia, tetapi perjalanannya untuk mencapai prestasi ini penuh dengan tantangan.
Ilustrasi - Kisah kegigihannya dan menentang ekspektasi menjadikan Ganesh Baraiya inspirasi bagi banyak orang. (Sumber : Instagram/@ganeshbaraiya01).
Sukabumi18 September 2024, 18:23 WIB

Pemilik Warkop di Sukabumi Ditembak Oknum Pengacara, Polisi Kejar Pelaku

Berikut kronologi peristiwa penembakan pemilik warkop oleh oknum pengacara di Sukabumi.
Ilustrasi. Seorang pemilik warkop di Kota Sukabumi ditembak oknum pengacara. | Foto : Pixabay