20 Ekor Domba Mati Diterkam Hewan Buas, Warga Desa Gandasoli Sukabumi Resah

Senin 09 September 2024, 19:05 WIB
Peternak domba di Desa Gandasoli Cikakak Sukabumi resah akibat hewan buas yang menerkam domba-domba mereka | Foto : Ilyas Supendi

Peternak domba di Desa Gandasoli Cikakak Sukabumi resah akibat hewan buas yang menerkam domba-domba mereka | Foto : Ilyas Supendi

SUKABUMIUPDATE.com - Sebanyak 20 ekor domba milik warga Desa Gandasoli, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, mati akibat serangan hewan buas. Peristiwa yang meresahkan warga tersebut, terutama para peternak domba sudah berlangsung sejak sebulan (sejak Agustus 2024) yang lalu. 

Dari informasi yang dihimpun, peristiwa tersebut melanda di tiga kampung di Desa Gandasoli, yaitu Kampung Cikubang, Cikedok, dan Cibereum. Serangan hewan buas terakhir terjadi pada Minggu (8/9/2024), kemarin

Kepala Desa Gandasoli, Ece Kurniawan, mengatakan hingga kini, total sebanyak 20 ekor domba mati akibat serangan hewan yang diduga macan. "Sudah sebulan ini warga diresahkan oleh serangan hewan buas yang menerkam ternak. Warga yang kehilangan ternak telah melapor ke desa, dan sejauh ini, serangan terjadi di tiga kampung," kata Ece kepada sukabumiupdate.com, Senin (9/9/2024).

Menurut Ece, rata-rata domba yang menjadi korban mengalami luka gigitan di bagian leher. "Upaya dari Desa, Desa sudah koordinasi dengan pihak terkait, kemarin alhamdulillah dari pihak terkait ada ke lokasi, mungkin mereka meneliti, menelitinya seperti serangan hewan ini hewan apa," jelas Ece.

Baca Juga: 4 Ekor Domba Diduga Diterkam Macan Tutul di Ciemas Sukabumi

"Si hewan ternak warga itu semua lukanya ada di leher. Memang kalau Desa Gandasoli itu dikelilingi kawasan perkebunan, perhutani sama Gunung Halimun Salak," ujarnya. 

Salah seorang warga Kampung Cikedok yang juga peternak domba, Entir (60 tahun), mengaku sudah kehilangan enam ekor dombanya akibat serangan hewan buas. Kata Entir, terbaru istrinya menemukan dua ekor domba mereka mati berlumuran darah di dalam kandang pada Minggu pagi (8/9/2024).

"Kejadiannya (selalu, red) malam. Banyak bekas terkaman ada di leher (domba), bekas tapak, darah ada, kambing itu luka di lehernya ada bekas gigitan," ujar Entir. 

Setelah kejadian tersebut, sambung Entir, pihaknya langsung melaporkan kejadian tersebut kepada Pemerintah Desa Gandasoli. "Kejadiannya selalu malam. Banyak bekas gigitan dan cakar di leher domba saya. Sampai sekarang sudah enam ekor yang mati, dan saya mengalami kerugian sekitar Rp 14 juta," jelas Entir.

Hingga berita ini ditayangkan, sukabumiupdate.com masih belum menerima keterangan resmi dari pihak kepolisian maupun BKSDA.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Inspirasi18 Januari 2025, 15:00 WIB

Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini!

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi - Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini! (Sumber : Freepik.com/@ASphotofamily)
Sukabumi18 Januari 2025, 14:58 WIB

Pengendara Terjebak Berjam-jam, Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi Buka Tutup Pasca Longsor

Saat ini jalan sudah dibuka, tetapi dengan sistem buka tutup.
Antrean kendaraan di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Dokumen Pengendara
Sukabumi18 Januari 2025, 14:13 WIB

Pulihkan Ekosistem Pasca Bencana, Penanaman Pohon di DAS Sungai Cikaso Sukabumi

Kegiatan ini untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
Penanaman pohon di DAS Cikaso, Desa Cibadak dan Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Dokumentasi Panitia
Food & Travel18 Januari 2025, 14:00 WIB

Menikmati Deburan Ombak di Pantai Karang Tawulan, Wisata Eksotis Mirip Tanah Lot di Tasikmalaya

Tersembunyi di wilayah selatan kabupaten, pantai Karang Tawulan menawarkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota.
Pantai Karang Tawulan adalah sebuah destinasi wisata pantai yang menarik di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. (Sumber : Instagram/@riskardr/@dadanwardana99).
Bola18 Januari 2025, 12:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs PSBS Biak di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : Instagram/@psbsofficial/X/@psm_makassar).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:57 WIB

Satpam Asal Sukabumi Tewas di Rumah Mewah Bogor, Keluarga Temukan Banyak Luka Serius

Korban sempat menghubungi istrinya melalui pesan singkat.
Rumah duka Septian (37 tahun) di Kampung Cibarengkok RW 01, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:36 WIB

Daftar SKPD dengan Aduan Terbanyak pada 2024, Menurut Data Diskominfo Kota Sukabumi

Pemerintah Kota Sukabumi menerima 106 aduan masyarakat sepanjang 2024.
Apel di Lapang Setda Balai Kota Sukabumi pada Senin (15/7/2024). | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:20 WIB

Tahun 2025, Dishub Kota Sukabumi Bakal Perketat Pengawasan Kendaraan Pariwisata

UPTD PKB Dishub akan melakukan upaya untuk mendukung pemerintah pusat.
Kepala UPTD PKB Dishub Kota Sukabumi, Endro. | Foto: Website Kota Sukabumi
Aplikasi18 Januari 2025, 11:15 WIB

Raksasa Mesin Pencari Google Mulai Ditinggalkan, Ternyata Teknologi Ini Penggantinya!

Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda.
Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda. (Sumber : Pixabay.com/@Simon).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:06 WIB

Diskominfo Rilis Laporan 2024: SP4N-Lapor Kota Sukabumi Terima 106 Aduan Masyarakat

Mei menjadi bulan tertinggi dengan 15 aduan.
(Foto Ilustrasi) Diskominfo Kota Sukabumi merilis data yang masuk ke SP4N Lapor sepanjang 2024. | Foto: Istimewa