SUKABUMIUPDATE.com - Sebanyak 20 ekor domba milik warga Desa Gandasoli, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, mati akibat serangan hewan buas. Peristiwa yang meresahkan warga tersebut, terutama para peternak domba sudah berlangsung sejak sebulan (sejak Agustus 2024) yang lalu.
Dari informasi yang dihimpun, peristiwa tersebut melanda di tiga kampung di Desa Gandasoli, yaitu Kampung Cikubang, Cikedok, dan Cibereum. Serangan hewan buas terakhir terjadi pada Minggu (8/9/2024), kemarin
Kepala Desa Gandasoli, Ece Kurniawan, mengatakan hingga kini, total sebanyak 20 ekor domba mati akibat serangan hewan yang diduga macan. "Sudah sebulan ini warga diresahkan oleh serangan hewan buas yang menerkam ternak. Warga yang kehilangan ternak telah melapor ke desa, dan sejauh ini, serangan terjadi di tiga kampung," kata Ece kepada sukabumiupdate.com, Senin (9/9/2024).
Menurut Ece, rata-rata domba yang menjadi korban mengalami luka gigitan di bagian leher. "Upaya dari Desa, Desa sudah koordinasi dengan pihak terkait, kemarin alhamdulillah dari pihak terkait ada ke lokasi, mungkin mereka meneliti, menelitinya seperti serangan hewan ini hewan apa," jelas Ece.
Baca Juga: 4 Ekor Domba Diduga Diterkam Macan Tutul di Ciemas Sukabumi
"Si hewan ternak warga itu semua lukanya ada di leher. Memang kalau Desa Gandasoli itu dikelilingi kawasan perkebunan, perhutani sama Gunung Halimun Salak," ujarnya.
Salah seorang warga Kampung Cikedok yang juga peternak domba, Entir (60 tahun), mengaku sudah kehilangan enam ekor dombanya akibat serangan hewan buas. Kata Entir, terbaru istrinya menemukan dua ekor domba mereka mati berlumuran darah di dalam kandang pada Minggu pagi (8/9/2024).
"Kejadiannya (selalu, red) malam. Banyak bekas terkaman ada di leher (domba), bekas tapak, darah ada, kambing itu luka di lehernya ada bekas gigitan," ujar Entir.
Setelah kejadian tersebut, sambung Entir, pihaknya langsung melaporkan kejadian tersebut kepada Pemerintah Desa Gandasoli. "Kejadiannya selalu malam. Banyak bekas gigitan dan cakar di leher domba saya. Sampai sekarang sudah enam ekor yang mati, dan saya mengalami kerugian sekitar Rp 14 juta," jelas Entir.
Hingga berita ini ditayangkan, sukabumiupdate.com masih belum menerima keterangan resmi dari pihak kepolisian maupun BKSDA.