SUKABUMIUPDATE.com - Selama satu pekan kemarin, Polsek Cibadak Kabupaten Sukabumi menangani dua kasus penemuan mayat. Satu penemuan mayat yang tersangkut di pintu atau saluran air Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cikuya, Desa Tenjojaya pada Jumat 23 Agustus 2024. Sementara kasus kedua, mayat tanpa busana ditemukan tergeletak di selokan Desa Ciheulang Tonggoh, Sabtu 31 Agustus 2024.
Di kasus pertama, identitas mayat terungkap pada malam harinya setelah keluarga korban mendatangi RS. Kapolsek Cibadak, AKP Idji Djubaedi mengatakan, korban merupakan pria berinisial MY yang masih berusia 23 tahun dan merupakan santri kalong di ponpes terdekat. Korban tercatat sebagai warga Kampung Bantarmuncang Wetan, RT 02/ RW 09, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
Dari hasil visum, Djubaedi menyebut korban meninggal dunia akibat terlalu banyak air dalam tubuhnya. Namun, berdasarkan pemeriksaan para saksi anak di bawah umur, terungkap bahwa korban sempat mengonsumsi mie instan yang dicampur dengan pucuk kecubung.
"Dua hari sebelumnya korban bersama teman-temannya memasak Indomie, dan ada salah satu temannya yang iseng mencampurkan kecubung. Beberapa jam kemudian, korban mengalami reaksi yang menyebabkan dirinya mulai berbicara dan berperilaku aneh," kata Djubaedi kepada sukabumiupdate.com, Kamis, 29 Agustus 2024.
Baca Juga: Makan Mie Campur Kecubung, Fakta Baru Mayat Pria di Pintu Air Cibadak Sukabumi
Saat ini, lanjut Djubaedi, pihaknya masih mendalami dugaan penyebab korban terjatuh ke sungai hingga hanyut dan ditemukan meninggal dunia. Terlebih, setelah korban tertidur pulas, tak ada saksi yang menemani korban atau melihat korban terjatuh ke sungai.
"Kami sudah periksa enam orang saksi dari teman dan keluarganya. Sekarang penanganan perkara ditangani oleh Sat Reskrim Polres Sukabumi," jelasnya.
Sebelumnya Djubaedi mengatakan, bahwa keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jenazah korban sehingga setelah visum luar di RS, jenazah dibawa pulang keluarga dan dimakamkan di TPU Randegan.
“Namun, pihak keluarga menyatakan kesediaan untuk membuka kembali makam dan melakukan autopsi jika dikemudian hari ditemukan indikasi tindak pidana,” kata Djubaedi.
Sedangkan kasus kedua, Djubaedi menyebut mayat ditemukan warga bernama Komarudin (70 tahun) yang sedang memperbaiki saluran air yakni sekira pukul 06.00 WIB.
"Saksi mencium bau tak sedap yang kuat di sekitar selokan. Setelah diperiksa, saksi melihat sesosok mayat dalam posisi tengkurap," katanya Sabtu 31 Agustus 2024.
Idji mengatakan kepala mayat terbenam di dalam air selokan sehingga tidak terlihat jelas. Komarudin lalu melaporkan penemuan ini kepada ketua RT setempat, Eet (45 tahun). "Setelah menerima laporan dari saksi, ketua RT kemudian meneruskan informasi itu kepada pihak berwenang," ujar dia.
Baca Juga: Perut Terlilit Rafia, Ada Uang dan Pakaian di Lokasi Mayat Pria Cibadak Sukabumi
Hingga berita ini ditayangkan, identitas korban belum diketahui. Polisi masih terus melakukan penyelidikan dan mendalami siapa jenazah tersebut. Berdasarkan foto yang beredar, terdapat semacam tali rafia yang terkikat pada tubuh mayat. "Kami masih melakukan penyelidikan terkait temuan mayat ini," tandasnya.
Hasil Autopsi
Tim dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi mengungkap hasil autopsi mayat pria tanpa busana tersebut. Berdasarkan pemeriksaan luar, ketua tim dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Nurul Aida Fathya mengungkapkan jenazah datang ke rumah sakit dalam konidisi utuh, namun telah membusuk. Tidak ditemukan luka terbuka.
"Kami lakukan pemeriksaan luar. Jenazah utuh, tidak ada bagian tubuh yang hilang. Kondisinya sudah membusuk lanjut. Kemudian ada tanda-tanda terendam air. Tidak ditemukan luka terbuka atau luka lecet," kata dia kepada sukabumiupdate.com dan wartawan lain, Sabtu malam.
Sebab mayat membusuk dan kulit ari (lapisan tipis) telah menghilang atau terkelupas, Aida menyebut sulit memastikan apakah ada luka lebam pada jasad tersebut. Pada organ dalam pun, lanjut Aida, hasil autopsi menunjukkan tidak ditemukan adanya tanda-tanda perlukaan.
"Kami tidak menemukan ada perlukaan yang menyebabkan patah tulang atau kelainan pada otot-otot. (Jadi) penyebab (kematian) belum diketahui karena masih menunggu hasil histopatologi. Kami kirim sampel organ dalam ke laboratorium. Apakah ada penyakit sehingga dia tidak sadarkan diri, misalnya seperti itu. Sampel yang kami ambil paru-paru, hati, dan jantung. Jaringan otak tidak bisa diambil karena sudah mencair," ujarnya.
Lanjut Aida, usia kematian korban diperkirakan tiga sampai empat hari. "Kalau dalam kondisi dia terendam air, biasanya agak lebih lama, mungkin tiga hingga empat hari. Kami lihat tidak ada perlukaan, artinya (dugaan) kecelakaan atau pembunuhan, bisa disingkirkan untuk sementara," kata dia.
“Tidak ada ciri khusus (pada jenazah), soalnya sudah mulai tidak kelihatan, kulit arinya tidak ada. Tinggi lumayan pendek diperkirakan 150 cm (sentimeter). Usia kira-kira 50-60 tahun. Kalau lihat dari status gizinya tidak gemuk, cenderung kurang (kurus),” pungkasnya.