SUKABUMIUPDATE.com - Di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kalang Bentang, Desa Pasiripis, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, terdapat dua situs makam bersejarah. Yakni makam Nyi Mas Suradewi dan Raden Surabujangga.
Raden Surabujangga adalah pengawal setia keluarga Raden Arya Adipati Jagabaya, Bupati Galuh Imbanagara atau Ciamis pada 1732 hingga 1751. Raden Arya Adipati Jagabaya sendiri adalah ayah dari Nyi Mas Suradewi, yang dikenal sebagai bagian dari sejarah berdirinya Surade. Konon nama kecamatan di pesisir Selatan Sukabumi itu berasal dari kata Suradewi.
"Raden Surabujangga, merupakan kerabat dari Raden Arya Adipati Jagabaya Bupati Galuh Imbanagara, diberikan tugas mengawal balad balad putra putri Jagabaya," kata pelaku sejarah Surade, Ki Kamaludin (73 tahun) kepada sukabumiupdate.com, Jumat (30/8/2024).
Ki Kamaludin menjelaskan ketika Raden Arya Adipati Jagabaya memimpin Galuh Imbanagara, sempat terjadi gejolak di dalam pemerintahannya. Antara lain, perjuangan melawan Belanda dan tekanan politik dari Kerajaan Mataram, sehingga membuat kondisi keamanan dan ekonomi kacau saat itu.
"Raden Arya Adipati Jagabaya kemudian memilih strategi dengan mengungsikan putra dan putrinya untuk sementara waktu supaya suatu saat dapat kembali merebut kekuasaan dari Kerajaan Mataram dan bisa melawan penjajah," ungkapnya.
Baca Juga: Cerita Penemuan Situs Makam Nyi Mas Suradewi dan Kisahnya di Surade Sukabumi
Salah satu putranya, yakni Raden Suranangga alias Eyang Santri Dalem (Demang Pasirbatang) bersama istrinya Ming Maung Mangale-ngale Jukung, lanjut Ki Kamaludin, kemudian pergi ke arah barat dari Ciamis, dengan dikawal Raden Surabujangga.
"Mereka berangkat menuju Batu Kaca atau wilayah Jampangkulon, yakni pada awal 1750. Di wilayah tersebut, Eyang Santri Dalem membuka hutan di Pasirkanyere yaitu sebelah selatan dari Kampung Cigodobros, sekitar Terminal Surade saat ini atau Kampung Kateu sekarang," kata Ki Kamaludin.
"Di situlah Raden Suranangga (Eyang Santri Dalem) membuat perkampungan sebagai tempat istirahat," tambahnya.
Pada tahun 1758, kata Ki Kamaludin, Surabujangga berselisih dengan balad kompeni yang dipimpin Jonggosuro, tempatnya yang sekarang disebut Kampung Sindanglaya, Kelurahan Surade. Dikisahkan Jonggosuro beserta prajuritnya akan menangkap seluruh putra putri Jagabaya, namun dihalang halangi oleh pengawalnya yang setia yaitu Raden Surabujangga.
"Jonggosuro merasa gembira jika Surabujangga beserta seluruh putra putri Jagabaya dapat tertangkap, dan menyerahkan diri untuk diserahkan ke Belanda. Namun hal ini tidak terjadi," ujar Ki Kamaludin.
Disaat Surabujangga meminta waktu untuk berpikir mencari jalan terbaiknya, Ki Kamaludin menyebut saat itu tanpa diduga tiba tiba Surabujangga terkena sasaran lendam atau mata tombak semacam keris musuh hingga menembus dadanya.
"Jonggosuro kaget sebagai musuhnya ia tidak merasa memerintahkan anak buahnya untuk menombaknya. Bukan Jonggosuro saja yang merasa kaget, tatapi anak buah Raden Suranangga (Eyang Santri Dalem) pun merasa kaget dan secara spontan salah seorang baladnya mengibaskan pedang menebas lehernya Jonggosuro, sehingga terpental menggelinding," ujar Ki Kamaludin.
Menurut Ki Kamaludin, konon kepala Jonggosuro ini sering terlihat oleh orang-orang yang kebetulan lewat daerah Sindanglaya itu ketika malam kelam.
"Dan mungkin sampai kini sekitar lokasi Sindanglaya ini mereka menyebut Eyang Ego. Setelah Surabujangga gugur maka jenazahnya dibawa ke Kalang Bentang dan dikuburkan dekat Nyi Mas Suradewi," ungkapnya.
Ki Kamaludin menuturkan bahwa nama Kalang Bentang sendiri diambil dari penemuan fosil binatang laut berupa karang atau kerang berbentuk bintang (bentang) di Sungai Cikamuning, anak Sungai Cikarang.
"Fosil binatang laut Karang Bentang semacam ubur ubur, dengan ukurannya 89 sentimeter persegi. Pada tahun 1970 fosil itu masih ada, namun tidak sempat didokumenkan, sempat kembali dicari, namun tidak ketemu," ujar dia.
"Fosil bintang yang sudah membatu menjadi karang, sehingga sesepuh dulu menyebut Karang Bentang, dan berubah menjadi Kalang Bentang, pengaruh lafal atau methathesis," tandasnya.