SUKABUMIUPDATE.com - Memasuki musim kemarau, Pemerintah Kabupaten Sukabumi telah menetapkan status siaga bencana kekeringan yang berlaku dari 1 Agustus 2024 sampai dengan tiga bulan kedepan.
Hal ini disampaikan Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena. Ia menyebut dengan adanya penetapan status berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati ini, BPBD bergerak cepat melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait dalam pemenuhan air bersih.
"Bupati sudah mengeluarkan SK siaga bencana kekeringan. Hampir rata rata tiap tahun sama daerahnya yang terkena dampak kekeringan, tentu dalam konteks hari ini kita berkoordinasi berbagai pihak stakeholder yang bisa membantu dalam proses bantuan suplai air seperti Dinsos, BPBD, PU, PDAM dan perusahaan yang bisa bersedia membantu masyarakat yang kekurangan air," ujar Deden kepada sukabumiupdate.com, Rabu (28/8/24).
Baca Juga: Dua Kecamatan di Selatan dan Utara Sukabumi Laporkan Siaga Kekeringan
Sejauh ini, lanjut Deden, pihaknya telah menerima laporan kekeringan yang terjadi di dua wilayah utara dan satu wilayah selatan. Ia menegaskan, suplai air tidak bisa menyelesaikan permasalahan. Namun dapat membantu meringankan masyarakat meski tidak setiap hari karena unit armada yang terbatas.
"Suplai air hanya meringankan sementara. Dengan cakupan 47 kecamatan, distribusi air dari BPBD terbatas. Oleh karena itu, penting bagi masing-masing kepala kecamatan untuk mencari sumber mata air lokal. Solusi jangka panjang akan dibahas dalam Musrenbang dan dimasukkan ke SIPD untuk wilayah yang sering terdampak," jelasnya.
"Karena kemarau ini tidak hanya tahun ini, kemungkinan tahun depan dan kedepannya lagi akan terulang, sehingga dibantu didorong misalnya Sumur Bor atau Pipanisasi. Tapi kalau dengan konsep pipanisasi, ada sumur bor dan lainnya nampak sedikit-sedikit akan teratasi terutama dari sisi penyediaan sarana air dulu," sambungnya.
Deden menjelaskan, kemarau biasanya akan terjadi tiga bulan ke depan. Namun dirinya berharap tidak terjadi selama itu.
“Alhamdulillahnya Kabupaten Sukabumi masih siaga. Jangan sampai ekstrem. Mudah-mudahan tidak terjadi darurat kekeringan,” tandasnya.