SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah guru SMP dan SD di Kampung Ciloma, Desa/Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi, harus bersusah payah untuk berangkat menuju tempat mengajarnya. Pasalnya, perahu yang biasa digunakan melintasi Sungai Cikaso, kondisinya bocor karena sudah lapuk dimakan usia.
Video yang merekam momen para guru tersebut sibuk menguras air di perahu sebelum mengarungi Sungai Cikaso kemudian viral di media sosial.
Mereka diketahui mengajar di SMPN 4 Cibitung Satu Atap dan SDN Ciloma. Di mana akses satu-satunya untuk mencapai sekolah tersebut harus menyusuri Sungai Cikaso sepanjang 12 kilometer dengan memakan waktu 45 menit dari dermaga apung di Kampung Ciniti, Desa Cibitung.
Kepala Sekolah SDN Ciloma, Mumus membenarkan bahwa sejumlah guru dalam video tersebut adalah tenaga pendidik di sekolahnya. Ia menyebut perahu sampan berbahan kayu yang digunakan khusus pulang pergi guru itu kondisinya memang sudah usang dan terdapat lubang.
"Perahu itu dapat bantuan tahun 2019, kondisinya sudah bukan bocor lagi, tapi sudah bolong. Kalau diperbaiki sama saja biayanya dengan membeli baru," kata Mumus kepada sukabumiupdate.com, Rabu (28/8/2024).
Baca Juga: Lulusan SMANSA Sukabumi Jadi Profesor Termuda, Mengenal Apa Itu Guru Besar
Menurut Mumus, perahu tersebut memang perahu khusus untuk guru yang berangkat dari dermaga apung di Kampung Ciniti. Sudah sepekan ini, kata Mumus, mereka kesulitan untuk menuju sekolah akibat kondisi tersebut.
"Ya, itu perahu khusus angkutan guru, dari dermaga apung Sungai Cikaso Kampung Ciniti Desa Cibitung menuju Kampung Ciloma. Kalau untuk angkutan pelajar ada 3 unit, itu adanya di Kampung Ciloma, antar jemput ke wilayah itu. Sudah seminggu ini, para guru kesulitan untuk menuju sekolah," tuturnya.
Guru SMPN 4 Cibitung Satu Atap, Indra Firmansyah menambahkan, setiap harinya perahu itu digunakan atau ditumpangi 13 pengajar termasuk kepala sekolah SDN Ciloma.
"Ada sekitar 9 pengajar di SMPN 4 Cibitung, dan 4 pengajar di SDN Ciloma, tambah Kepsek SDN Ciloma, yang menggunakan perahu itu. Mereka terdiri dari guru SMPN PPPK dari Parungkuda, ada dari Jampangkulon, Cibitung, serta Surade," jelas Indra.
"Perahunya sudah tidak bisa dipaksakan, terlalu berisiko. Kadang kami udunan untuk menyewa, kadang pernah ikut dengan perahu TNI," tandasnya.