SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Eka Nandang Nugraha, memberikan tanggapan terkait kondisi yang dialami oleh para pelajar di SDN Ciaripin, Kampung Ciaripin, Desa Munjul, Kecamatan Ciambar. Para siswa di sekolah tersebut terpaksa belajar di lantai panggung sekolah karena salah satu ruang kelas, yakni kelas V, mengalami kerusakan.
Eka menyatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan mengenai kondisi SDN Ciaripin dan akan segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menanggulangi kondisi ini.
"Saya sudah instruksikan ke bidang SD untuk survei ke lokasi. InsyaAllah, kondisi ini akan menjadi prioritas di tahun anggaran 2025," ujarnya saat dihubungi sukabumiupdate.com melalui pesan singkat, Selasa (27/8/2024).
Diberitakan sebelumnya, pelajar SDN Ciaripin di Kampung Ciaripin, Desa Munjul, Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi, terpaksa belajar di lantai panggung sekolah. Sebab, salah satu ruang kelas, yaitu kelas V, tidak memiliki jendela dengan lantai sudah rusak parah sehingga proses belajar dan mengajar terganggu.
Baca Juga: Kelas Rusak Tak Berjendela, Pelajar SD di Ciambar Sukabumi Belajar di Panggung Sekolah
Kepala SDN Ciaripin, Ismat, mengungkapkan kondisi sekolahnya memang telah memprihatinkan sejak dia pertama kali bertugas pada 2022. "Saat saya datang, beberapa ruangan sudah rusak. Lantai, kosen, bangku, dan meja banyak yang rusak. Pernah dapat satu bantuan untuk ruang kelas IV diperbaiki dan sekarang mengajukan lagi," kata dia kepada sukabumiupdate.com, Rabu (21/8/2024).
Selain kelas V, Ismat menyebut ruang kelas VI juga hampir mengalami kerusakan serupa, meski masih bisa digunakan karena memiliki pintu dan jendela. "Ada kelas lain yang hampir rusak, yakni kelas VI, namun masih bisa digunakan," katanya.
Sebab kondisi kelas sangat mengkhawatirkan, pelajar kelas V saat ini harus belajar di panggung sekolah secara bergantian. "Untuk mengantisipasi, siswa kelas V belajar setengah hari di panggung dan kemudian pindah ke ruangan kelas I sekitar pukul 10.00 WIB," ujar Ismat.
Ismad mengatakan untuk sementara waktu, pelajar terpaksa belajar di panggung hingga meja dan kursi yang baru tiba dari pihak pengusaha. "Saya khawatir jika terus dipaksakan belajar di ruang kelas yang rusak, nanti anak-anak bisa celaka. Untuk sementara mereka belajar di panggung menunggu kedatangan meja dan kursi baru," katanya.
SDN Ciaripin memiliki 195 pelajar dan 10 tenaga pengajar, di mana tiga di antaranya berstatus PNS dan tujuh lainnya merupakan tenaga honorer. Karena ruang kelas V dianggap tidak layak, sebanyak 40 siswa dan siswi kelas tersebut belajar di ruang panggung yang tersedia.
Selain mengajukan perbaikan ruang kelas, Ismat juga telah mengajukan permohonan untuk perbaikan fasilitas lainnya seperti toilet, perpustakaan, dan laboratorium. Namun, dia menekankan prioritas utama saat ini adalah perbaikan ruang kelas agar siswa bisa belajar secara baik. "Yang terpenting saat ini adalah memperbaiki ruang kelas dulu agar anak-anak bisa belajar dengan aman," katanya.