Jejak Raja Jawa di Sukabumi: Pelarian Mataram dan Kaisar Pakubuwono X yang Dicurigai

Senin 26 Agustus 2024, 11:44 WIB
Kunjungan Pakubuwono X ke schuttevaer, toko cokelat di Sukabumi, pada September 1922. Bangunan tersebut kini menjadi kantor Bank Mandiri di Jalan Ahmad Yani Kota Sukabumi. | Foto: Irman Firmansyah

Kunjungan Pakubuwono X ke schuttevaer, toko cokelat di Sukabumi, pada September 1922. Bangunan tersebut kini menjadi kantor Bank Mandiri di Jalan Ahmad Yani Kota Sukabumi. | Foto: Irman Firmansyah

SUKABUMIUPDATE.com - Istilah Raja Jawa yang diucapkan Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat berpidato pada agenda Musyawarah Nasional XI Partai Golkar di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2024, menimbulkan sorotan.

Pernyataan itu menunjukkan pengakuan dan penghambaan terhadap orang tertentu yang disebut raja oleh Bahlil. Meski tak ada penjelasan lebih lanjut, namun sosok Raja Jawa ini diduga kuat mengarah kepada Presiden Jokowi. Figur Jokowi dinilai sangat mendominasi situasi politik, seperti raja di negara yang kini bersistem republik.

Di sisi lain, gonjang-ganjing soal Raja Jawa juga bukan hal baru dalam catatan sejarah Sukabumi. Pada masa Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), wilayah ini mengalami beberapa kali kejadian yang berkaitan dengan sikap dan kebijakan sang raja.

Pengamat sejarah Sukabumi Irman Firmansyah mengungkapkan salah satu dari dua kejadian ini adalah ketika Sultan Agung, Raja Mataram, gagal menyerang VOC pada 1628. Banyak pelarian pasukan Mataram yang masuk ke wilayah Sukabumi karena diancam hukuman mati apabila kembali dengan kekalahan atas VOC.

Latar peristiwanya, pasca-VOC bercokol di Batavia, Kesultanan Mataram mencoba melakukan penyerangan ke lokasi tersebut, salah satunya menggunakan pasukan Dipati Ukur. Irman menyebut dua kali penyerangan menghasilkan kegagalan sehingga pasukan ini diancam dengan hukuman pancung jika kembali dengan kegagalan.

Baca Juga: Sepak Bola dan Paris dalam Ikatan Sejarah Keluarga Mundt di Sukabumi

"Sebagian pasukan Dipati Ukur kemudian melakukan pemberontakan terhadap Mataram. Salah satunya adalah kepala sunda bernama Dipati Ukur, yang menurut F. de Haan, telah memberontak terhadap Raja Jawa tersebut dan lalu bersembunyi dengan para pengikutnya di Palabuhanratu, Sukabumi," kata dia kepada sukabumiupdate.com, Senin (26/8/2024).

Sisa pasukan Dipati Ukur ini awalnya melarikan diri ke Banten dan diterima pangeran Banten. Namun mereka selanjutnya bermukim di Palabuhanratu. Nicolaas Johannes Krom dalam buku "Rapporten Van Den Oudheidkundigen Dienst In Nederlandsch-Indie (1914)", menyebut bahwa setelah berpindah-pindah dan terdesak, pasukan itu berhasil ditangkap. Dipati Ukur dibawa kembali ke Mataram dan dihukum mati oleh orang-orang sunda sendiri pada 1632.

Selain menjadi tempat pelarian pasukan Kesultanan Mataram, Sukabumi juga menjadi jajahan VOC karena ulah Raja Jawa saat VOC berhasil merebut Batavia dari tangan Banten. Secara pelan-pelan mereka mulai menguasai wilayah-wilayah sekitar, termasuk Priangan melalui kompensasi bantuan militer. Salah satu contohnya adalah perjanjian penyerahan wilayah selatan Gunung Gede yang dibuat pada 25 Februari 1677 dan 19 atau 20 Oktober 1677.

Kesultanan Mataram Mataram lewat Amangkurat II menyerahkan pengelolaan wilayah itu kepada VOC sehingga membuat Sukabumi di bawah kekuasaan Belanda dan dimasukkan dalam Batavia Ommelanden atas imbalan penumpasan pasukan Trunojoyo. Ketika Sukabumi dikuasai Eropa, secara umum memang tidak ada hubungan langsung dengan Raja Jawa.

"Namun pada 1922, sempat terjadi kunjungan Raja Jawa yaitu Pakubuwono X atau Pakubuwana X (Susuhunan Kesunanan Surakarta) yang dijuluki kaisar Jawa. Pakubuwono X menjadi fenomena karena dicurigai oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda ingin memperluas pengaruhnya di luar wilayah kekuasaannya saat itu," ujar Irman yang juga Ketua Yayasan Dapuran Kipahare.

Muncul beberapa tuduhan terhadap Pakubuwono X terkait aktivitas politiknya yang cenderung mendukung Jerman dalam Perang Dunia I. Kemudian perjalanan keluar daerah yang sangat sering dilakukan dan mendapat simpati publik mulai menjadi hal menakutkan bagi pemerintah. Perjalanannya yang sering bersifat inkognito, dianggap dapat membangkitkan semangat nasionalisme masyarakat. Tetapi uniknya, kunjungan ke Sukabumi yang diikuti banyak pembantunya, ternyata bukan tujuan politis, namun wisata dan kuliner.

Kunjungan Pakubuwono X ke Sukabumi terjadi pada 23 hingga 25 September 1922, didampingi abdi dalem dan istri keduanya bernama GKR Hemas (GBRA Mursudarinah). Terlihat, mobil yang dia koleksi turut dibawa, setelah kunjungan sebelumnya ke Buitenzorg yakni pada 22 September1922.

Pakubuwono X menginap di hotel Selabatu dan menikmati tiga hari kunjungannya dengan membawa 52 rombongan. Mereka tiba hari Jumat siang di hotel dan disambut oleh pensiunan asisten residen van den Bosch serta istrinya yang merupakan kenalan lama sang raja. Bupati Sukabumi dan istrinya ikut menyambut serta beberapa anggota dewan kota karena saat itu telah terbentuk Gemeente Sukabumi, meski belum ada wali kota.

"Mereka mengadakan jamuan makan dan keliling hotel melihat-lihat ruangana hotel, di antaranya ruangan biliar. Staf Pakubuwono X membagi-bagikan kain ke staf hotel yang kebanyakan orang sunda. Selepas itu sang raja beristirahat."

Pada hari kedua, sang Raja Jawa ini melakukan tamasya keliling kota, melihat-lihat suasana Sukabumi. Salah satu yang menarik adalah kunjungannya ke schuttevaer, toko cokelat di Sukabumi yang sudah terkenal ke beberapa daerah karena kelezatannya. Para pengunjung sering membandingkannya dengan De Grimms di Surabaya. Toko schuttevaer kini menjadi kantor Bank Mandiri di Jalan Ahmad Yani Kota Sukabumi.

Selanjutnya, malam hari, sang raja bertemu asisten residen dan melakukan pembicaraan ringan. Hari ketiga, Pakubuwono X bersantai di hotel Salabintana hingga saat jamuan makan siang. Tidak ada kegiatan penting dan hanya menikmati suasana Salabintana yang sejuk. Namun malam harinya sang raja bertemu Bupati Sukabumi Suria Natalegawa yang baru dilantik setahun. Sebelumnya, Suria sempat menjadi wedana Palabuhanratu dan dikenal sebagai pemimpin yang berhasil.

"Setelah puas berkunjung, besok paginya rombongan Raja Jawa itu meninggalkan Sukabumi menuju Sindanglaya dan Bandung," kata Irman.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi18 September 2024, 10:14 WIB

Pengerjaan Pelat Beton di Pabuaran Sukabumi Disorot Warga, UPTD PU Jelaskan Begini

Pengerjaan pelat beton untuk menutup saluran air ini dilaksanakan pihak ketiga.
Pelat beton di jalan kabupaten ruas Ancaen-Bojonghaur, tepatnya di Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Life18 September 2024, 10:00 WIB

6 Cara Menjodohkan Teman Agar Bisa Jadi Sepasang Kekasih

Menjodohkan teman agar bisa menjadi sepasang kekasih membutuhkan strategi yang hati-hati, agar tidak menimbulkan rasa canggung atau tekanan di antara mereka.
Ilustrasi. Menjalin hubungan asmara antara dua orang teman membutuhkan pendekatan yang cermat agar tidak menimbulkan tekanan psikologis. (Sumber : pixabay.com)
Sukabumi18 September 2024, 09:55 WIB

Tiga Pelajar Ditangkap, Pelaku Pembacokan Siswa STM di Surade Sukabumi

Korban mendapatkan penanganan medis di rumah sakit setelah mengalami luka.
(Foto Ilustrasi) Polisi menangkap terduga pelaku pembacokan siswa STM di Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Nasional18 September 2024, 09:27 WIB

2 Orang Tersangka! Modus TPPO ke Kamboja, Korban Diiming-imingi Kerja di Perusahaan

Kepolisian menetapkan dua orang sebagai tersangka yakni MZ dan PJ.
(Foto Ilustrasi) Polisi mengungkap modus pelaku kasus TPPO ke Kamboja. | Foto: Istimewa
Sehat18 September 2024, 09:00 WIB

Lebih Sehat Mana, Air Galon atau Rebusan Air Keran? Simak Disini Jawabannya!

Masyarakat umumnya masih menggunakan air galon dan air keran rebusan untuk kebutuhan cairan tubuh.
Ilustrasi. Air minum. Masyarakat umumnya masih menggunakan air galon dan air keran rebusan untuk kebutuhan cairan tubuh. : Pixabay/Pexels
Inspirasi18 September 2024, 08:54 WIB

Loker Pegawai Tetap Lulusan S1 Human Resources, Cek Disini!

Loker Pegawai Tetap Lulusan S1 Human Resources. Rekruter dari Indofood akan menghubungi pelamar via telepon atau email resmi Indofood, sehingga pelamar harus memastikan nomor telepon dan emailnya selalu aktif ya!
Ilustrasi. Karyawan. Loker Pegawai Tetap Lulusan S1 Human Resources, Cek Disini! (Sumber : Pexels/MARTPRODUCTION)
Kecantikan18 September 2024, 08:00 WIB

10 Manfaat Setting Spray untuk Make Up: Natural Tahan Lama Tanpa Cakey!

Setting spray adalah produk penting untuk memastikan makeup tetap segar, tahan lama, dan terlihat natural sepanjang hari.
Ilustrasi. Setting spray melengkapi tampilan makeup dengan memberikan perlindungan tambahan terhadap keringat, minyak, dan cuaca. (Sumber : Freepik/@freepik)
Life18 September 2024, 07:00 WIB

Hidup Lebih Tenang, 12 Manfaat Berpikir Positif Saat Menghadapi Masalah

Berpikir positif membantu mengurangi tingkat stres karena fokus pada solusi dan potensi perbaikan, bukan pada masalah itu sendiri.
Ilustrasi. Manfaat Berpikir Positif Saat Menghadapi Masalah. (Sumber : Pixabay)
Food & Travel18 September 2024, 06:00 WIB

Resep Donburi Chicken Teriyaki Simpel, Inspirasi Menu untuk Keluarga di Rumah

Berikut resep Donburi Chicken Teriyaki yang simpel dan mudah dibuat di rumah. Yuk, Recook!
Ilustrasi. Resep Donburi Chicken Teriyaki Simpel (Sumber : Pixabay/yuyun_fan)
Science18 September 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 18 September 2024, Semua Wilayah Potensi Berawan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan pada 18 September 2024.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan pada 18 September 2024. (Sumber : Pixabay.com/@Kanenori)