SUKABUMIUPDATE.com - Peristiwa kecelakaan di perlintasan kereta api kembali terjadi, kali ini dua pengendara motor tertabrak kereta api hingga terpental sejauh 15 meter. Satu dikabarkan tewas ditempat.
Diketahui, peristiwa itu terjadi di perlintasan kereta api tanpa palang pintu yang berada di Jalan Babakan Bandung, Kelurahan Nanggeleng, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi pada Minggu (25/8/2024) sekira pukul 16:15 Wib.
Berdasarkan informasi, dua pengendara motor itu merupakan seorang kurir di salah satu perusahaan penyedia jasa ekspedisi. Kecelakaan terjadi ketika bagian ekor motor tertemper kereta api (KA) Siliwangi jurusan Sukabumi-Cianjur.
Warga setempat, Opa Mustofa (58 tahun) menyebut kejadian bermula ketika pengendara motor melintas dari Jalan Amubawa Sasana menuju Jalan Babakan Bandung.
“Kejadiannya tadi motor lewat sana (Jalan Amubawa Sasana) ke sini (Jalan Babakan Bandung), sudah lewat motornya ternyata kereta kena buntut motor. Penumpang terpental 15 meter, yang bawa motor 5 meter,” ujar Opa.
Berdasarkan infromasi yang diterimanya, korban merupakan warga Jampang Kabupaten Sukabumi yang bekerja sebagai kurir. Pengendara motor yang melintas diduga tidak mendengar teriakan warga.
Baca Juga: Tekan Potensi Kecelakaan, PT KAI Tutup Perlintasan Kereta Liar di Sukabumi
“Yang bawa motor bukan warga sini. Katanya orang Jampang. Mereka kerja di kantor shopee. Boncengan mungkin mau pulang,” kata dia.
“Ada (teriakan warga) bahkan dibilangin sama si ibu itu juga, ada kereta, udah bilang gitu tapi ternyata nggak, mungkin nggak denger,” tambah dia.
Dia menyebut jika korban terpental sekira 15 meter dari lokasi kejadian, sementara motor terpental sejauh 5 meter. Akibat dari peristiwa itu satu korban dinyatakan meninggal dunia di TKP dan satu lainnya kritis dan langsung dibawa ke RSUD R Syamsudin SH.
“Dua-duanya laki-laki, terpental kurang lebih 15 meteran lah, kalau kendaraan motornya paling 5 meter. Kondisi korban yang satu masih hidup tadi dibawa ke bunut langsung sama angkot disini dipertolongan pertama, yang satunya barangkali udah tidak ada, meninggal,” ungkap dia.
Sementara itu, Ketua RW 01, Galang Putra Pratama menyebut jika korban diduga tidak hapal medan dan tidak mendengar teriakan warga.
“Kantornya di lingkungan kita (tempat korban bekerja). Ada klakson, tapi ketutup bangunan. Ibu-ibu juga sudah teriak kereta-kereta, tapi nggak tahu nggak kedengeran atau apa, pastinya kurang hapal medan," ujar Galang.
Terlebih Galang juga membenarkan jika perlintasan itu tanpa palang pintu, pihaknya juga mengaku telah berkomunikasi dengan PT KAI untuk pembuatan palang pintu di perlintasan tersebut.
“Sudah kita coba soundingkan (sampaikan) ke pihak PT KAI, tapi sampai sekarang belum ada respon. Bahkan saya tanyakan ke petugas PT KAI katanya ini bukan wilayah yang masuk ke Stasiun Kota Sukabumi, tapi masuknya ke daerah Gandasoli, lebih ke Bandung,” tutur dia.
“Di sini fasilitas perlintasan kereta juga kurang mumpuni, tidak ada palang. Dulu ada petugas yang jaga tapi sekarang tidak ada," sambungnya.
Galang berharap agar PT KAI dapat merespon permintaannya dengan adanya peristiwa tersebut. “Kami mengharapkan agar KAI merespons dengan kejadian ini. Karena saya sudah pernah sounding ke PT KAI, sampai hari ini belum digubris, supaya mengurangi risiko," pungkasnya.
Hingga berita ditayangkan, belum ada keterangan resmi dari kepolisian yang berhasil dihimpun sukabumiupdate.com.