SUKABUMIUPDATE.com - Warga berbondong-bondong mendatangi lokasi makam palsu di kampung Baru, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Puluhan makam itu kemudian dibongkar paksa, karena warga yakin tak ada jenazah yang dikubur di sana.
Keberadaan 41 makam palsu dan praktek klenik perdukunan kawasan tersebut diketahui warga sejak beberapa hari terakhir. Bahkan ada satu makam yang dianggap keramat dengan penutup kain putih dan beratap asbes.
Baca Juga: Bekas Tindik di Telinga Kanan, Polisi Ungkap Ciri Mayat Pria di Pintu Air Cibadak Sukabumi
Asep Ripaldi, salah seorang warga kampung baru menegaskan bahwa keberadaan makam tersebut tidak jelas dan sering dijadikan praktek klenik atau aktivitas perdukunan. "Ini mah bukan makam tapi ini klenik, makam makam gak jelas. Kalau dari pengakuan yang menjaga itu sudah 4 bulan," ucapnya kepada sukabumiupdate.com di lokasi makam palsu tersebut, Jumat (12/8/2024).
Asep juga menjelaskan jika warga sudah berusaha mengajak pendiri makam-makam itu untuk berkomunikasi, namun responnya malah dianggap tidak menyenangkan. "Yang punya ya nggak bisa diajak baik-baik. Kita juga sebagai warga juga manusia, kalau diajak baik kita juga baik. Ini malah nyolot, dia juga sempat gak terima, marah," lanjut Asep, menambahkan orang itu tidak sendiri alias punya banyak pengikut yang sering datang ke lokasi tersebut.
Baca Juga: Aksi 23 Agustus, Suara Kemarahan Mahasiswa Sukabumi terhadap Politik Dinasti Jokowi
Tak hanya warga, Kepala Desa (Kades) Citepus Koswara juga mendatangi lokasi tersebut bersama jajarannya. Koswara membenarkan jika di lokasi itu terdapat puluhan bentukan makam-makam yang sengaja dibuat.
"Bukan makam yang ada jenazahnya di dalam. Ini tanah digunduk dibentuk semirip mungkin makam," kata Koswara.
Baca Juga: Warga Resah, Puluhan Makam Palsu Ditemukan di Palabuhanratu Sukabumi
Menurut Kades Koswara pendiri kompleks makam itu mengakui jika kawasan itu diperuntukan bagi aktivitas ziarah ke leluhur atau karuhun. “Tadi menurut pengakuannya ada petilasan prabu siliwangi seperti itu disini," sambung Kades.
Inilah yang membuat warga marah, beber Koswara dan akhirnya berbondong-bondong datang dan menghancurkan makam makam tersebut. "Warga khawatir praktik mereka disini mengarah pada penyesatan, praktek perdukunan disini sehingga membuat masyarakat resah dan gaduh. Makanya tadi dimusnahkan semua oleh warga,” jelasnya.