SUKABUMIUPDATE.com - Seperti dipaksa hidup ditengah krisis air bersih, puluhan warga di Kampung Gunungbatu, Desa/Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi jadi langganan penyakit diare serta gatal-gatal setiap memasuki musim kemarau.
Kepala Desa Setempat, Dadan Apriandani mengatakan hal itu karena hampir 30 KK warganya itu terpaksa memanfaatkan air kolam untuk kebutuhan mandi dan mencuci.
“Kalau sakit diare sudah biasa, terus kan kalau dengan kemarau ini ada banyak sakitnya gatal-gatal ke kulit. Mungkin yang sekitar dekat kolam itu ada 30 KK yang terdampak gatal gatalnya, mandi menggunakan air kolam itu,” ujar Dadan kepada sukabumiupdate.com, Kamis (22/8/2024).
Baca Juga: Belasan Hektar Lahan Pertanian di Kebonpedes Mulai Kekeringan, Petani Berebut Air
Menurutnya, fenomena itu diakibatkan oleh kondisi air yang tidak layak untuk digunakan, pasalnya air cenderung berwarna kuning dan memiliki bau tak sedap. Kondisi itu juga disebutnya seperti tidak mengenal musim.
“Kita setiap tahun ya begitu, setiap tahun kita kalau hujan kadar airnya kurang bagus, tidak jernih, kalau kemarau apalagi debit airnya kurang sehingga masyarakat terpaksa mengambil air ke kolam lagi yang aliran airnya mungkin dari sungai,” kata dia.
“Kalau kondisi air memang kemarau begini keruh airnya ada item ijo keruh sementara masyarakat pakai air mineral atau air galon aja, beli,” tambah dia.
Melihat hal tersebut, pihak Desa mengaku tak tinggal diam, banyak upaya yang telah dilakukannya seperti pembuatan sumur artesis pada tahun lalu, namun demikian tetap tidak maksimal.
“Tahun kemarin ada bantuan dari Polres Sukabumi Kota tetapi tidak mencapai harapan yang lebih baik bagi masyarakat, kurang maksimal intinya,” ungkap dia.
Selain itu, Pihaknya juga menyebut pernah mengajukan pembuatan sumur artesis yang diharapkan dapat menanggulangi persoalan yang dihadapi warganya itu.
“Kita dulu memang sudah pengajuan, bukannya kita tidak mau mengajukan dari dana desa tetapi dana desa kita juga terbatas karena ini tidak bisa dengan anggaran yang sangat minim karena ini harus mengaggarkan dengan anggaran yang maksimal mungkin dengan hasilnya juga maksimal,” ucapnya.
“Kalau perhitungan dari Pemdes dengan semua saluran ke masyarakat itu kurang lebih 500 juta itu cukup,” sambung dia.
Terlebih, ada sekitar dua keRt-an yang selalu terdampak kekeringan setiap tahunnya. “Kita memang kekeringan di Rw 04 itu ada dua Rt kita pengajuan dua Rt antara Rt 2 dan Rt 3 yang sudah ditindak lanjuti ke lapangan ini baru Rt 2,” pungkasnya.