SUKABUMIUPDATE.com - Puluhan makam palsu ditemukan di wilayah Katapang Condong, tepatnya di Kampung Baru, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Keberadaan puluhan makam palsu yang diduga dibuat oknum tidak bertanggung jawab untuk meraup keuntungan ini dikabarkan telah meresahkan warga. Bahkan ada satu makam yang dianggap keramat dengan ditutupi kain putih dan dilindungi bangunan beratap asbes.
“Kurang lebih ada 41 makam yang disusun dari batu yang ditemukan oleh warga setempat. Kami mendatangi tempat itu untuk memastikan tidak ada praktik yang menyimpang,” ungkap Firman Nirwana Bustomi, warga Palabuhanratu yang mendatangi lokasi tersebut.
Baca Juga: Mengenal Makam Keramat Mbah Karang Bolong, Destinasi Wisata Religi di Pesisir Selatan Sukabumi
Firman mengatakan, penemuan puluhan makam palsu itu telah menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Saat lokasi tersebut didatangi, orang yang diduga membuat makam-makam tersebut tidak berada di tempat.
“Warga menduga makam-makam ini sengaja dibuat untuk menarik perhatian dan menipu masyarakat dengan mengklaim sebagai makam keramat,” ungkapnya.
Firman mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya dengan istilah makam keramat. Karena menurutnya, itu tidak memiliki dasar kuat dalam ajaran agama Islam. Terutama asal usul sejarah makam tersebut.
“Kami mengingatkan warga agar tidak tertipu oleh keberadaan makam-makam yang dianggap keramat. Jangan asal percaya pada hal-hal seperti itu karena bisa menjerumuskan pada kemusyrikan,” tegasnya.
“Kami berharap pemerintah dan aparat setempat dapat segera menangani masalah ini untuk mengusut siapa yang bertanggung jawab atas pembuatan makam-makam palsu tersebut. Serta mencegah kejadian serupa di masa depan, agar tidak menimbulkan keresahan lebih lanjut di masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Citepus, Koswara mengaku baru mengetahui adanya makam palsu di lokasi tersebut. Ia kemudian mengonfirmasi penemuan ini kepada penggarap lahan.
"Saya juga kaget adanya penemuan makan tersebut. Setelah dikonfirmasi ke warga sekitar pak Haji Muhidin yang dimana beliau adalah penggarap, tidak mengetahui adanya makam di area tersebut dan pemilik garapan pun juga kaget," ujar Koswara.
"Memang ada orang pengakuannya dari Banten meminta izin kepada pa muhidin untuk mengolah lahan garapannya. Ya mungkin dengan niat baik dia atau untuk mengelolaan garapan itu diizinkan sehingga itu kebun yang asalnya banyak rumput jadi dibersihin," sambungnya.
Terkait adanya kabar ini, Koswara mengatakan, pihaknya bersama warga dan juga tokoh masyarakat akan langsung mengecek lokasi penemuan makam palsu tersebut.
"Baru mengetahui posisinya karena posisinya itu di hutan di atas bukit gitu dan saya juga tidak mengetahui, jumlahnya berapa," ucapnya.
"Insyaallah untuk antisipasi kami bersama warga atau nanti dengan tokoh masyarakat akan apa mendatangi ke tempat tersebut," tandasnya.