Jangan Punah! Mengenang Kejayaan Angkot di Sukabumi, Warna-warni Sejarah dan Rutenya

Rabu 21 Agustus 2024, 16:49 WIB
Warna-warni angkot sukabumi (Sumber: istimewa)

Warna-warni angkot sukabumi (Sumber: istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Tak hanya di Sukabumi, masa kejayaan angkot sebagai transportasi publik mulai meredup di semua wilayah di Indonesia. Khususnya daerah yang populasi transportasi onlinenya makin banyak.

8 tahun yang lalu, angkot di Sukabumi masih mengalami masa jaya, dimana penghasilan harian sopir mencapai Rp350 ribu, itu saat tarif angkot di sukabumi, jauh dekat Rp 4 ribu. Ini diungkap Ketua Kelompok Kerja Unit (KKU) sekaligus sopir Angkot Sukaraja, Ridwan (38 tahun), kepada sukabumiupdate.com, saat menggelar aksi mogok narik, Senin 12 Agustus 2024.

Ia mengakui jika kondisi ini terjadi karena adanya perubahan kebiasaan masyarakat, yang sebelumnya menggunakan angkot beralih ke transportasi online. “Pendapatan anjlok Sukarajaan jadi Rp 150 ribu teh kotor, bensin, belum harus setor. Dulu mah masih tinggi bisa Rp 350 ribu itu ongkos masih Rp 4 ribu,” kata dia.

Apa yang diungkapkan Ridwan ini tidak salah, karena melemahnya penghasilan angkot memang terjadi sejak transportasi online mulai beroperasi di Indonesia. Bukan cuma fenomena di Sukabumi tapi juga terjadi di banyak daerah di nusantara.

Setidaknya, sebuah penelitian dari dua orang dosen yang menyoroti Kebijakan Transportasi Online dan Konflik Sosial di Indonesia, juga menyampaikan hal serupa. Dikutip dari publikan online mereka, pada bagian kesimpulan Bambang Istianto dan Taufan Maulani, Dosen STTD Bekasi Jawa Barat dan Institut STIAMI Jakarta, menyebut taxi konvensional atau angkot semakin lesu diterpa transportasi online.

Keduanya menyimpulkan, kebijakan pemerintah soal transportasi online memberikan dampak terhadap taxi konvensional. Kehadiran transportasi online yang menggunakan aplikasi sangat berpengaruh terhadap kehidupan para sopir taxi konvensional, karena penghasilan menurun drastis dan sangat terpuruk kehidupannya, pendapatan turun sampai 70 persen.

Baca Juga: 6 Poin Kesepakatan Sopir Angkot dan Transportasi Online di Sukabumi Soal Jam Operasional

“Kondisi tersebut dialami para sopir taxi konvensional selama delapan (8) bulan sampai satu
tahun sejak diberlakukan transportasi online,” tulis keduanya dalam riset tersebut.

Sekali lagi, keberadaan transportasi online ini seperti ‘hadiah zaman’ yang sulit dibendung. Sebagaimana saat delman tersingkir becak, becak tergusur becak motor dan akhirnya menghilang ditelan zaman.

Apakah angkot juga akan menghilang ditelan zaman? Jawabannya bisa tidak, karena masih ada harapan mempertahankan angkutan umum konvensional di tengah gempuran zaman, dimana publik tak sedikit yang lebih memilih memanfaatkan kemudahan teknologi dengan menggunakan transportasi online.

Kedua dosen yang melakukan penelitian di atas, menyebut pada prinsipnya masyarakat komunitas sopir angkutan umum baik online dan konvensional memahami kebijakan pemerintah dengan harapan kebijakan tersebut bersifat adil dan tidak diskriminatif dan penegakan hukum yang tegas.

Dalam implementasi kebijakan terjadi banyak hambatan seperti para pelaksana kebijakan kurang kredibel, terjadi perbedaan persepsi dengan kelompok sasaran, maka pemerintah mesti melakukan pendekatan dan komunikasi yang intensif dengan kelompok sasaran sehingga konflik sosial tidak akan terjadi.

Menurut keduanya, fokus kebijakan bisa dimulai dari penegakkan pembatasan jumlah unit yang beroperasi, keadilan tarif dan zonasi.

Baca Juga: Seruan Jaga Kondusifitas Kota Sukabumi Usai Ribut Sopir Angkot dan Ojol Berakhir Damai

“Beberapa faktor hambatan dalam pelaksanaan kebijakan seperti pengawasan yang lemah, terbatasnya anggaran dan penegakan hukum yang belum optimal maka dengan peningkatan efektivitas pengorganisasian dan kemampuan manajemen yang handal sehingga konflik sosial bisa diselesaikan dengan tuntas. Pengelolaan transportasi online harus memperbaiki manajemennya dan berorientasi pada asas keadilan terhadap stakeholder terutama dalam perbaikan kesejahteraan dan penghasilannya,” tulis kedua dosen tersebut dalam bab kesimpulan penelitian.

Artinya, saat pemerintah hadir angkot alias angkutan kota yang menjadi salah satu ciri Sukabumi, tak perlu punah seperti becak karena kehadiran transportasi online. Karena selama ini angkutan umum ini menjadi magnet unik kawasan, karena kebijakan warna-warni angkot di Sukabumi sesuai dengan rute atau trayeknya.

Data Dinas Perhubungan dan Organda (Organisasi Angkutan Daerah) diketahui jika sedikitnya ada 10 warna angkot yang hilir mudik setiap hari di Kota Sukabumi. Mulai dari merah muda (pink) hingga ungu dan hitam, dan warna-warni lainnya.

Warna-warni angkot ini bisa ditemui di jalan Martadinata, jalan Gudang hingga ke stasiun timur Kota Sukabumi. Disana sejumlah trayek angkot melintas sehingga terlihat warna-warninya.

Lalu kenapa angkot di Kota Sukabumi harus warna warni? Dinas Perhubungan Kota Sukabumi menjelaskan warna warni dipilih untuk memudahkan warga mengenali jurusan setiap angkot.

Lalu sejak kapan angkot mulai warna-warni? Organda Kota Sukabumi mengatakan kebijakan beda warna angkot untuk setiap jurusan atau trayek di Kota Sukabumi dimulai sejak tahun 1996. Dimana sebelum kebijakan itu berlaku, angkot di Kota Sukabumi kebanyakan warna biru.

Baca Juga: Polisi Pastikan Isu Liar Angkot Tabrak Ojol di Kota Sukabumi Hoax!

Kemudian ada berapa warna dan jurusan angkot di Kota Sukabumi, Data seksi angkutan Dishub Kota Sukabumi mencatat sedikitnya ada 18 jurusan di Kota Sukabumi yang dibawa kewenangan pemda, tentu dengan warna warni yang berbeda. Untuk pemilihan atau penetapan warna, diserahkan pemda kepada pengurus trayek.

Trayek 02 warna Biru Jurusan Bungbulang, 03A warna Kuning Jurusan Lembursitu, 03B warna Merah Jurusan jalan Dwikora, 04 warna Merah Jurusan Goalpara, 05 warna Biru Jurusan Subang Jaya, 08 warna Hijau muda Jurusan Cisaat, 09 warna Biru Pelat Orange Jurusan Cikareo, 10 warna Merah Jurusan Selabintana, 11 warna Biru Jurusan Parungseah, 14 warna Putih Jurusan Bhayangkara, 15 warna Kuning Jurusan Degung, 20 warna Hijau tua Jurusan Balandongan, 21 warna Orange Jurusan Cicadas, 21A warna Biru jurusan Cikundul, 25 warna Hitam Jurusan Jubleg, 26 warna Biru Jurusan Baros, 27 warna Ungu Jurusan Nanggeleng dan 28 warna Merah Jurusan Limusnunggal.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi22 Februari 2025, 15:23 WIB

Erik Ditemukan, Pemancing Hilang Disapu Ombak Pantai Karang Daeu Sukabumi

setelah tiga hari hilang, Jenazah pemancing yang tenggelam di pantai karang daeu Sukabumi ditemukan
Proses evakuasi jenazah Erik, pemancing yang hilang disapu ombak pesisir geopark ciletuh Sukabumi (Sumber: dok balawista)
Entertainment22 Februari 2025, 15:00 WIB

Sejumlah Musisi Indonesia Berikan Dukungan Untuk Sukatani: Gausah Ditarik Lagunya

Grup band asal Purbalingga, Sukatani tengah menjadi sorotan publik usah mengunggah video permintaan maaf atas lagunya berjudul Bayar Bayar Bayar dinilai mengkritik kepolisian.
Sejumlah Musisi Indonesia Berikan Dukungan Untuk Sukatani: Gausah Ditarik Lagunya (Sumber : Instagram/@dugtrax)
Sukabumi22 Februari 2025, 14:24 WIB

Saksi Ungkap Fakta Soal Tanah, Adik Bacok Kakak Hingga Tewas di Cikahuripan Sukabumi

Saksi kasus adik bacok kakak hingga tewas ungkap fakta soal tanah
TKP adik bunuh kakak di Sayangkaak Cikahuripan Kadudampit Sukabumi (Sumber: su/awal)
Bola22 Februari 2025, 14:00 WIB

Link Live Streaming Persita Tangerang vs Borneo FC di Liga 1 2024/2025

Persita Tangerang akan menjadi temanya Borneo FC dalam pertandingan lanjutan BRI Liga 1 2024/2025 yang bakal digelar pada Sabtu, 22 Februari 2025 di Stadion Indomilk Arena, Tangerang.
Link Live Streaming Persita Tangerang vs Borneo FC di Liga 1 2024/2025 (Sumber : Instagram/@borneofc.id dan @persita.official)
Sukabumi22 Februari 2025, 13:43 WIB

Pedagang Makanan Merugi, Emak-emak Tunggu Solusi Wabah Lalat Peternakan Ayam di Cidahu Sukabumi

Pemukiman warga di Desa Caringin Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi adalah salah satu wilayah yang terdampak wabah lalat . Jarak pemukiman dengan lokasi perusahaan ayam itu kurang dari 1 kilometer.
Pedagang makanan merugi sejak wabah lalat serbu pemukiman di sekitar peternakan ayam di Cidahu Sukabumi (Sumber: dok pedagang)
Sukabumi22 Februari 2025, 13:02 WIB

Kakak Tewas Di Tangan Adik, Geger Pembacokan di Cikahuripan Sukabumi

Peristiwa kakak tewas di tangan adik, bikin geger kampung Sayangkaak Cikahuripan Kadudampit Sukabumi
TKP pembacokan di kampung sayangkaak Cikahuripan Kadudampit Sukabumi (Sumber: su/awal)
Bola22 Februari 2025, 13:00 WIB

Prediksi Persib Bandung vs Madura United di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

Persib Bandung akan bertemu dengan Madura United dalam pertandingan lanjutan BRI Liga 1 pekan ke-24 yang bakal digelar pada Sabtu, 22 Februari 2025 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api.
Prediksi Persib Bandung vs Madura United di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor (Sumber : Instagram/@persib dan @maduraunited.fc)
Nasional22 Februari 2025, 12:19 WIB

Retret Kepala Daerah, Wali Kota Sukabumi Bicara Fiskal dan Banyak Materi Penting untuk Kemajuan Daerah

“Hari kedua retret dimulai dengan pemaparan materi dari Mendagri, membahas hubungan pusat dan daerah, baik pemerintahan, keuangan dan lainnya,” ucap Ayep.
Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki dalam retret kepala daerah hari kedua (Sumber: dok ayep zaki)
Entertainment22 Februari 2025, 12:00 WIB

Tagar Kabur Aja Dulu Viral, Raffi Ahmad Bikin Tandingannya: Pergi Migran Pulang Juragan

Tagar Kabur Aja Dulu sedang viral di media sosial sebagai bentuk kekecewaan sekaligus keresahan masyarakat generasi muda terhadap kondisi Indonesia dari segi ekonomi, sosial, hingga politik.
Tagar Kabur Aja Dulu Viral, Raffi Ahmad Bikin Tandingannya: Pergi Migran Pulang Juragan (Sumber : Instagram/@raffinagita1717)
Life22 Februari 2025, 11:15 WIB

5 Tips Ampuh Agar Puasa Kamu Lancar Tanpa Lemas dan Lapar

Puasa adalah ibadah yang mengajarkan kita untuk menahan hawa nafsu, termasuk lapar dan haus. Namun, bagi sebagian orang, puasa bisa membuat tubuh terasa lemas dan lapar, terutama saat beraktivitas di tengah hari.
Ilustrasi Lemas dan Lapar Saat Menjalankan Ibadah Puasa (Sumber : Freepik/@onlyyouqj)