SUKABUMIUPDATE.com - Megathrust Selat Sunda akhir-akhir ini ramai diperbincangkan warga Sukabumi. Sebab, Sukabumi sendiri terletak tidak jauh dari zona subduksi Selat Sunda, sehingga sangat rentan terhadap dampak Gempa Megathrust.
Megathrust Selat Sunda yang dimaksud adalah gempa besar yang berpusat di Selat Sunda yang dapat menyebabkan kerusakan yang sangat parah. Ditambah dengan fakta wilayah laut selatan Sukabumi yang secara alami merupakan ujung Sesar Cimandiri, sehingga sering terjadi gempa.
Tak berhenti sampai disitu, pemodelan tsunami megathrust selatan Jawa yang dilakukan para ahli dan peneliti, termasuk BMKG, menyebutkan hampir semua wilayah akan terdampak.
Dari peta pemodelan tsunami, jika terjadi gempa dengan magnitudo 8,7 di zona Megathrust Selat Sunda (MSS), warga pesisir Sukabumi wajib waspada karena dalam waktu 20 menit ombak setinggi lebih dari 20 meter sapu pantai selatan dari Cisolok hingga Tegalbuleud.
Di wilayah pesisir Sukabumi, ombak dengan ketinggian rata-rata 3-20 meter, gelombang tsunami bisa mencapai Teluk Palabuhanratu meliputi wilayah Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu, hingga Simpenan, dalam 20 menit, yang mana Kecamatan Palabuhanratu menjadi titik terparah karena berada di teluk.
Baca Juga: 4 Manfaat Tol Ciawi Sukabumi untuk Jawa Barat, Jalan Alternatif ke Bogor Jakarta
Mengetahui fakta Dampak Megathrust Selat Sunda di Sukabumi itu, redaksi sukabumiupdate.com akhirnya menelusuri sebuah riset yang berkaitan. Riset itu dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Geografi, Universitas Indonesia pada tahun 2023 lalu, yakni Indira Indira bersama dengan Masita Dwi Mandini Manessa dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG.
Riset lebih spesifik meneliti tentang Megathrust di Sukabumi, bertajuk "Generating Evacuation Route for Tsunami Evacuation Based on Megathrust Scenario Hazard Model in Palabuhanratu Village, Sukabumi, West Java".
Seperti diketahui, Desa atau Kelurahan Palabuhanratu merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang rentan risiko gempa bumi dan tsunami. Kawasan Palabuhanratu bisa terkena dampak tsunami, terutama yang bersumber dari Gempa Megathrust Selat Sunda yang berkekuatan sedikitnya bisa mencapai 8,8 SR.
Baca Juga: Selat Sunda & Mentawai-Siberut, BMKG: Gempa Megathrust Indonesia
Menurut analisis tingkat bahaya tsunami di Kelurahan Palabuhanratu, riset menemukan sekitar 57,33 persen wilayah terkena dampak tsunami. Adapun ketinggian maksimum tsunami mencapai antara 18 hingga 22 meter, waktu tiba tsunami 22 menit, dan genangan maksimum sejauh 2 km.
Menariknya, hasil riset juga menunjukkan dari total 35 dusun atau RW, ada dua wilayah yang tidak terkena dampak tsunami, yakni dusun/rw 01 dan 35. Namun tidak semua orang dapat mencapai lokasi evakuasi tepat waktu, sehingga temuan penelitian ini masih memerlukan tambahan lokasi evakuasi vertikal.
Titik pengungsian lokasi di semua dusun di Desa Palabuhanratu tersebut meliputi Tempat Berkumpul GOR, Titik Perakitan RSUD, Tempat Berkumpul Polres, Tempat Evakuasi Taman Tenjo, Tempat Berkumpul Pasir Honje/SMK dan Titik Perakitan PDAM.
Catatan: satu wilayah evakuasi bisa menjadi titik lokasi pertemuan dari berbagai dusun dengan ragam waktu tempuh berbeda.
Baca Juga: 2 Sisi Potensi Laut Sukabumi: Gempa Megathrust Selat Sunda & Magnet Wisata Bocimi
Maka dari itu, riset tersebut fokus pada penentuan jalur evakuasi optimal, dilakukan dengan menggunakan metode Network Analysis – Shortest Path pada 34 titik yang tersebar di 33 dusun dan 1 Dermaga di Desa Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.
Hasil menunjukkan ada 34 jalur evakuasi optimal menuju lokasi evakuasi/titik berkumpul yang ada. Waktu tempuh evakuasi berkisar antara 2 hingga 38 menit, sedangkan jaraknya bervariasi antara 87 dan 1638 meter.