SUKABUMIUPDATE.com - Ancaman kekeringan kembali menghantui beberapa wilayah di seiring dengan berlangsungnya musim kemarau saat ini. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) siaga kekeringan.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena, menyampaikan bahwa beberapa daerah, terutama di wilayah Selatan seperti Kecamatan Ciracap, serta wilayah Utara seperti Kecamatan Cicurug, telah melaporkan tanda-tanda awal kekeringan.
"Sudah mulai dan sudah ada pemberitahuan dari masing-masing camatnya," ujar Deden kepada sukabumiupdate.com, Senin (19/8/2024).
Menurut Deden, pada minggu ketiga bulan Agustus ini, Kabupaten Sukabumi sudah masuk ke level siaga kekeringan. Namun, pihaknya masih menunggu laporan lebih lanjut dari para camat untuk dikoordinasikan tindakan penanggulangan yang diperlukan.
"Level siaga ini merupakan persiapan antisipasi menuju kekeringan atau puncak musim kemarau. Armada penanggulangan juga sudah siaga jika terjadi kekeringan," jelasnya.
Deden menuturkan bahwa setiap tahun, Kabupaten Sukabumi memang kerap mengalami kekeringan, terutama di daerah-daerah yang memerlukan suplai air bersih. "Dari pengalaman sebelumnya, kami sudah bisa memprediksi daerah mana yang berpotensi mengalami kekeringan, sehingga antisipasinya bisa dilakukan lebih awal," tuturnya.
Baca Juga: Masuk Musim Kemarau, Perumdam TJM Purabaya-Sagaranten Sukabumi Siapkan Ini
Selain itu, beberapa daerah sudah diantisipasi dengan pembuatan sumur bor dan infrastruktur lainnya, sementara daerah lain masih membutuhkan bantuan suplai air.
"Kami memanfaatkan potensi yang ada, seperti di daerah Cicurug, kami bisa meminta bantuan dari perusahaan air minum atau PDAM untuk berbagi zona," terangnya.
Namun, Deden juga mengakui bahwa bantuan penyaluran air bersih terkendala oleh keterbatasan armada, mengingat luasnya wilayah Kabupaten Sukabumi.
Mengenai durasi musim kemarau, Deden menyebut bahwa BPBD telah berkoordinasi dengan BMKG. Pihaknya mengeluarkan surat siaga kekeringan berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan pusat.
"Menurut BMKG, musim kemarau diperkirakan berlangsung dari awal Agustus hingga tiga bulan ke depan, yakni sampai Oktober," jelasnya.
Deden berharap agar tidak terjadi kekeringan yang luar biasa selama tiga bulan ke depan. "Mudah-mudahan tidak terjadi kekeringan yang luar biasa selama musim kemarau ini," pungkasnya.