SUKABUMIUPDATE.com - Camat Jampangtengah Kabupaten Sukabumi, Chaerul Ichwan akan secepatnya menyelesaikan koordinasi antara warga pemilik sawah di Desa Bantarpanjang yang belum mengizinkan pembangunan jembatan viral. Rencana pembangunan jembatan penghubung Jampangtengah dan Lengkong secara swadaya tertunda, karena pemilik sawah di lokasi tersebut belum mengizinkan lahannya terpakai untuk pembangunan pondasi.
Kepada sukabumiupdate.com, Kamis (15/8/2024) Chaerul menegaskan akan melakukan pertemuan musyawarah dengan kepala desa Bantarpanjang dan warga pemilik lahan. “Rencananya besok (Jumat) ada pertemuan untuk menyelesaikan masalah koordinasi tersebut. Pemerintah daerah tentunya berharap tidak ada kendala, dan jembatan itu secepatnya bisa dibangun dan dimanfaatkan oleh warga,” ucapnya.
Baca Juga: Tujuh Bulan Jabat Kapolres Sukabumi, Begini Kesan AKBP Tony Prasetyo
Sepengetahuan chairul, tidak ada bahasa ganti rugi dari pemilik lahan yang akan dipakai untuk pondasi, namun memang perlu komunikasi antar semua pihak. “Hasil konfirmasi ke Pemdes, belum ada menyebut nominal dan itu bukan minta ganti rugi, hanya kebijaksanaan saja,” lanjut Chairul.
Menurut Chairul, lahan yang akan terpakai pun tidak banyak, kurang lebih luasannya 80- 100 sentimeter,dan sawahnya juga masih bisa ditanam. “Akan ada musyawarah di kantor desa Bantarpanjang. Itu akan diselesaikan sama Pemdes Bantarpanjang, agar pembangunan jembatan tidak terhambat. Insya Allah bisa berjalan lancar,” pungkasnya.
Jembatan yang viral karena diseberangi warga khususnya pelajar walaupun rusak dan miring, akibat bencana banjir bandang bulan Juli 2024 silam ini rencananya akan dibangun oleh Komunitas Jampang Peduli, warga dan relawan. Sumber dana pembangunan dari open donasi sudah terkumpul Rp 100 juta.
Baca Juga: TKI Asal Cidadap Sukabumi Meninggal Di Arab Saudi, LAI Ungkap Penyebabnya
Dianggap cukup untuk pembangunan, belanja bahan dan operasional pengerjaan, Komunitas Jampang Peduli tidak memperkirakan akan ada ganti rugi lahan, sehingga tidak dianggarkan dalam keterbukaan open donasi kepada para donatur.
Suherlan, koordinator Jampang Peduli menegaskan sedari awal tidak ada anggaran untuk ganti rugi, sehingga dalam rapat koordinasi dengan pemda, kecamatan dan desa, ditegaskan soal kewenangan. “Kami ditugaskan untuk membangun, berdasarkan hasil donasi yaitu Rp 100 juta, untuk masalah koordinasi kewenangan dari pemerintah desa,” tegasnya kepada sukabumiupdate.com, Kamis (15/8/2024).
Sehingga lanjut Suherlan, berapapun nilai rupiahnya uang kebijaksanaan tersebut tidak dianggarkan dari dana yang dikumpulkan untuk membangun jembatan gantung baru penghubung Kampung Cigirang, Desa Neglasari, Lengkong, dengan Kampung pamoyanan atau Panyumputan, Desa Bantarpanjang, Jampangtengah, tersebut.
Baca Juga: Dikukuhkan, Daftar 32 Nama Paskibraka Kabupaten Sukabumi 2024 dan Asal Sekolah
Ia menambahkan, jembatan baru akan dibangun lebih panjang dan lebih tinggi dari jembatan lama yang hancur diterjang banjir bandang sungai Cikaso. “Lebih tinggi dari permukaan air sungai dibandingkan jembatan lama, bentangannya menjadi 70 meter kurang lebih. Karena lebih panjang posisi pondasi tanam sling harus menggunakan lahan warga yang ada di pinggir sungai,” bebernya.
“Kita belajar dari jembatan lama yang kini viral karena hancur diterjang banjir bandang. Jadi jembatan baru rencananya akan lebih tinggi dan lebih panjang. Untuk menghindari terjangan luapan sungai cikaso jika kembali terjadi banjir bandang,” pungkas Suherlan.
Baca Juga: Jejak AKBP Dr Samian, Lulusan Terbaik Akpol Jabat Kapolres Sukabumi
Diberitakan sebelumnya, bahwa Komunitas Jampang Peduli rencananya akan memulai pembangunan pada akhir Juli 2024, agar jembatan baru bisa beroperasi sebelum peringatan hari kemerdekaan RI 17 Agustus. Namun rencana tersebut terkendala, saat ini sama sekali belum ada pengerjaan karena belum dapat izin dari pemilik lahan, sementara semua bahan material untuk merakit dan membangun jembatan baru sudah berada di lokasi.