2 Sisi Potensi Laut Sukabumi: Gempa Megathrust Selat Sunda & Magnet Wisata Bocimi

Kamis 15 Agustus 2024, 09:22 WIB
Pemandangan di Sukabumi. Pantai Palabuhanratu Sukabumi menjadi salah satu magnet wisata Jawa Barat yang bisa dikunjungi pelancong lewat Tol Bocimi, namun juga menjadi titik terparah tsunami menurut hasil pemodelan tsunami megathrust selatan Jawa | Foto :

Pemandangan di Sukabumi. Pantai Palabuhanratu Sukabumi menjadi salah satu magnet wisata Jawa Barat yang bisa dikunjungi pelancong lewat Tol Bocimi, namun juga menjadi titik terparah tsunami menurut hasil pemodelan tsunami megathrust selatan Jawa | Foto :

SUKABUMIUPDATE.com - Sukabumi adalah satu diantara 27 Kabupaten/Kota di Jawa Barat yang memiliki ragam cerita menarik. Tak hanya soal lokasi Kota Sukabumi yang berada diantara Kabupaten -biasa disebut Kota Mochi diantara Sukabumi Utara dan Selatan alias di tengah-, tetapi juga fakta potensi dan ancaman yang sedang ramai diperbincangkan.

Potensi pertama adalah ancaman Gempa Megathrust Selat Sunda yang menyinggung Palabuhanratu dan sekitarnya. Kemudian potensi sisi lainnya adalah Tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi), akses strategis wisata Laut Sukabumi yang mempesona. Dua cerita Sukabumi tercinta dari sudut pandang berbeda, istilah saat ini disebut POV atau Point of View.

Artikel berikut akan mengulas tentang dua Sisi Potensi Laut Sukabumi tersebut berdasarkan catatan sukabumiupdate.com sebelumnya.

Potensi Gempa Megathrust Selat Sunda di Laut Sukabumi

Sukabumi terletak tidak jauh dari zona subduksi Selat Sunda, sehingga sangat rentan terhadap dampak Gempa Megathrust. Gempa besar yang berpusat di Selat Sunda dapat menyebabkan kerusakan yang sangat parah.

Wilayah laut selatan Sukabumi secara alami juga merupakan ujung Sesar Cimandiri, sehingga sering terjadi gempa. Misalnya pada 12 Mei 1923, gempa mengakibatkan menara-menara air di Palabuhanratu roboh. Pada zaman kolonial, belum diketahui apa penyebab gempa di Sukabumi tersebut.

Pemodelan tsunami lantas dilakukan untuk memperkirakan potensi bahaya tsunami di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa. Ada tiga skenario yakni segmen Jawa bagian barat, segmen Jawa bagian timur, dan segmen gabungan dari Jawa bagian barat dan timur. Hasil pemodelan tsunami menunjukkan potensi tsunami yang sangat besar dengan ketinggian maksimum 20,2 meter di dekat pulau-pulau kecil sebelah selatan Banten dan 11,7 meter di Jawa Timur.

Baca Juga: Lewat Tol Bogor Ciawi Sukabumi, Cek 6 Destinasi Wisata Sekitar Bocimi Ini!

Selain itu, hasil survei Badan Informasi Geospasial (BIG) 2022 menyebutkan potensi tsunami di Sukabumi cukup tinggi karena wilayahnya dekat dengan zona Megathrust Selat Sunda (MSS), sehinga ada kemungkinan terjadi gempa yang memicu terjadinya tsunami.

Terpisah, BPBD Kabupaten Sukabumi mencatat sejumlah wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi di sepanjang pesisir Sukabumi, diantaranya Palabuhanratu, Ciracap, dan Ujunggenteng. Adapun pantai di Kabupaten Sukabumi sepanjang 117 km meliputi Kecamatan Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu, Simpenan, Ciemas, Ciracap, Surade, Cibitung, dan Tegalbuleud.

Berdasarkan pemodelan tsunami megathrust selatan Jawa yang dilakukan para ahli dan peneliti, termasuk BMKG, hampir semuanya berdampak. Dari peta pemodelan tsunami, jika terjadi gempa dengan magnitudo 8,7 di zona MSS, warga pesisir Sukabumi wajib waspada karena dalam waktu 20 menit ombak setinggi lebih dari 20 meter sapu pantai selatan dari Cisolok hingga Tegalbuleud.

Di wilayah pesisir Sukabumi, ombak dengan ketinggian rata-rata 3-20 meter, gelombang tsunami bisa mencapai Teluk Palabuhanratu meliputi wilayah Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu, hingga Simpenan, dalam 20 menit, yang mana Kecamatan Palabuhanratu menjadi titik terparah karena berada di teluk.

Kemudian Ciemas dan sebagian Ciracap, Surade, Cibitung, dan Tegalbuleud, tsunami akan datang dalam interval waktu 10 hingga 20 menit, dengan ketinggian ombak bervariasi dari 8 hingga 20 meter. Pemodelan tsunami diukur dari muka air laut rata-rata (mean sea level), sehingga dalam kasus terburuk, tinggi tsunami dapat bertambah jika tsunami terjadi saat pasang.

Menjadi catatan penting bahwa, pemodelan tsunami memiliki ketidakpastian (uncertainty) yang sangat tinggi karena persamaan pemodelan sensitif dengan data dan sumber pembangkit gempa yang digunakan. Kajian potensi bencana seperti tsunami megathrust bukan bertujuan menakut-nakuti, namun untuk memperkuat mitigasi bencana yang harus dibangun bersama.

Oleh karena Seismic Gap Selat Sunda sudah berusia 267 tahun dan Mentawai-Siberut sudah usia 227 tahun, Daryono mengatakan, masyarakat Indonesia harus saling mengingatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa Megathrust ini.

Potensi Wisata Laut Sukabumi Lewat Tol Bocimi

Masih soal potensi namun dari sisi wisata, Laut Sukabumi juga menjadi magnet pariwisata di Jawa Barat. Apalagi dengan adanya Tol Bocimi yang mempermudah akses jalur transportasi darat.

Tol Bogor Ciawi Sukabumi (Tol Bocimi) memiliki panjang 54 kilometer. Rinciannya yakni Seksi 1 Ciawi-Cigombong (15,35 kilometer). Seksi 2 Cigombong-Cibadak (11,9 kilometer). Kemudian Seksi 3 Cibadak-Sukabumi Barat (13,7 kilometer). Seksi 4 Sukabumi Barat-Sukabumi Timur (13,05 kilometer).

Tol Bocimi Seksi 2 sendiri telah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Agustus 2023 lalu. Jokowi mengatakan pembangunan Tol Bocimi Seksi 2 menghabiskan anggaran Rp 3,2 triliun.

Update terkini, penanganan Tol Bocimi Seksi 2 pasca-longsor April lalu terus dipercepat. Kementerian PUPR menargetkan perbaikan selesai sebelum libur Natal dan tahun baru 2025.

Adapun sejumlah potensi wilayah Laut Sukabumi yang menjadi magnet wisata Jawa Barat ini diantaranya, Pantai Cikadal, Pantai Ujunggenteng, Pantai Palabuhanratu, Geopark Ciletuh, Pantai Palangpang, Pantan Cibangban dan masih banyak lagi.

Artinya, Laut Sukabumi tak hanya memiliki potensi dari sisi bencana alam saja (Megathrust Selat Sunda), melainkan juga sektor pariwisata yang menjanjikan dan sudah dirasakan hingga saat ini.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi20 Februari 2025, 23:44 WIB

Kusmana Hartadji Pamit, Serahkan Estafet Kepemimpinan Kota Sukabumi ke Ayep-Bobby

Kusmana Hartadji menitipkan Kota Sukabumi kepada pemimpin yang baru dengan harapan keberlanjutan pembangunan yang lebih baik.
Kusmana Hartadji serahkan estafet kepemimpinan Kota Sukabumi kepada Ayep Zaki dan Bobby Maulana. (Sumber Foto: Dokpim Pemkot Sukabumi)
Nasional20 Februari 2025, 23:43 WIB

Massa PDIP Geruduk KPK, Ancam Terobos Jika Hasto Kristiyanto Ditahan

Massa PDIP mendatangi Gedung KPK saat Hasto Kristiyanto diperiksa sebagai tersangka kasus suap dan perintangan penyidikan. Mereka mengancam menerobos jika Hasto keluar dengan rompi oranye.
Massa simpatisan PDIP berunjuk rasa di depan Gedung KPK, Jakarta, saat Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjalani pemeriksaan. Mereka mengancam akan menerobos jika Hasto keluar dengan mengenakan rompi oranye. (Sumber : Instagram/@pdiperjuangan)
Sukabumi20 Februari 2025, 22:57 WIB

Sertijab Bupati Sukabumi, Marwan Hamami Titip Pesan Pembangunan Berkelanjutan ke Asep Japar

Dalam suasana sertijab penuh haru, Marwan Hamami resmi serahkan estafet kepemimpinan Kabupaten Sukabumi kepada Asep Japar.
Proses Sertijab Bupati Sukabumi dari Marwan Hamami ke Asep Japar. (Sumber Foto: Istimewa)
Sukabumi20 Februari 2025, 22:16 WIB

Iyos Somantri Ucapkan Selamat atas Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi Terpilih

Wakil Bupati Sukabumi periode 2021-2025, Iyos Somantri, menyampaikan ucapan selamat kepada Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi terpilih periode 2025-2030, Asep Japar dan Andreas.
Wakil Bupati Sukabumi periode 2021-2025, Iyos Somantri, (Sumber : Dok Humas Pemkab Sukabumi)
Sukabumi20 Februari 2025, 22:12 WIB

Target 100 Hari Kerja Ayep-Bobby: Penumpasan Korupsi dan Tingkatkan PAD Kota Sukabumi

Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi periode 2025-2030, Ayep Zaki dan Bobby Maulana secara resmi diterima di Balai Kota Sukabumi.
Ayep-Bobby saat diwawancarai di Gedung DPRD Kota Sukabumi. Kamis (20/2/2025). (Sumber Foto: SU/Asep Awaludin)
Inspirasi20 Februari 2025, 21:51 WIB

Tagar #KamiBersamaSukatani Trending di X, Dukungan Mengalir untuk Band Punk Asal Purbalingga

Tagar #KamiBersamaSukatani trending di media sosial X usai band punk Sukatani menarik lagu Bayar Bayar Bayar karena dinilai menghina Polri. Warganet bersuara, memicu debat kebebasan berekspresi dalam seni.
Tagar #KamiBersamaSukatani trending di media sosial X usai band punk Sukatani menarik lagu Bayar Bayar Bayar. Warganet bersuara, memicu perdebatan soal kebebasan berekspresi dalam seni. (Sumber : X : barengwarga)
Sukabumi20 Februari 2025, 21:38 WIB

Kacab Perumda BPR Sukabumi Cabang Cikembar Wafat, Rekan Kerja Berduka

Kepala Cabang Perumda BPR Sukabumi Cabang Cikembar, Yudi Eka Sembada diketahui memiliki riwayat penyakit tipes.
Ucapan duka cita untuk kepala Cabang Cikembar BPR Sukabumi Yudi Eka Sembada yang wafat pada Selasa (20/02/2025). (Sumber Foto: BPR Sukabumi)
Sukabumi20 Februari 2025, 21:25 WIB

Perahu Nelayan Dikerahkan, Pencarian Pemancing Hilang di Laut Geopark Sukabumi Masih Nihil

Tim SAR gabungan melakukan pencarian pemancing hilang di Laut Geopark Ciletuh Sukabumi pada hari ini dengan dua metode.
Tim SAR saat gunakan perahu nelayan untuk mencari pemancing hilang di perairan Geopark Ciletuh Sukabumi. (Sumber Foto: SAR Jakarta)
Inspirasi20 Februari 2025, 20:45 WIB

Gagal CPNS Karena Tinggi Kurang 0,5 cm: Tri Cahyaningsih, Buruh Pabrik Peraih Skor SKD Tertinggi

Tri Cahyaningsih, Seorang Buruh Pabrik Peraih Skor SKD Gagal CPNS Gara-gara Tinggi Badan Kurang 0,5 cm
Tri Cahyaningsih, Seorang Buruh Pabrik Peraih Skor SKD Gagal CPNS Gara-gara Tinggi Badan Kurang 0,5 cm (Sumber : Instagram/@fakta.indo).
Sukabumi20 Februari 2025, 20:30 WIB

Pemukiman Diserbu Lalat, Emak-emak Geruduk Peternakan Ayam di Cidahu Sukabumi

Emak-emak asal Kampung Cibaregbeg Cicurug Sukabumi itu resah karena jumlah lalat semakin banyak dan terus bersarang di rumah mereka.
Sambil membawa panci dan alat masak, momen emak-emak geruduk peternakan ayam di Cidahu Sukabumi. (Sumber Foto: Tangkapan layar video/Istimewa)