SUKABUMIUPDATE.com - Sukabumi adalah satu diantara 27 Kabupaten/Kota di Jawa Barat yang memiliki ragam cerita menarik. Tak hanya soal lokasi Kota Sukabumi yang berada diantara Kabupaten -biasa disebut Kota Mochi diantara Sukabumi Utara dan Selatan alias di tengah-, tetapi juga fakta potensi dan ancaman yang sedang ramai diperbincangkan.
Potensi pertama adalah ancaman Gempa Megathrust Selat Sunda yang menyinggung Palabuhanratu dan sekitarnya. Kemudian potensi sisi lainnya adalah Tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi), akses strategis wisata Laut Sukabumi yang mempesona. Dua cerita Sukabumi tercinta dari sudut pandang berbeda, istilah saat ini disebut POV atau Point of View.
Artikel berikut akan mengulas tentang dua Sisi Potensi Laut Sukabumi tersebut berdasarkan catatan sukabumiupdate.com sebelumnya.
Potensi Gempa Megathrust Selat Sunda di Laut Sukabumi
Sukabumi terletak tidak jauh dari zona subduksi Selat Sunda, sehingga sangat rentan terhadap dampak Gempa Megathrust. Gempa besar yang berpusat di Selat Sunda dapat menyebabkan kerusakan yang sangat parah.
Wilayah laut selatan Sukabumi secara alami juga merupakan ujung Sesar Cimandiri, sehingga sering terjadi gempa. Misalnya pada 12 Mei 1923, gempa mengakibatkan menara-menara air di Palabuhanratu roboh. Pada zaman kolonial, belum diketahui apa penyebab gempa di Sukabumi tersebut.
Pemodelan tsunami lantas dilakukan untuk memperkirakan potensi bahaya tsunami di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa. Ada tiga skenario yakni segmen Jawa bagian barat, segmen Jawa bagian timur, dan segmen gabungan dari Jawa bagian barat dan timur. Hasil pemodelan tsunami menunjukkan potensi tsunami yang sangat besar dengan ketinggian maksimum 20,2 meter di dekat pulau-pulau kecil sebelah selatan Banten dan 11,7 meter di Jawa Timur.
Baca Juga: Lewat Tol Bogor Ciawi Sukabumi, Cek 6 Destinasi Wisata Sekitar Bocimi Ini!
Selain itu, hasil survei Badan Informasi Geospasial (BIG) 2022 menyebutkan potensi tsunami di Sukabumi cukup tinggi karena wilayahnya dekat dengan zona Megathrust Selat Sunda (MSS), sehinga ada kemungkinan terjadi gempa yang memicu terjadinya tsunami.
Terpisah, BPBD Kabupaten Sukabumi mencatat sejumlah wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi di sepanjang pesisir Sukabumi, diantaranya Palabuhanratu, Ciracap, dan Ujunggenteng. Adapun pantai di Kabupaten Sukabumi sepanjang 117 km meliputi Kecamatan Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu, Simpenan, Ciemas, Ciracap, Surade, Cibitung, dan Tegalbuleud.
Berdasarkan pemodelan tsunami megathrust selatan Jawa yang dilakukan para ahli dan peneliti, termasuk BMKG, hampir semuanya berdampak. Dari peta pemodelan tsunami, jika terjadi gempa dengan magnitudo 8,7 di zona MSS, warga pesisir Sukabumi wajib waspada karena dalam waktu 20 menit ombak setinggi lebih dari 20 meter sapu pantai selatan dari Cisolok hingga Tegalbuleud.
Di wilayah pesisir Sukabumi, ombak dengan ketinggian rata-rata 3-20 meter, gelombang tsunami bisa mencapai Teluk Palabuhanratu meliputi wilayah Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu, hingga Simpenan, dalam 20 menit, yang mana Kecamatan Palabuhanratu menjadi titik terparah karena berada di teluk.
Kemudian Ciemas dan sebagian Ciracap, Surade, Cibitung, dan Tegalbuleud, tsunami akan datang dalam interval waktu 10 hingga 20 menit, dengan ketinggian ombak bervariasi dari 8 hingga 20 meter. Pemodelan tsunami diukur dari muka air laut rata-rata (mean sea level), sehingga dalam kasus terburuk, tinggi tsunami dapat bertambah jika tsunami terjadi saat pasang.
Menjadi catatan penting bahwa, pemodelan tsunami memiliki ketidakpastian (uncertainty) yang sangat tinggi karena persamaan pemodelan sensitif dengan data dan sumber pembangkit gempa yang digunakan. Kajian potensi bencana seperti tsunami megathrust bukan bertujuan menakut-nakuti, namun untuk memperkuat mitigasi bencana yang harus dibangun bersama.
Oleh karena Seismic Gap Selat Sunda sudah berusia 267 tahun dan Mentawai-Siberut sudah usia 227 tahun, Daryono mengatakan, masyarakat Indonesia harus saling mengingatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa Megathrust ini.
Potensi Wisata Laut Sukabumi Lewat Tol Bocimi
Masih soal potensi namun dari sisi wisata, Laut Sukabumi juga menjadi magnet pariwisata di Jawa Barat. Apalagi dengan adanya Tol Bocimi yang mempermudah akses jalur transportasi darat.
Tol Bogor Ciawi Sukabumi (Tol Bocimi) memiliki panjang 54 kilometer. Rinciannya yakni Seksi 1 Ciawi-Cigombong (15,35 kilometer). Seksi 2 Cigombong-Cibadak (11,9 kilometer). Kemudian Seksi 3 Cibadak-Sukabumi Barat (13,7 kilometer). Seksi 4 Sukabumi Barat-Sukabumi Timur (13,05 kilometer).
Tol Bocimi Seksi 2 sendiri telah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Agustus 2023 lalu. Jokowi mengatakan pembangunan Tol Bocimi Seksi 2 menghabiskan anggaran Rp 3,2 triliun.
Update terkini, penanganan Tol Bocimi Seksi 2 pasca-longsor April lalu terus dipercepat. Kementerian PUPR menargetkan perbaikan selesai sebelum libur Natal dan tahun baru 2025.
Adapun sejumlah potensi wilayah Laut Sukabumi yang menjadi magnet wisata Jawa Barat ini diantaranya, Pantai Cikadal, Pantai Ujunggenteng, Pantai Palabuhanratu, Geopark Ciletuh, Pantai Palangpang, Pantan Cibangban dan masih banyak lagi.
Artinya, Laut Sukabumi tak hanya memiliki potensi dari sisi bencana alam saja (Megathrust Selat Sunda), melainkan juga sektor pariwisata yang menjanjikan dan sudah dirasakan hingga saat ini.