SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah sopir angkot trayek 01 Sukaraja-Pasar Pelita Kota Sukabumi menggelar aksi mogok massal pada Senin (12/8/2024) pagi. Mereka menuntut Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi melakukan pembatasan jam operasional angkutan online.
Berdasarkan pantauan pada pukul 09.30 WIB, aksi mogok narik itu dilakukan oleh sekurangnya puluhan sopir angkot dengan cara memarkirkan kendaraanya di Jalan RA Kosasih, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. Dalam aksinya, mereka juga menghentikan angkot trayek lain yang melalui lokasi aksi tersebut.
Salah seorang penumpang angkot trayek 04 Goalpara-Kota Sukabumi, Eka (40 tahun) merasa terkejut saat adanya penyetopan itu dan dipaksa untuk turun sebelum sampai tujuan.
“Yang namanya penumpang mah pasti kecewa, karena kan belum sampe tujuan tapi sudah diturunkan. Tapi gimana lagi saya juga terpaksa turun karena emang dipaksa turun,” ujar Eka kepada sukabumiupdate.com di lokasi.
Sebelumnya, Eka menyebut jika dirinya berangkat menggunakan angkot trayek 04 Goalpara dari Perum Bumi Rahayu Elok menuju Dago Kota Sukabumi.
“Awalnya saya naik dari Perum Bumi Rahayu Elok pake angkot Goalpara 04, kemudian setelah sampai pertengahan sudah ramai ada angkot dari Sukaraja 01 katanya mau pada aksi,” kata dia.
“Lalu tiba-tiba setelah lewat BNNK ini diturunkan secara paksa karena mungkin (sopir) ketakutan sama angkot-angkot dari jalur trayek Sukaraja ini. Iya, jadi tadi ada aksi penyetopan dari angkot trayek Sukaraja,” tambah dia.
Menurutnya, ada sekitar 10 orang penumpang angkot yang memiliki nasib yang sama dengan dirinya yakni diturunkan ditengah jalan sebelum tiba di tujuan.
“Penumpang ada sekitar 10 orang, semuanya diturunin, kebanyakan ibu-ibu mau belanja ke pasar. Saya nggak bayar karena belum sampe tempat tujuan, yang lain mah ada yang bayar,” ungkapnya.
Baca Juga: Tuntut Pembatasan Operasional Angkutan Online, Puluhan Angkot Mogok Narik di Sukabumi
Hal senada disampaikan, Entang (70 tahun) asal Nyalindung. Entang mengaku bingung setelah diturunkan karena tidak tahu harus pulang menggunakan apa.
“Mogok ada keluhan, karena kita mau naik angkot engga ada, mau naik grab ga punya aplikasi. Saya habis dari RS Hermina mau ke daerah nyalindung pulang dari rumah sakit, iyah kecewa,” pungkas Entang singkat.
Ketua Kelompok Kerja Unit (KKU) Sopir Angkot Sukaraja, Ridwan (38 tahun) mengatakan aksi mogok narik ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap para sopir angkot.
“Solidaritas dari angkutan kota (Angkot) soal (transportasi) aplikasi hoyong dibatas waktu, kita saling berbagi lah nya ari kitu tea mah milik moal kamana allah anu ngatur, tapi secara tidak langsung jadi memangkas,” ujar Ridwan.
Baca Juga: Angkot Mogok Narik di Sukabumi, Pelajar Dijemput Orangtua hingga Bus Wisata Ajak Kami
Menurutnya, sejak adanya transportasi berbasis aplikasi itu, pendapatan para sopir angkot semakin mengalami penurunan.
“Pendapatan anjlok Sukaraja mah jadi pendapatan Rp 150 ribu teh kotor, bensin, belum harus setor. Dulu mah masih tinggi bisa Rp 350 ribu itu ongkos masih Rp 4 ribu,” kata dia.
“Semenjak ada online jadi kalau kita Covid Corona itu masih lumayan lah cuman pas begitu sekarang kan di Sukabumi itu applikasi terlalu banyak grab, gocar, Maxim belum kan yang embel-embelnya seperti Shopee ada juga yang lokal kayak tetanggaku,” tambah dia.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kota Sukabumi, Imran Wardhani, membenarkan adanya aksi mogok massal oleh para sopir angkot.
Imran menyebut akan menampung aspirasi para sopir dan berkomunikasi dengan pihak aplikator transportasi online.
"Kami akan menyampaikan aspirasi mereka dan melakukan rapat lanjutan dengan pihak terkait," kata Imran.
Terkini, sekira pukul 12.10 WIB, di lokasi angkot trayek 01 Sukaraja-Pasar Pelita terlihat sudah membubarkan diri.